6. I'm Not Afraid of You Boss

Start from the beginning
                                    

Megan memandang kesal kearah mobil yang sudah tak terlihat itu,
"Apa dia tak ingin memberiku tumpangan?" Tanya Megan pada dirinya sendiri dan kembali berjalan kaki menyusuri kota New York.

                             ***

Sean yang tengah memandang kota New York dari dalam mobil mewahnya menangkap seseorang yang tak begitu asing. Dahinya mengerut sambil mengingat siapa gadis yang tengah berjalan itu. Gadis keras kepala. Batinnya mantap.

"Kendrick, tepikan mobil kearah gadis berbaju putih itu," ucap Sean pada Kendrick—supir pribadinya.

"Baik tuan," jawab Kendrick sambil menepikan mobil menuju gadis berbaju putih yang tak lain adalah Megan Sanders, mahasiswi magang di kantornya. Sudah terlambat bertele-tele pula, decak Sean dalam hati.

"Berhenti," ucap Sean ketika gadis itu berhenti berjalan dan menoleh kearah mobilnya kemudian ia berjalan lagi seakan tak perduli,

"Jalankan mobilnya, ikuti terus," perintah Sean pada Kendrick.

"Baik tuan,"

Gadis itupun berhenti dan berjalan menuju mobil Sean dengan wajah kesalnya. Entah kenapa, melihat wajah sangar dan kesal Megan adalah hal yang sangat menyenangkan bagi Sean.
Sean tak terlalu mendengar apa yang gadis itu ucapkan atau bahkan umpatan yang dilayangkan kepadanya, ia hanya mengamati wajah kesal Megan se-detail mungkin.

Sean sebenarnya ingin memberi tumpangan kepada Megan karena ia tau dijam seperti ini, baik bus atau taksi jarang melewati jalan tersebut tapi karena ucapan menohok gadis itu yang sangat mengenai Sean membuat dirinya geram dan meninggalkan gadis itu sendiri.

"Anda juga terlambat, bukankah seorang atasan harus memberi contoh yang baik bagi karyawan dengan datang tepat waktu dan lihatlah anda sir, anda terlambat,"

Sean menggeram marah ketika mengingat ucapan kurang ajar Megan, gadis itu selalu melawannya bahkan ia sama sekali tidak terlihat takut kepada Sean,

Sekitar 10 menit Megan sampai menggunakan taksi yang kebetulan lewat saat ia sudah hampir kehilangan tenaga.

Saat ia memasuki kantor, ia sudah dihadang oleh Mrs. Pattinson.
"Miss. Sanders anda sangat terlambat hari ini," ucap Mrs. Pattinson tenang namun terdengar mengerikan.

"Maafkan saya, saya tidak menemukan taksi disepanjang jalan dan saya menemukan taksi saat hendak sampai kesini," ucap Megan lancar.

"Anda dipanggil Mr. Lawrence keruangannya. Saya harap anda tidak terlambat lain kali," ucap Mrs. Pattinson sambil berlalu dari hadapan Megan.
Apa lelaki itu ingin menghukumku? Batin Megan sedikit takut.

Megan kemudian berjalan menuju lift dan menekan angka 19 menuju ruangan Sean Lawrence.

"Ada yang bisa dibantu nona?" Tanya Bianca—sekretarisnya,

"Saya dipanggil oleh Mr. Lawrence." Jawab Megan,

"Nama anda?"

"Megan Sanders," balas Megan sambil terus melirik apa yang sedang dilakukan sekretaris bos arogan itu.

"Baik, silahkan masuk," ucap Bianca sambil menutup telepon dan tersenyum tipis pada Megan.

Megan berjalan pelan menuju meja yang berada didepan kaca besar yang memperlihatkan keseluruhan kota New York itu.
"Selamat pagi, sir." Sapa Megan pada seseorang dibalik kursi besar yang membelakanginya itu,

Seseorang itu membalik kursinya dan memperlihatkan seorang Sean Lawrence dengan wajah dinginnya tengah menatap tajam kearah Megan,
"Anda mengerti mengapa saya memanggil anda kesini?" Tanya Sean dingin pada Megan,

"I know," balas Megan sekenanya sambil duduk dikursi tepat didepan Sean,

"Saya tak menyuruh anda untuk duduk," ucapan Sean membuat Megan mendongak dan mendecak pelan,

"Kakiku sangat pegal, biarkan aku duduk sebentar sebelum aku diberi hukuman," celetuk Megan sambil memijit pelan kakinya yang terasa nyeri,

Sean menyeringai bak iblis,
"Anda ingin dihukum?" Tanya Sean tanpa menghilangkan seringaiannya itu,

"Bukankah setiap karyawan yang terlambat itu harus dihukum?" Tanya Megan polos,

"Baiklah, mulai sekarang anda akan menjadi asisten pribadi saya,"

Megan melotot mendengar ucapan Sean,
"Tunggu! Apa itu hukumannya?" Tanya Megan bingung,

"Ya, hukuman anda adalah menjadi asisten pribadi saya," jawab Sean enteng sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada,

"Aku tidak mau, aku seorang mahasiswi magang bukannya asisten," tolak Megan mentah-mentah,

"Kalau begitu saya jamin magang anda akan gagal," ancam Sean tenang,

"Kau tidak bisa menyalahgunakan kekuasan!" Protes Megan karena melihat Sean yang begitu semena-mena pada dirinya,

"Berhenti berbicara informal kepada saya nona, saya atasan anda disini," ucapan Sean membuat Megan kesal setengah mati, Sekarang aku benar-benar ingin menendang bokongnya. Batin Megan geram.

"You have only two choices, being my personal assistant or your internship will fail,"

"Kau sangat curang sir," desah Megan pasrah,

Sean mengangkat sebelah alisnya sambil tetap memandang wajah cantik Megan,
"Bagaimana?" Tanya Sean memastikan,

"Baiklah aku mau," jawab Megan terpaksa.

Sean menyeringai puas mendengar ucapan Megan, Welcome to my world little girl.

To be continue

Next update hari selasa

Stole The Bastard HeartWhere stories live. Discover now