"Sean?" panggil France hati-hati,

"Begini, aku tidak tau kenapa kau seperti ini setelah melihat perempuan itu datang kemari. Aku hanya bingung kenapa kau begini? Jika kau benar-benar menjadikannya taruhan, kau tidak usah memperdulikan perempuan itu," lanjut France sambil memandang serius kearah Sean. Mata coklatnya seakan meneliti ekspresi Sean.

"Aku setuju. Bukankah kau menganggap perempuan itu sama dengan wanita liar di club? Kurasa kau lebih berpengalaman soal perempuan," lanjut Barnett setelah mereka mengalami keheningan hampir 30 menit di ruangan itu.

"Panggil dia Megan, dia punya nama." koreksi Sean karena merasa terganggu pada France dan Barnett yang memanggil Megan hanya dengan embel-embel 'perempuan itu'.

Kedua lelaki tampan itu menghela nafas mendengar jawaban Sean yang jauh dari topik.

"Sekarang aku bertanya padamu, kenapa kau begini? Jujur saja Sean, kurasa kau menyukai perem- maksudku Megan,"

"France, kurasa itu tidak mungkin,"

"Itu mungkin..." jawab Sean pelan,

France dan Barnett menatap Sean bingung dengan alis saling bertaut.

"Kau -"

"Aku tidak tahu. Aku kadang-kadang aku suka bersamanya tetapi kadang-kadang aku tidak memperdulikan dimana dia berada," jawab Sean ragu-ragu, ia memiringkan kepalanya sambil berpikir keras,

"Ah itu situasi sulit," celetuk France sambil memegang dagunya, ia seakan menerawang apa maksud dari ucapan sahabatnya ini.

"Kurasa kau menyukainya, maksudku ada sedikit perasaan untuknya namun ego mu sangat tinggi sehingga perasaan itu tiba-tiba hilang dan kemudian datang lagi," jelas Barnett setelah berdiam tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Ah aku tidak mau membahasnya sekarang, aku ingin pulang. Kalian juga pulanglah," Sean beranjak dari sofa dan mengenakan jasnya. Ia hanya ingin minum alkohol sekarang dan jika mungkin, ia ingin menemui Megan dan menjelaskan semuanya secara jelas. Jujur saja setelah mengetahui perempuan itu mendengar percakapan mereka, hati Sean tidak tenang namun kembali pada poin yang telah di ucapkan Barnett, lelaki ini lebih memilih ego daripada perasaan.

*****

Megan tidak langsung pulang ke apartmentnya atau penthouse Sean, perempuan ini meminta Raleigh mengantarnya ke apartment Anna. Ia hanya ingin menangis sejadi-jadinya dan menceritakan semuanya pada Anna. Rasanya berdiri pun ia tidak sanggup setelah mengingat apa yang dikatakan Sean beberapa jam yang lalu.

"Sekarang jelaskan mengapa kau tiba-tiba berada di apartmentku dengan wajah menyeramkan? Ah ini bahkan bukan Halloween." celetuk Anna sambil memandang ngeri pada Megan yang menangis tersedu-sedu di sofa creamnya.

Perempuan itu menghela nafas pelan karena tidak mendapat jawaban yang diinginkan dari mulut Megan. Ia kemudian beranjak dari sana,

"Aku akan buatkan teh chamomile dulu," Dari yang ia baca, teh chamomile dapat mengatasi sedih dan depresi.

Setelah berdiam hampir 2 jam, Anna menyerah dan menghela nafasnya dengan keras.
"Meg, apa kau benar-benar tidak mau menceritakan masalahmu?"

Stole The Bastard HeartOn viuen les histories. Descobreix ara