21. Marriage aren't one of my planning

7.4K 306 12
                                    

Sean tersenyum,
"Aku juga menyukaimu Megan Sanders."
Setelah itu ia berjalan menuju kemudi sambil melempar kunci mobilnya keatas. Ia tersenyum seperti anak remaja yang baru saja merasakan cinta.

-----

Jangan lupa comment dan vote 🖤

Hening.

Terasa hening ditambah suhu AC yang dingin membuat suasana tampak canggung. Dua orang manusia tengah bergelut dengan pikirannya kemudian salah satu diantaranya menghela nafas panjang.

"Sean,,apa kau tidak pulang? " akhirnya Megan menyerah dalam adu hening ini. Ia menghela nafas berat seakan sedang menghadapi masalah besar.

"Ini rumahku jadi untuk apa aku pulang?"

Megan menggertak giginya kesal. Ia akan menyesal jika terus-terusan berdebat dengan lelaki bermarga Lawrence ini.

"Ya..Baiklah terserah..Aku tidak peduli." ucap Megan pelan sambil berjalan menuju kamar namun ia berhenti karena Sean mengikutinya.

"Sean bisakah kau meninggalkanku sendiri kali ini?" tanya Megan dengan nada rendah.

Lelaki itu sedikit tertegun karena wanita ini tidak mengeluarkan kata-kata kebun binatangnya. Ia kemudian mengangguk pelan dan berjalan kearah kamar khususnya.

Dari dalam kamar terdengar suara gemericik air yang begitu jelas. Terlihat seorang lelaki dengan tubuh kekarnya tengah membersihkan diri. Setelah menghabiskan waktu selama 15 menit, Sean akhirnya keluar dengan menggunakan handuk sepinggang, hal ini tentu menjadi pemandangan yang sangat diinginkan para wanita.

Tak lama, ponselnya berbunyi dengan keras, ia kemudian meraih ponsel tersebut dan mendekatkan benda pipih itu pada telinganya.

"Ada apa Kendrick?" Tanya Sean pada Kendrick,

"Investasi dengan Future Group  dan Shawn.Co berada diujung pembatalan, pihak kita tidak bisa  menangani masalah ini." Kendrick menjelaskan perihal alasan ia menelepon tengah malam pada bosnya ini,

"Apa masalahnya?"

"Itu Tuan,,,"

"KATAKAN CEPAT!!!"

"Ada pihak yang mengetahui pekerjaan gelap perusahaan, Tuan."

"Sial..." Sean mengumpat keras. Sial bagaimana ini bisa terjadi padahal pekerjaan itu sudah ditutup rapat.

"Baiklah, atur rapat direksi besar-besaran pada jam 9 besok. Kau urus undangan rapat pada dua perusahaan itu."  Setelah mengucapkan itu, Sean menutup teleponnya dengan kasar. Ia berulang kali menghela nafas keras. Baiklah, dunia bisnis ini sangat menarik.

Sean kemudian men-dial seseorang lagi,

"Bianca atur rapat dadakan pada jam 9 pagi besok di ruangan besar lantai 4 dan panggil semua direktur dari setiap divisi untuk bersiap-siap. Ini akan menjadi rapat yang panjang jadi kau juga harus menyiapkan materi." Jelas Sean panjang lebar pada Bianca, sekretarisnya.

"Kenapa sangat mendadak Tuan?" Tanya Bianca terdengar bingung,

"Jangan bertanya, kau hanya perlu menyiapkan laporan perusahaan dalam dua bulan terakhir." Setelah itu Sean menutup ponselnya.

Ia duduk termenung dengan dahi berkerut. Matanya menyalang seakan ada yang mengusiknya dengan ganas. Dengan sigap ia memakai baju dan pergi keluar.

"Kau pulang?" Tanya Megan tiba-tiba namun tidak digubris oleh Sean. Lelaki itu hanya melewati Megan tanpa berkata apa-apa.

"Woah...ekspresi macam apa itu? Dia mengabaikanku?" Ucap Megan lagi, ia menatap punggung Sean yang mulai menjauh.

Stole The Bastard HeartWhere stories live. Discover now