Prolog

18.3K 839 43
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

***

Bruk

Gadis pemilik mata indah itu, menganga sambil menatap lantai koridor sekolah dengan nanar. Es krim yang baru saja dibelinya dari kantin, harus jatuh tanpa bersalah hanya karena seseorang yang tiba-tiba menabraknya. Ia hanya dapat meneguk ludahnya untuk menerima kenyataan jika es krim yang belum sempat ia makan / minum itu, berakhir di lantai yang berdebu, dan tak bisa dinikmati lagi.

Ia mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa pelaku utama yang telah menabraknya, detik itu juga ia mencubit pinggang sosok cowok berhalis tebal itulah yang membuat dirinya harus merelakan es krim kesukaannya.

"Aaaww ... ish, main cubit-cubit gue aja lo," ujarnya, sambil menepis tangan gadis itu.

"Es krim Gigi jatuh gara-gara Bara, tuh. Itu es krim baru Gigi beli dari Mpok Lina! Belinya pakek duit, duitnya sepuluh ribu masih ada kembaliannya. Gigi baru buka kemasannya aja, belum Gigi jilat atau gigit itu es krim. Tapi, malah Bara jatuhin duluan. Es krim Gigi jatuh Bara, es krim Gigi jatuh. Dan, yang jatuh itu, es krim rasa coklat kesukaan Gigi. Bukan es batu, ataupun es balok," omel gadis yang bernama lengkap Gista Rajani Alveera itu, panjang lebar. Membuat cowok di hadapannya itu, mengusap-usap telinganya yang terasa panas.

"Gue tau itu es krim, santai aja kali nggak usah dijelasin dengan detail," ucap cowok itu, santai.

"Ish ... Bara, tuh, ya. Bukannya minta maaf sama Gigi."

"Ck, gue minta maaf."

"Udah, gitu aja?" tanya Gista sebal dengan cowok di hadapannya itu.

Debara Raja Adiatama—cowok yang menabraknya itu—menautkan sebelah alisnya. Sebelum akhirnya berkata, "Terus, gue harus apa? Katanya gue harus minta maaf, barusan gue udah minta maaf. Terus apa lagi?"

"Ganti es krim, Gigi!"

"Debara di mana kamu? Jangan lari, Bapak mau hukum kamu."

"Di mana murid bandel itu, cepat sekali larinya."

Samar-samar Bara mendengar teriakan guru BK yang sedari tadi ia hindari, ia harus cepat-cepat pergi dari sana sebelum ia tertangkap guru BK dan diseret ke ruangannya. Namun, baru saja Bara hendak berlari, tiba-tiba tangannya langsung dicekal oleh Gista yang masih tak terima es krimnya jatuh.

"Apa lagi, sih, lo?" tanya Bara cepat, sebelum guru BK itu menemukannya di sana.

"Ganti dulu es krim Gigi."

"Awas aja, nanti kalau ketemu. Saya kasih hukuman yang berat untuk kamu, Debara."

Suara Pak Supri—guru BK sekolahnya—itu mulai terdengar jelas. Itu artinya Pak Supri sudah dekat dengan keberadaan Bara sekarang. Bara ingin berlari, tapi gadis di hadapannya itu tak kunjung melepaskan tangannya, dan malah terus menagih ganti rugi padanya.

"Bara, ih, ganti es krim Gigi. Pokoknya Bara harus ganti," rengek Gista, bersi keras ingin es krimnya kembali.

"Nah, itu dia. Debara diam kamu di sana!" teriak Pak Supri, yang berhasil menemukannya. Ia harus cepat-cepat pergi dari sana, sebelum Pak Supri menahannya.

Sinyal 2G Gista ✓ [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang