Prakata dan Bab.1

18.5K 600 5
                                    

WATTPAD WRITING CHALLENGE

Bismillah...

Hallo semuanya ✋😊
Alhamdulillah, akhirnya saya memberanikan diri ikutan tantangan seru dari para senior.

Saya merasa anak kemaren sore  dalam dunia penulisan novel. Ga apa-apa deh, kalo tidak ikut, kapan lagi membuat karya di wattpad 😍😍

Dan inilah novel pertama saya di Wattpad🌸

Ok, semoga suka dengan tulisan saya. Dan semoga bermanfaat. Jangan lupa, kasih vote (klik bintang), komen, atau add to library.

Makasih banyak, sudah mampir ke sini ya...

Happy Reading all

_____________________________________

                     1. Thirtieth

Seorang lelaki berjalan pelan menuju lift. Dengan blue jeans dan kemeja putih, dibalut jacket kulit hitam, ia terlihat cool. Tangan kanan menarik sebuah koper, dan tangan kirinya menjinjing tas laptop.

"Selamat malam, Pak. Alhamdulillah sudah kembali. Selamat beristirahat ya, Pak." Sapa security apartemen,  tersenyum seraya memberi hormat.

Sambil menekan tombol lift, pria itu menjawab dengan ramah. Sudah hampir pukul 12 malam. Ia baru tiba dari Balikpapan dengan penerbangan terakhir.

Perjalanan dinas luar kota yang melelahkan, ditambah macetnya kota Jakarta, membuatnya tak sabar ingin segera beristirahat. Wajahnya tampak lelah, namun tidak mengurangi kegagahannya. Tatapan mata yang teduh, sikapnya yang tenang dan caranya berbicara, menunjukkan bahwa ia bukan lelaki biasa.

Akhirnya sampai juga di lantai 18, apartemen no 180D. Dia tampak lega. Ruangan masih rapi seperti sebelum berangkat.  Memang sudah menjadi kebiasaannya, meninggalkan ruangan dalam keadaan bersih dan rapi.

Kebiasaan lainnya, meski lelah dia tidak langsung berebah. Dia meletakkan sepatu dan koper pada tempatnya. Lalu bersiap untuk mandi.

Apartemen tipe convertible.  Cukup luas dan mewah. Perabotannya tampak elegan. Dominan warna putih dan abu-abu. Semua tertata rapi dengan konsep modern minimalis. Di apartemen ini ia tinggal sendiri. Dan ia mencoba menikmati kesendirian itu.

Wajahnya terlihat fresh setelah mandi. Dengan balutan kaus oblong putih dan celana kolor abu-abu, ia tampak lebih tampan.

Ia menuju dapur untuk membuat  teh hangat. Setelah itu,  ia menikmati secangkir teh dengan duduk di sofa.  Sesekali membuka handphone-nya.  Lima belas menit kemudian, ia putuskan untuk  beristirahat di kamar.

Di kamarnya yang nyaman, ia mencoba melepaskan segala rasa. Rasa lelah, rasa kesal dan rasa kecewa pada seseorang yang seharusnya tinggal bersamanya saat ini.
Beruntung, karena lelahnya, malam itu ia  bisa tidur dengan nyenyak.

Lelaki itu adalah Harris. Lengkapnya Harris Prasetyo. Setelah lewat pukul 12 di malam itu, ia tepat berusia 30 tahun. Ia baru kembali dari dinas di Kalimantan Timur, untuk survey lokasi tambang batu bara.

Harris sudah berkeluarga. Istrinya bernama Erika. Mereka dikarunia seorang putri cantik berusia tiga tahun, bernama Marsya. Marsya sangat lucu dan menggemaskan. Harris sering lemas menahan rindu bertemu anaknya.

Hubungan Harris dan Erika  tidak baik. Sudah hampir lima bulan mereka pisah rumah. Awalnya Erika yang ingin pulang ke rumah orangtuanya. Namun Harris melarang. Jika ingin pisah rumah, biarlah Harris yang keluar. Karena itulah, Harris yang mengalah untuk tinggal di apartemen.

Heart BreakerTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon