3

60 9 14
                                    

"Mari kita tengok kembali kenangan-kenangan kita yang sudah lama hilang terbawa waktu dan mari kita rasakan sekarang, perasaan yang sudah hilang namun kembali lagi."

-----------------

Kevin membolak-balikkan halaman bukunya dengan gusar, ia yakin bahwa benda itu terselip diantara halaman buku paket seninya, tapi Kevin tidak menemukan apapun. Kevin mulai gusar dan gugup, ia tidak mau kehilangan benda itu, ia tidak mau kehilangan benda terakhir yang paling berharga di hidupnya itu. Tidak. Ia tidak ingin. Dengan perasaan yang gusar ia terus membolak-balikkan buku tersebut namun, tetap saja ia tidak bisa menemukan. Kevin pun mengacak rambutnya dan mencoba mengingat-ingat barang itu dengan jelas dimana ia simpan. Tak lama ia pun bergerak kearah rak bukunya dan membuka satu buku yang ia yakini barang itu berada disana, dan ketemu.

Kevin lega setengah mati lalu ia pun mengambil barang itu, yaitu selembaran foto perempuan berwajah manis dan kalem menampakkan deretan gigi putihnya yang sedang memakai baju Sabrina berwarna putih dengan memegang es krim cone coklat. Kevin terus menatap foto itu, tiba-tiba dadanya terasa sesak. Ia terus mengingat kenangan-kenangan manis bersama gadis itu, mengingat betapa banyak kejadian yang ia lewatkan dan berharap gadis itu kembali ke dalam pelukannya. Tanpa ia sadari air matanya menetes.

"Hai. Selamat malam. Gue kangen elo, plis balik nat."

----

Gadis itu menerjapkan matanya berulang kali lalu bergegas melihat ponselnya untuk memastikkan jam berapa saat ini. Jam 05.30 berarti sudah sekitar 5 jam ia tertidur. Ia pun meregangkan ototnya dan bergegas merapikan bukunya yang terceceran di kasurnya. Tadi malam memang Nadira berniat mengerjakan tugas susulan matematika yang rencananya akan ia kumpulkan esok hari namun melihat kapasitas otaknya yang melamban tadi malam sehingga membuatnya tertidur dan hanya mengerjakan 12 soal dari 15 soal maka ia pun mengurungkan niatnya dan berpikir nanti akan menyalin jawaban Lisa atau Felicia saja.

Nadira langsung mandi dan bersiap-siap untuk menuju ke sekolah karena ia tidak ingin terlambat seperti kemarin dan hari ini adalah keberuntungannya bangun pagi tanpa dibangunkan bundanya. Setelah dirasa semua sudah siap Nadira kembali melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 06.15, Nadira pun langsung turun dan mencium bau sedap nasi goreng buatan bundanya.

"Pagi bun." Sapa Nadira sambil mencium pipi bundanya yang sedang memotong bawang.

"Pagi sayang, tumben nih anak bunda bangun pagi?" Tanya bundanya itu sambil terus melanjutkan aktivitasnya.

"Dira gamau telat kayak kemarin bun, jadi Dira bela-belain bangun pagi nih" jawab Nadira sambil berjalan menuju meja makannya dan menunggu bundanya menuangkan nasi goreng di piringnya.

"Nah gitu dong pinter" balas bundanya sambil tertawa.

Dira pun langsung memakan nasi goreng buatan bundanya yang sangat lezat itu setelah dirasa nasi gorengnya sudah habis ia pun bergegas memesan ojek online untuk mengantarkannya ke sekolah.

"Bun, Dira berangkat dulu ya" kata Nadira sambil mencium pipi bundanya dan bergegas keluar karena ojek online nya sudah sampai.

"Iya sayang, belajar yang pinter ya. Hati-hati." Jawab bundanya sambil mengantarkan Nadira keluar rumah.

----

Jam 06.40 Nadira sudah sampai di sekolahnya. Memang perjalanan dari rumah Nadira menuju sekolah memakan waktu 15 menit. Sekolah sudah ramai siswa dan Nadira langsung bergegas menuju kelasnya. Saat sudah sampai di kelasnya ia disambut oleh kedua sahabatnya Lisa dan Felicia.

"Lis gue pinjem tugas yang dikasih pak Vian yang waktu gue gak masuk itu dong." Pinta Nadira kepada sahabatnya Lisa itu.

"Oh yang 15 nomer itu? Ambil aja di tas gue." Jawab Lisa tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya itu.

FEELWhere stories live. Discover now