23. Fainted

5.1K 246 8
                                    

"Sudah sayang, cukup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Sudah sayang, cukup. Aku tak sanggup mendengarnya lagi. Maafkan Aku. Itu pasti menyakitkan untukmu."

Harris  berusaha membasuh luka hati istrinya. Ia merasa menjadi laki-laki tak berguna. Ia tak berhenti menyalahkan dan memaki dirinya sendiri. Sungguh, selama ini tak pernah ia bayangkan akan seperti ini akibatnya. Perempuan yang ia cintai telah menderita karena ulahnya.

Harris berusaha merengkuh tubuh istrinya yang tertunduk lemas karena kesedihannya. Airmatanya semakin deras. Harris berusaha mengusap air mata itu. Namun Erika menghalau tangannya. Kini Erika benar-benar ingin  menumpahkan semua kekesalannya. Harris tidak tahu lagi harus berbuat apa.

"Sayang, aku mengaku salah. Please, maafkan aku. Beri kesempatan untuk memperbaikinya."

Harris terus memohon dan mengiba agar Erika memaafkannya. Ia menjelaskan, bahwa antara dirinya dan Sherly sekarang tidak ada apa-apa lagi. Harris lebih memilih Erika, ia tidak tergoda untuk kembali pada Sherly.

"Percayalah sayang, sudah dua tahun ini. Aku tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Sherly."

Erika terus menangis. Mata, pipi dan ujung hidungnya tampak merah dan membengkak.  Mungkin karena terlalu lama menagis dan terlalu sering mengusap hidungnya dengan tisu. Belum pernah Harris melihat Erika sesedih ini. Rasanya tak sanggup menyaksikan keadaan istrinya saat itu.

"Mas mau tahu, kenapa aku diam dan memendam semuanya?"

"Iya sanyang, tidak apa kau ceritakan." Jawab Harris sambil berusaha untuk menggenggam jemari istrinya.

Erika saat itu ingin fokus dengan kelahiran putrinya. Ia tak ingin terjadi pertengkaran hebat yang membuat dirinya tertekan. Sambil terus menunggu, siapa tahu Harris akan jujur padanya.

Ternyata, seiring waktu Harris terus memendam kebohongan itu. Erika pun semakin enggan membahasnya. Sedikit demi sedikit mulai luntur kepercayaan Erika terhadap suaminya. Ia mencoba menjalani apa adanya. Tak terlalu banyak berharap. Sehingga sikapnya menjadi dingin.

Yang membuat Erika semakij kecewa, karena tidak berhenti di satu saja pengkhianatan suaminya. Ternyata Harris mengulanginya lagi dengan perempuan lain. Tanpa sengaja Erika melihat suaminya menggandeng wanita yang tidak ia kenal keluar dari Mall Taman Anggrek. Padahal saat itu Harris bilang masih dinas di Kalimantan.

"Aku benci kamu, Mas. Jika pernikahan ini tidak membuatmu bisa menjadi lurus. Untuk apa di pertahankan."

"Erika, kamu selalu mengikutiku?"

"Tidak, Mas! Semua serba kebetulan. Jangan menutupi kesalahanmu dengan menuduhku seperti itu"

"Sudahlah. Ok, AKU MENGAKU SALAH. sekarang aku sudah berubah. Percayalah, sayang."

"Berubah! Bahkan saat Kamu ingin kita berbaikan lagi, Kamu masih membawa perempuan lain tidur di apartemenmu, Mas."

"Maksudmu, apa?!!"

Heart BreakerWhere stories live. Discover now