Part 6 : Pahlawan buta

1.5K 206 21
                                    

Sejak Shinhye memberitahunya tentang melakukan operasi mata agar ia bisa kembali normal dan melihat semuanya lagi, Yonghwa tidak tahu kenapa ia merasa gelisah. Yonghwa terus memikirkan permintaan Shinhye dan betapa polosnya Shinhye saat dia mengajukan pertanyaan itu. Shinhye benar-benar mengira aku orang buta, batin Yonghwa sambil mendesah berat. Sebenarnya ia telah menipu semua orang, benar-benar berarti seluruh industri musik dan bahkan membodohi anggota band-nya, manajernya dan bahkan perusahaannya. Tidak ada yang tahu kalau Yonghwa hanya berpura-pura buta karena ia ingin bersembunyi dari semua orang dan mengisolasi dirinya dari industri itu. Tapi masalahnya sekarang, Yonghwa mulai merasa bersalah atas tindakannya sendiri.

Haruskah aku mengatakan yang sebenarnya pada Shinhye? Dia tampak seperti gadis yang berpikiran terbuka, Yonghwa menggigit bibir bawahnya dan menganggukkan kepalanya dengan polos atas ucapannya sendiri.

"Hei, aku akan pergi ke pasar hari ini. Apa kau mau ikut denganku?" Ucap Shinhye dengan ceria membuat Yonghwa merasa lebih bersalah saat mengetahui kalau Shinhye begitu polos bahkan untuk menyadari kalau sebenarnya ia tidak buta seperti yang Shinhye kira.

Yonghwa tersenyum canggung dan menggelengkan kepalanya. "Aniyo, gwenchana. Aku akan tinggal di rumah saja." Yonghwa menjawab dengan dingin.

"Oh ayolah! Ini akan menyenangkan! Ditambah, kau sangat perlu keluar dari rumah dan merasakan sesuatu yang baru. Apa kau tidak lelah berjalan di tempat yang sama setiap hari?"

"Tidak juga, Kau pergilah."

"Ayolah, Jung Yonghwa!"
Yonghwa terkekeh pelan dan menggeleng tak percaya. "Kau tidak mau menyerah, ya?"

"Tidak."

"Arasso, ambilkan  sweater-ku."

Shinhye segera berlari menuju kamar tidur Yonghwa untuk mengambil sweater LA Lakers kesukaannya sebelum kembali beberapa saat kemudian, sweater sudah ada di tangannya. Shinhye menyerahkannya ke bintang rock itu dan memperhatikan Yonghwa yang mengenakan sweater warna ungu-kuning di tubuhnya sebelum meraih tongkatnya yang telah diletakkannya tepat di sebelah sofa. Shinhye mendesah saat melihat Yonghwa dengan panik mencari ponselnya di atas meja yang sebenarnya hanya beberapa sentimeter lebih jauh dari Yonghwa. Shinhye tidak tahan lagi dan ia segera meraih iPhone itu dan menyerahkannya pada Yonghwa.

"Hei, Jung Yonghwa! Kau meninggalkan ponselmu di dapur. Apa kau membutuhkannya atau tidak?" Shinhye berbohong dan menyerahkannya pada Yonghwa saat ia melihat bintang rock itu cemberut. Ia tahu kalau Yonghwa sangat membencinya saat ia membantunya dalam mencari barangnya tapi Shinhye tidak dapat menahan untuk tidak membantunya.

Yonghwa mengerutkan kening. "Tentu saja aku membutuhkannya!"

"Ini."

Yonghwa berpura-pura seperti ia tidak tahu kalau Shinhye-lah yang mengambil ponsel itu untuknya dan terus bertindak seperti orang buta sebelum dengan cepat menyambar iPhone itu dari Shinhye. Yonghwa menyimpan ponsel ke dalam saku jinsnya dan berjalan ke pintu sambil menunggu Shinhye mengunci pintu. Semenit kemudian, Shinhye kembali dan mendorong siku Yonghwa untuk mengatakan padanya kalau semuanya sudah terkunci dan mereka perlahan-lahan berjalan menuju pasar terdekat yang terletak beberapa blok di jalan. Hari ini sangat sepi dan keduanya tidak berusaha untuk mengatakan apa pun, membuat Yonghwa merasa lebih canggung karena Shinhye bukan tipe yang suka diam. Ia akan berbicara sepanjang hari dan satu-satunya yang membuat Shinhye berhenti berbicara adalah di saat makan dan tidur.

"Apa kau merasa tidak sehat hari ini?" Yonghwa bertanya tiba-tiba karena ia tidak tahan dengan kecanggungan di antara mereka. Yonghwa sudah terbiasa mendengarkan omongan Shinhye yang tidak bisa Yonghwa lakukan saat Shinhye tidak berbicara dengannya.

Dating Mr Rockstar ✔ Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum