udah lahiran (Aja)

343 14 8
                                    

"Belajarlah menghargai pendapat orang! Karena bukan buah bibir lu doang yang bener! Jangan Egois!"


Daniel membalikkan tubuhnya hendak memeluk istrinya. Namun saat dipeluk, terasa aneh baginya. Itu membuat ia terbangun dan menoleh kesamping. Bukannya tubuh istrinya yang dia dapati, tapi kaki istrinya. Ternyata Daehli sedang duduk dan bersandar dibagian sandaran ranjang.

"Kok ga tidur yang?" Daniel mendudukkan tubuhnya.

"Ga bisa tidur." katanya datar.

"Iiishhh... udah malem banget loh ini."

"Hampir pagi yang~"-Daehli.
Daniel merebahkan tubuhnya dipangkuan istrinya, kepalanya juga menghadap perut istrinya yang buncit itu. Dia juga mencium perut itu... Jam memang sudah menunjuk pukul 2 pagi.

"Ngerasain kan?"

"Iya²... dia nendang yang." jawab Daniel mendongak memandang istrinya.  "Daddy jadi ga sabar ketemu kamu..." lanjutnya sambil mengelus perut istrinya.

"Sabar dong... " Daehli pun tersenyum sambil mengelus kepala suaminya. "Perkiraannya masih 3 minggu lagi."

"Ehh... ehh dia nendang lagi! Jagoan Daddy nendang lagi humm." Daniel terus mengelus dan mencium perut istrinya. Sedangkan Daehli hanya tersenyum melihatnya sambil terus mengelus rambut suaminya.
"Aaa~ Daddy ga sabar ketemu kamu... Cepet keluar ya.. biar Daddy bisa liat kamu.. Cepet keluar sayang~"

Daehli mengerutkan keningnya, tangannya juga berhenti mengelus rambut suaminya. "Yang... yang... perutku sakit! Huaaa~ Niel!" dia berteriak sambil meremas kepala suaminya.

"Yang? kamu ga bercanda kan?"

"Niel! ini beneran sakit!! sakit! huaa~" Daehli menjambak rambut Daniel sangat keras.

"Yang... sakit².. iya²! Ini beneran mau keluar? Oke² kita kedokter sekarang." Daniel panik parah. "Ini lepas dulu ya." Daniel menarik tangan Daehli yang menggenggam erat rambutnya. Setelah terlepas, Daniel langsung mengenakan baju kemudian menyuruh supir menyiapkan mobil.

Digendongnya tubuh istrinya dengan gaya bridal style, tapi komuknya tetap saja super panik. Mereka pun berangkat kerumah sakit. Untung saja jalanan sedikit sepi, karena ini masih dini hari.

"Niel!! sakiiiitttt!!" Daehli menjambak rambut suaminya untuk menyalurkan rasa sakitnya. Tampilan Daniel juga sangat berantakan. Dia hanya menggunakan celana pendek dan kaos tipis. Tidak ada persiapan apapun karena, bayi diperkirakan baru akan lahir 3 minggu lagi.

"Iya² sabar... ini dikit lagi sayang!" Daniel menenangkan istrinya, padahal dia sendiri masih panik.
"Hallo Ma! bantu Daniel!"

"Huaaa~ sabar gimana! INI SAKITT!!!"

"ITU MENANTU MAMA KAMU APAIN?!!!"
Si Mama ikut teriak² mendengar Daehli teriak.

"Ma... ini tiba² perutnya sakit... Aw!"

"GHRRHHHH!! SAKIT!"

"Hah? LAHIRAN? aduh... aduh..  ini Mama susul kerumah sakit aja langsung."

Setelah sampai, perawat² berhamburan. Daehli pun dibawa keruang persalinan, dan proses persalinan pun dimulai. Yang boleh masuk hanya suaminya saja, memang saat sampai hanya ada suaminya saja sih :v

-Prosesnya ga usah ya... daku belum pernah merasakannya-

Sedangkan Mama Daniel sudah sampai, dan Mamanya Daehli juga sudah sampai. Mereka tampak khawatir, Si Mama bahkan mondar- mandir didepan pintu ruangan persalinan.

"Sayang.. kamu kuat oke."

"Ayo terus... terus..."

"Aduh Pa... itu anak kita gimana."

Kang Couple | Kdn [END]Where stories live. Discover now