Journal

Nggak Tau, Lah...

Aku nggak tau kenapa aku agak kesel sama orang yang bilang aku itu masih anak kecil. My mother, my brother, even my father who's not really here beside me saying that I'm still a child!

Well, technically aku udah 16, going on 17 this October. Dan menurutku aku udah cukup besar untuk tau dan ikut andil dalam masalah keluarga yang bener-bener berat.

Aku nggak bermaksud untuk pamer umur kok. Nggak, aku cuma bingung aja mau ngapain selagi nungguin mama ngelembur kerja di kantornya.

I mean, all of my bestfriend says that I'm more mature than they are. Mereka pikir kalau aku bisa mengatasi hal-hal berat--yang nggak biasa dijumpai sama remaja sekarang--dengan baik. Mereka bilang aku selalu ngelihat masalah dari semua sisi, baru aku cari solusinya. Mereka bilang kalau nggak ada aku, semuanya bakalan beda karena aku yang dianggap paling dewasa disana. Tapi aku nggak ngerasa gitu, karena aku sendiri belum bisa nyelesain masalahku sendiri, malah kadang aku suka sembunyi dulu baru ngehadepin masalahku. And it's totally immature, right?

Sekali lagi, aku nggak lagi pamer, oke?

My point is, aku udah bukan anak kecil lagi yang nggak harus tau apa-apa, tapi kayaknya mereka yang udah tua ini nggak sadar akan hal itu. Oke, aku yang paling kecil karena aku anak terakhir, tapi aku udah gede sekarang, at least they could just tell me what's going on here and not hiding it from me for any reasons.

Mungkin aku bisa bantu, kan? Keluarga dalam definisiku itu terbuka, kalau ada masalah, ya dibicarain bareng-bareng. But mine's not. Mereka bakalan jalan sendiri-sendiri, kalau udah mentok baru deh dateng-dateng sambil nangis-nangis atau marah-marah.

And then I was like, "What the hell is wrong with you people?" And they were like, "Just leave me alone!" Well, I can do better than that, then. I can shut people out so that they could mind THEIR business while I mind MY business. But it seems like I HAVE TO tell my problems because they still think that I can't handle things on my own.

Nggak tau, lah...