Part 12 : Undangan makan malam

1.4K 196 29
                                    

Shinhye dengan cepat memasukkan cello-nya kedalam tas setelah pertunjukan berakhir dan memperbaiki gaunnya untuk terakhir kali sebelum menganggukkan kepalanya dengan percaya diri. Ia berjalan menuju pintu keluar di belakang panggung, Shinhye terkejut melihat Yonghwa sudah berdiri di luar gedung sambil memeluk tubuhnya sendiri karena cuaca yang dingin.

"Omo, apa kau sudah lama menunggu?" Shinhye dengan cemas bertanya dan berlari ke arah Yonghwa dengan membawa cello-nya saat ia melihat Yonghwa menggigil dalam diam.

Yonghwa tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aniyo, baru lima menit saja."

"Jadi, kemana kita pergi?"

"Aku akan mengikutimu."
"Bagaimana dengan kafetaria?"

"Mwo?"

"Kita tidak bisa terlihat di depan umum, Yonghwa. Penggemarmu akan membunuhku jika mereka melihat kita bersama dan aku tidak ingin wajahku muncul di berita utama besok."

Yonghwa mentertawai pikiran Shinhye yang tidak masuk akal, lalu ia mengangguk pada Shinhye dan mengikutinya ke kafetaria terdekat yang terletak di dalam gedung tidak jauh dari mereka. Shinhye membawa Yonghwa ke mesin penjual otomatis dan memasukan beberapa koin ke dalamnya lalu menekannya dua kali. Yonghwa tidak bisa menahan tawanya lagi dan mulai tertawa terbahak-bahak pada Shinhye yang menatapnya dengan rasa ingin tahu.

"Apa?" Shinhye menatap Yonghwa dan bertanya dengan polos sambil mengedipkan matanya beberapa kali.
"Aniyo. Hanya saja aku tidak pernah mengira kita akan melakukan coffee date seperti ini."

"Oke, Ini bukan kencan siapa yang peduli?"

Shinhye tersenyum malu pada Yonghwa dan mereka berdua berjalan menuju ke tempat kosong yang jarang dilalui orang lain. Tidak banyak orang malam itu mengingat besok malam Natal dan banyak dari mereka sudah kembali ke kampung halaman mereka untuk merayakan Natal bersama keluarga tercinta. Namun, Shinhye masih menjalani rutinitas lama yang sama. Natalnya sama selama lima tahun terakhir ini. Ia merayakannya sendiri, minum bir murah dari toko terdekat dan makan dua mangkuk ramen. Park Shinhye yang menyedihkan, batin Shinhye.

Shinhye menangkap Yonghwa menatapnya dengan rasa ingin tahu untuk waktu yang lama, membuat ia agak sedikit tidak nyaman dengan tatapan tajam itu. "Kenapa kau menatapku seperti itu?" Shinhye akhirnya bertanya hal yang membuatnya penasaran.

Yonghwa tersenyum dengan tulus dan menyesap es americano-nya. "Tidak apa-apa. Aku hanya tidak percaya akan bertemu denganmu lagi. Aku sudah mencarimu selama empat bulan terakhir ini, kau tahu?"

"Tapi, kenapa begitu? Kenapa kau harus mencariku? Kau tidak berutang apa pun padaku."

"Aku punya."

"Apa itu?"

"Permintaan maaf dan juga ucapan terima kasih."

Shinhye mengerutkan kening dan meletakkan es americano-nya di atas meja. "Terima kasih? Aku rasa aku tidak melakukan sesuatu yang spesial yang mengharuskan kau untuk berterima kasih padaku. Jika aku melakukannya, aku pasti ingat."

"Ya, aku meminta maaf tentang apa yang terjadi empat bulan yang lalu dan aku yakin, kau sudah memaafkanku. Saat ini, aku akan mengucapkan terima kasih karena kau telah mempercayaiku."

"Percaya padamu?"

"Deh, dan juga untuk dukunganmu terhadap musikku. Kau memungkinkan CNBLUE untuk membuat comeback, Shinhye. Aku tidak menyangka aku bisa menulis lagu baru jika bukan karenamu."

Itu benar. Yonghwa benar-benar jujur sekarang. Setahun yang lalu, ia benar-benar berpikir kalau ini adalah akhir dari perjalanannya sebagai seniman. Yonghwa pikir ia tidak akan pernah bisa membuat musik lagi. Ia kehilangan harapan dalam menulis lagu yang bagus dan ia bahkan berpikir untuk membuang semua gitarnya saat ia kembali ke rumah. Namun, Shinhye mengubah hidupnya. Shinhye mungkin sedikit menyebalkan sejak awal, mulutnya tidak pernah berhenti mengomel, tapi Shinhye membawa cahaya baru ke dalam diri Yonghwa. Shinhye membawa Yonghwa keluar dari masa kelamnya dan Yonghwa tidak bisa tidak berterima kasih pada Shinhye karena berhasil mengembalikan semangatnya.

Dating Mr Rockstar ✔ Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon