Psychopath Obsession - 3

Start from the beginning
                                    

Sella menggelengkan kepalanya tak percaya mendengar ucapan Allferd sebelum pria itu keluar. Kini satu pertanyaan terlintas di benaknya, apakah di kehidupan sebelumnya ia telah melakukan dosa besar sehingga di kehidupannya sekarang ia terjebak bersama pria berbahaya yang nyawanya bisa hilang kapanpun pria itu inginkan.

"Dia bukan malaikat penjagaku namun dia malaikat pencabut nyawaku."

***

Stella melirik jam dinding kemudian menghela napasnya, sekarang waktu sudah menunjukan pukul 1 dini hari dan ia tidak bisa kembali tidur. Sudah lama ia tidak tidur selama itu karena sibuk dengan pekerjaannya yang tiada henti.

Rasa penasaran mulai menghantui Stella seputar privasi Allfed. Bagaimana ia tidak penasaran jika Allferd bisa mengetahui segala tentangnya, sedangnya dirinya sendiri tidak mengenal Allferd sedikitpun. Akhirnya karena penasaran, Stella mengelilingi kamar Allferd yang terdapat satu buah kasur berukuran king size, dan satu buah buffet, kamar mandi juga terdapat di dalam kamar Allferd.
Sebenarnya Stella ingin mengelilingi rumah Allferd, namun jujur saja karena sosok Allferd begitu menyeramkan di matanya membuat nyali Stella menciut untuk  keluar dari kamar.

Buffet 3 laci itu mebuat Stella penasaran akan isinya, mungkin mengintip sedikit tidak apa-apa, pikir Stella.

Stella membuka laci pertama, ia membelakakan matanya melihat isi laci itu. Biasanya isi sebuah laci adalah buku-buku atau peralatan yang lazim, tapi isi laci pertama Allferd adalah sarung tangan hitam, pisau lipat kecil dan pisau berukuran biasa serta dua buah pistol.

Stella meneguk salivanya dalam, 'dia memang malaikat pencabut nyawa'. Lagi pula untuk apa seseorang menyimpan benda-benda tajam seperti itu di dalam kamar?

Rasa penasaran Stella tak hanya sampai di situ saja, ia membuka laci kedua dan terdapat sebuah kotak hitam saja. Ketika Stella hendak membukanya dengan hati-hati, pintu kamar di buka dan suara Allferd membuatnya terkejut

"Sedang apa kau?" nada dingin itu seakan siap menusuk Stella.

Stella hampir melompat dari tempat saking terkejutnya, ia gelagapan dan tatapan tajam Allferd semakin membuat nyali Stella menciut.

"Aku tidak suka jika ada seseorang yang mengusik privasiku. Keluar!" usir Allferd tak tanggung-tanggung.

Stella menegakkan posisi tubuhnya, bersiap untuk melawan sosok Allferd. "Kau gila? Kau mengusirku pada jam dini hari?!" balas Stella tak kalah kencang.

"GET FUCKING OUT FROM MY ROOM, BITCH!" bentak Allferd, karena Stela yang tak kunjung bergerak meninggalkan posisinya terpaksa Allferd mencengkram pergelangan tangan Stella dengan kencang dan menyeret wanita itu keluar dari rumahnya. Tidak peduli jika Stella tak memakai mantel dan harus melawan udara dingin kota New York pada dini hari di luar ruangan.

Stella menarik napasnya dalam-dalam, meskipun Stella adalah seorang model seksi  dan aktris yang selalu berciuman dengan lawan mainnya dalam film romansa, tapi seumur hidupnya belum pernah ada yang mengatainya 'jalang' dan hari ini akan menjadi rekor dalam hidupnya.

Pertama kali ia di panggil jalang dan yang kedua ini adalah pertama kali Stella di usir pada dini hari melawan dinginnya kota New York tanpa penghangat sedikitpun. Apakah Allferd tidak berpikir jika Stella bisa saja mati membeku di luar sana?

"AKU BISA MATI MEMBEKU BRENGSEK!" Stella melepaskan cengkraman Allferd dengan sekali sentak.

Bukannya membentak Stella kembali, tanpa Stella duga Allferd mengeluarkan pistol dari saku celananya dan langsung menempelkan moncong pistol ke kepala Stella.

"Berhenti merengek atau pistol ini yang akan berbicara," desis Allferd, sorot matanya yang setajam silet sekan semakin emberitahu Stella jika Allferd sedang serius.

DOR!

Suara letupan pistol yang melengking di telinganya berhasil membuat Stella terkejut setengah mati dan bergetar ketakutan. Untung saja yang di tembak Allferd adalah pagar yang menjulang tinggi nan kokoh di belakang Stella menimbulkan suara bising alarm otomatis menayala. Ternyata pistol itu terdapat pelurunya dan tadi Allferd menembak pagar tepat di sebelah kepalanya.

Telunjuk Allferd mengangkat dagu Stella, menyuruh perempuan itu untuk menatap nya karena sejak tadi Stella menundukan kepalanya karena takut. Ekspresi dingin Allferd yang mematikan seakan sedang berlomba-lomba dinginnya dengan cuaca kota New York saat ini.

"Are you scared, bitch?" tanya Allferd penuh penekanan di setiap katanya, ralat Allferd lebih lebih menekankan di akhir kalimatnya.

Stella hanya terdiam, berusaha menetralkan rasa takutnya saat ini juga. Kemudian ia mengadahkan kepalanya, menatap Allferd dengan tatapan menantang.

"Kau mengusirku? Tanpa kau suruhpun aku akan pergi! Aku akan pergi dari hidupmu! Aku harap aku tidak pernah bertemu denganmu lagi," desis Stella kemudian berlari keluar rumah Allferd, meninggalkan Allferd yang tertohok karena ucapan Stella.

Stella berjalan seorang diri melawan dinginnya kota New York pada dini hari, dalam hati ia tak berhenti merutuki rumah Allferd yang berada di daerah sei akan penduduk dan ia juga merutuki pemiliknya. Bahkan Stella tidak tahu dirinya ada di mana sekarang, tidak ada kendaraan yang lewat satupun dan yang terpenting Stella tak tahan dengan udara dingin tanpa penghangat karena tadi Allferd langsung menariknya begitu saja membuat Stella tak sempat untuk menggunakan mantel serta sepatu boatnya terlebih dahulu. Stella merasakan kakinya sudah membeku sekarang.

Tiba-tiba sebuah mobil sport berwarna kuning terhenti membuat langkah kaki Stella juga ikut terhenti. Kemudian pintu mobil mewah itu terbuka otomatis, dan Stella dapat melihat Allferd yang sedang duduk tenang di kursi kemudi.

"Cepat masuk, kau akan mati membeku bodoh! Aku akan mengantarmu pulang,"

Psychopath Obsession MS#1 [EKSKLUSIF DI NOVELTOON]Where stories live. Discover now