Halaman Dua Puluh Delapan.

1.5K 403 10
                                    

1 Desember 2014,
Musim Dingin; Seoul.

Mata cokelat Jihoon menerawang lama. Mengerjap perlahan sebelum ia menarik segaris senyum tipis. Musim dingin kali ini turun hujan, gerimis. Pakaian kami tak begitu basah, hanya sedikit titik-titik air yang nampak tinggal di bahu dan lekuk potongan seragam.

Jihoon menarik napas panjang di sebelahku, mungkin resah, mungkin bosan.

"Kau tahu kenapa aku suka cokelat, Jin? Manis cokelat selalu berhasil menghilangkan rasa pahit. Aroma cokelat sedikit meredam aroma pekat darah. Sejak kecil, secangkir cokelat panas selalu menjadi hadiah ibuku ketika aku berhenti menangis. Adikku suka cokelat, dan aku belajar menyukainya juga. Adikku yang malang."

Jihoon membuka dompetnya kemudian menarik sebuah kertas foto lusuh. Aku tak tahu mana yang lebih lucu; fakta bahwa wajahnya dan adiknya yang terlalu mirip, atau fakta bahwa aku bisa mengenali Jihoon di antara keduanya.

28; ia jauh lebih terluka.

Jurnal Woojin; Tentang Jihoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang