14. Hukuman

11 2 0
                                    

Tinggg tingg....

Bel usai istirahat pun berbunyi. Menandakan bahwa istirahat telah usai. Dan murid-murid segera pergi menuju kelasnya masing-masing.

Tetapi tidak dengan 3 orang laki-laki yang sedang menatap seorang perempuan yang tengah menyantap baksonya.
Yup, itu Gita! Dan 3 orang laki-laki itu Al,Ari dan Raihan.

"Wehhh itu Gitaa kann? Bebep aing kok makan sendiri sih? Penguin Es kemana? Samperin ga ya?" pikir Raihan. Lalu ia memainkan jari tangan. "Samper, ga, samper, ga, samper, ga, samper... Eh ga deh.. Eh iya dehh.. Eh kok kek bocah gua" Raihan mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Ari dan Al hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat temannya itu.

"Samper aje udeh sono!" tukas Ari

"Nah, iya. Kalo ga gue aja deh nyamperin dahh...." pamit Al lalu berlari menuju meja Gita.

"Weh! Tuh bocah mo nikung ya! Awas aja!" lari Raihan menyusul Al. Ari pun mengikutinya.

Al menghampiri meja Gita.

"Haii" sapa Al

"Hmm" jawab Gita yang masih mengunyah penuh baksonya. Sudah bel dan harus cepat dihabiskan.

"Lo temennya Amel ya?"

Gita menghentikan kegiatan makannya. Lalu menoleh ke Al yang berada di depannya.

"Iya. Kenapa? Lo nyariin dia? Dia dikelas tuh. Hustt!sana gue mo makan dulu"

"Galak amat Git.."

"Eh lo tau nama gue darimana?"

Belum sempat Al menjawab, Ari dan Raihan sudah datang dihadapannya.

"Nah noh! Dari Raihan! Gue tau dari dia. Dia suka cerita tentang lo" cerocos Al.

"Oh ya? Lu cerita apa aja tentang gua han?" tanya Gita yang kini menoleh ke arah Raihan.

"Hmm.. Apa ya?" grogi Raihan. "Eh udah bel tauk! Masuk gih! Al kita kan pelajaran pak botak! Geceh ayooo" lanjutnya.

Raihan mendorong Al menjauhi kantin dan menarik tangan Ari.

"Dahh Gitt" pamit mereka bertiga.

Gita hanya menggelengkan kepalanya. Lalu ia tersadar, menepuk jidatnya sendiri.

"Mampus!ini udah bel daritadi, manalagi gua pelajaran Bu Yeni!kena abis dah gue ama tuh guru bk!" Gita menyeruput abis es tehnya lalu berlari menuju kelasnya.

••••

Murid-murid kelas XII-Ipa 2 sedang berjuang mati-matian menahan kantuknya akibat mendengar ceramah Bu Yeni, guru bk. Usai bel istirahat, Bu Yeni langsung memasuki kelas dan memberi pencerahan tentang kenakalan remaja.

Pelajaran yang sudah sering bahkan selalu didengar hingga murid-murid pun memlih tidur daripada mendengarkan. Tidur? Awas saja kalo ada yang berani tidur disaat Bu Yeni memberikan pengajaran. Ia tak segan-segan memfoto dan menaruh di mading foto muridnya yang sedang tertidur itu. Tak hanya itu, murid yang tertidur itu juga akan dipanggil ke ruang bk dan diberikan ceramah yang lebih ekstra.  Makanya mereka bertahan menahan kantuknya sambil tersenyum kecut ke arah gurunya jika sesekali gurunya itu melirik

Gita lari tergopoh-gopoh. Baru saja ia selesai makan langsung lari ke lantai 3 tempat kelasnya berada. Sedikit sakit memang perutnya akibat lari setelah makan.

Tokk tokk...

"Permisi bu.." sapa Gita memasuki kelasnya dan mencium punggung tangan Bu Yeni.

Bu Yeni menatap tajam Gita.

"Ini nih yang barusan ibu jelaskan kepada kalian. Telat masuk kelas juga contoh kenakalan remaja. Mau jadi apa kamu ini Git!" Bu Yeni marah. Bagaimana tidak, Gita telat masuk kelas selama 15 menit.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 02, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Penguin es Is MineWhere stories live. Discover now