24. Between Feeling and Logic

6.8K 295 14
                                    

Sejujurnya ia tidak mempermainkan perempuan itu, namun perasaannya hilang bak dibawa ombak ketika berhadapan dengan Barnett dan Francesco. Apa kalian berpikir jika Sean adalah seorang lelaki brengsek?

💚💚💚

Dapat hadiah si ganteng nih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dapat hadiah si ganteng nih
.
Voment gais luvv


Setelah adu mulut antara Megan dan Sean yang berakhir lelaki itu pulang, Megan menghempaskan badannya pada kasur ukuran kingsize itu.

Ia masih memikirkan perkataan Sean beberapa jam yang lalu,

Apa yang bisa kulakukan agar kau menghargai usahaku?

Sial!  Perkataan itu seakan menari-nari di pikiran Megan.

"Meg? Apa yang sedang kau pikirkan?"

Megan tersadar dari lamunannya dan melihat bahwa di depannya kini ada Raleigh Spencer. Sialan!  Bahkan Megan hampir melupakan jika ia sekarang sedang bersama lelaki ini. 

"Ah tidak apa-apa, hanya memikirkan tentang laporan yang akan dipresentasi di dosen pembimbing minggu depan." Alibi yang keluar dari mulut Megan keluar dengan lancar seperti tinja yang mengalir di sungai.

"Ah aku tidak percaya perempuan ini sudah hampir lulus kuliah," kekeh Raleigh ketika mengingat usia Megan yang terbilang muda untuk memakai toga.

"Itu karena aku pintar, jadi aku tidak sama dengan mahasiswa kebanyakan, kau tau?" Megan seakan menyombongkan dirinya dengan predikat siswi akselerasi yang ia miliki.

"Huh.. Kepintaran dan gelarmu tidak penting jika kau hanya menyombongkan diri..Perusahaan biasanya mencari seorang pegawai yang rajin dan kompeten..Apa gunanya otak pintar dan gelar jika hanya untuk disombongkan?" Telak. Ucapan Raleigh seakan memukul telak ucapan Megan. Perempuan itu tak berkutik seakan menyetujui apa yang dikatakan Raleigh

"Aku tidak berniat sombong. Kau sangat keterlaluan." Megan berucap sambil memanyunkan bibirnya kesal.

"Kekeke... Maafkan aku jika itu menyakitimu, tapi aku hanya memberikan statement mengenai susahnya mencari lapangan pekerjaan." Raleigh terkekeh saat menyadari bahwa perempuan didepannya ini tampak kesal akan ucapannya.

"Huh.. Tidak masalah. Aku tau akan hal itu, aku bukan perempuan yang bodoh."

"Kau terlihat menggemaskan jika sedang marah. Apa Mr. Lawrence berpikir begini jika melihatmu marah?"

Matanya memicing saat Raleigh terang-terangan mengucapkan nama Sean. Dia tidak ingin membicarakan atasannya atau lebih tepatnya mantan atasannya itu.

"Seleranya sangat rendah jika melihatku begitu. Aku tidak mungkin terlihat menggemaskan dimatanya."

"Hey.. Ada apa dengan nada bicaramu? Kau terdengar seperti putus asa akan cinta atau jangan-jangan kau suka pada Mr. Lawrence?"

Stole The Bastard HeartWhere stories live. Discover now