♡ istriku yang lucu ♡

Start from the beginning
                                    

"Diooon!" Gina mencubiti pinggang Dion yang tertawa puas.

"Et, nggak kena. Nggak kenaaa."

Gina berdecak ketika Dion mengejeknya sambil terus mencoba melayangkan cubitan. Gemas, dalam satu gerakan cepat Dion menggendong Gina ala-ala pengantin baru. Ya, teknisnya mereka masih bisa dikatakan sebagai pengantin baru mengingat usia pernikahan mereka yang masih cihuy-cihuynya.

Mata Gina membelalak mau copot. Kedua tangannya kontan memeluk bahu sang suami erat-erat. "Dion ngapain?! Turuniiin!"

Jantung Gina semakin ingin meledak ketika Dion membawanya berputar-putar. "Diooon!"

"Panggil gue sayang baru gue turunin," tawar Dion sambil menghentikan putaran.

Gina mendongak dengan alis yang sudah meruncing kayak angry bird. "Sayang palalu! Turunin kagak?!"

"Ya udah kalau nggak mau. Kalau pusing gue nggak tanggung jawab."

Gina menjerit sembari mengeratkan pegangan kala Dion kembali membawanya berputar kencang. Ih, Dion ini, jail banget jadi suami!

"Iya sayang, turuniiin!" seru Gina akhirnya setelah menelan rasa gengsi susah payah.

Dion berhenti dengan senyum tengil yang tercetak jelas. "Apa tadi? Nggak denger."

"Dion peyang!" rutuk Gina kesal.

"Eh, mau muter-muter lagi?"

Terkadang Gina ingin memiting kepala Dion dan ngekep cowok ini di atas genteng.

"Iya iyaaa Dion-ku sayangku cintaku dambaan hatikuuu! Puas lo?!" Gina mencibir mendengar kekehan menyebalkan Dion.

Dion mengempaskan tubuh di atas sofa masih dengan Gina yang berada dalam gendongannya. Jadilah sekarang Gina berada di pangkuan Dion seperti bayi yang meringkuk akan tidur. Bedanya Gina merupakan bayi raksasa dan kedua kakinya pun terulur di sepanjang sofa. Gina mencoba bangkit tapi Dion menahannya dalam dekapan erat.

"Yon, gue berat elah."

"Nanggung berat cinta gue ke elo aja sanggup, Nang."

"Halah---" Sebelum Gina mengomel lagi, dengan gerakan cepat Dion meletakkan telunjuknya di depan bibir Gina.

"Sst. Udah lo ah bawel amat, katanya mau dielus-elus." Dion membuat kepala Gina bersandar di dadanya dan mulai mengelus-ngelus rambut istrinya itu. "Tayang tayang tayang ...."

"Iya tapi kan nggak kayak bayi dikelonin gini juga." Jantung Gina bergemuruh. Namun, ia juga bisa merasakan detak jantung Dion karena telinganya yang menempel seperti ujung stetoskop pada dada suaminya yang benar-benar sender-able.

Dion tersenyum lebar dan mengusapkan pipinya ke puncak kepala Gina. "Biarin aja sih gue mau ngelonin bini gue."

Gina mendongak dan menatap Dion yang tersenyum meneduhkan. Sementara itu entah cuma perasaan Gina atau enggak, kepala Dion semakin menunduk dan pandangan mereka terkunci tanpa berkedip. Jemari Dion mengelus pipinya dengan lembut. Gina menelan ludah menyadari wajah suaminya yang mendekat perlahan tapi pasti dan tinggal beberapa inci lagi.

Tanpa sadar, Gina memejamkan mata. Astaga astaga astaga ini bukan pertama kali mereka melakukan sesuatu yang sedekat ini. Mereka pernah lebih dari ini. Tapi Dion selalu berhasil membuat Gina gugup setengah keder, malah ratusan kali lebih dari rasa gugup ketika ia akan berjuang dalam sidang skripsi.

Hembusan napas Dion yang semakin terasa membuat tangan Gina terkepal kaku. Telapak kakinya juga tergeletak pasrah. Wadaw, mantap nian Gina merinding disko dengan dahsyatnya.

Halal Zone (SEQUEL FANGIRL ENEMY) [complete]Where stories live. Discover now