1

75 11 1
                                    

Nadira masuk ke dalam kelasnya sambil membawa buku catatan nya karena Nadira ingin melanjutkan catatan yang sempat tidak ia tulis karena tidak masuknya ia beberapa hari dan catatan itu akan dikumpulkan sebagai nilai tugas. Belum sempat ia menulis buku itu sudah di ambil oleh laki-laki bermata hazel dan bertubuh jangkung itu.

"wahh belom nyatet ya lo, bolos aja sih" Kata Kevin sambil membolak-balik buku itu.

"Eh nyet kembaliin! Gue belom nulis anjir! Lagian gue ga masuk karena emang urusan gue penting gak kayak lo." Balas Nadira tak kalah sengit.

"Emang orang kayak lo punya urusan penting? Kalo gue emang punya urusan penting kalo ga masuk secara gue ini orang penting" Balas Kevin sambil mengeluarkan smirknya.

"Udah gue ga peduli anjir, buku catatannya mana Vin! Kembaliin ish, gue gak lagi bercanda! Buruann" pinta Nadira sambil berusaha menjangkau bukunya.

"Gamau weee, ambil sendiri nihh" Balas Kevin sambil berusaha menghindar hingga pada akhirnya ia berlari dan mulailah kejar-kejaran itu berlangsung.

"HAHAHAH" Tawa Nadira menggema saat ia memasuki kelas sambil memegangi perutnya karena sudah tidak kuat lagi.

"Lah? Ngapa tuh bocah?" Tanya Lisa yang merupakan sahabat dari Nadira kepada Felicia.

"Kagak tau gue, biasanya kalo udah dia yang ketawa macam begitu berarti dia yang menang" Balas Felicia dengan tatapan menyelidiki kepada Nadira.

"Kayaknya sih gi-" belum sempat Lisa melanjutkan bicara Nadira sudah hadir di tengah-tengah mereka berdua sambil masih saja tertawa.

"Aduh ga kuat dah gue astagaaa tuh kutil bener-bener deh ngakak gue" Kata Nadira masih belum bisa menghentikan tawanya.

"Lo apain dia lagi deh Nad?" Tanya Felicia smabil keheranan.

"Tiap hari selalu berantem kagak pernah akur, bae-bae gitu ga pernah kali ya? Sampe bosen gue." Balas Lisa sambil menggelengkan kepalanya.

"Yaampun gak sanggup lagi dah gue, tadi gue habis nendang pedang saktinya" Kata Nadira sambil menghapus air matanya karena terlalu banyak ketawa.

"APA?" Teria Felicia dan Lisa bebarengan sambil menggelengkan kepalanya memikirkan tingkah laku sahabatnya ini.

Belum sempat Nadira membalas, laki-laki bertubuh jangkung itu sudah ada di depan pintu kelas sambil memasang muka masam.

"HAHAHAHA" Lagi-lagi gelak tawa Nadira bergema.

"UUU tayang-tayang atit yaa? Nanti minta mama kompres yaa." Seru Nadira sambil mengimut-imutkan wajahnya.

"Sabar banget dah gue dasar nenek-nenek agresif." Balas laki-laki itu sambil mengelus dadanya dan berjalan menuju bangkunya yang sudah ada Filo disana duduk sambil membaca buku.

"lo bilang apa tadi?" Tanya Nadira sambil memicingkan matanya.

"Kagak, gua cuma bilang kalo lo itu cantik, cantikk banget deh." jawab Kevin sambil memasang muka datarnya lalu meninggalkan Nadira ke tempat duduknya.

"Awas lo ya ish, nyebelin banget sih jadi orang." Balas Nadira sambil berlalu dan tetap memasang muka masamnya.

"Kenapa lagi lo?" Tanya Filo tanpa mengalihkan pandangannya dari buku fiksi yang ia baca.

"Bertengkar lagi kalian?" Tanya Filo lagi.

"Kagak tau lah gue." Balas Kevin sambil memandangi gerak-gerik Nadira.

"Ati-ati aja sih, nanti lo suka sama dia loh" Balas Filo sambil tersenyum menggoda

"Ih gak mungkin lah gue suka sama cewek agresif kayak dia, gue cuma jadiin hiburan doang, mukanya lucu soalnya." Balas Kevin sambil tetap terpaku pada Nadira lalu tersenyum.

"Aduh masa sihhh, ati-ati kemakan omongan sendiri baru tau rasa lo" balas sahabatnya itu yang diacuhkan oleh Kevin.

KRING!!!

Bel masuk berbunyi, semua murid duduk di tempatnya masing-masing sambil memulai pelajaran pertamanya, pelajaran Geografis yang memang guru dari pelajaran ini bisa dibilang agak killer namun tetap saja masih killer guru Matematika mereka. Kelas sunyi senyap sambil menunggu Gurunya memulai bicara.

"Baik semua, kumpulkan catatan yang sudah saya beri pekan lalu sebagai tambahan nilai tugas kalian." Seru guru Geografi tersebut yang diduga bernama Pak Yono sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Aduh mati gue! Gara-gara si kutil itu gue masih belom nyatet lanjutannya ini" erang Nadira sambil memegangi catatan nya.

"Baik, sudah semua kan? saya akan hitung bukunya" seru pak Yono lagi sambil menghitung bukunya dan mencocokkan dengan jumlah siswanya.

"Loh disini kan siswanya kan 30? Tapi di tangan saya hanya ada 28 buku catatan, yang tidak mengumpulkan saya harapkan kejujurannya dan berdiri di luar sampai pelajaran saya berakhir." Kata Pak Yono sambil melihat muridnya satu-persatu

"Saya pak, maaf tidak mengumpulkan karena masih kurang." Nadira berdiri dari tempat duduknya sambil menundukkan kepalanya dan memainkan jarinya, kebiasaannya ketika sedang gugup atau takut.

"Saya juga pak, buku saya di rumah, lupa saya bawa tadi." Seru lelaki jangkung di belakangnya sambil memasang wajah datarnya.

"Lo kan bawa?" bisik Nadira pada Kevin, ya laki-laki itu adalah Kevin.

"Kagak. Udah jangan bacot" Bisik Kevin dengan wajah yang datar.

"Baik, saya menghargai kejujuran kalian. Silahkan keluar." Seru Pak Yono lagi sambil menulis latihan soal di papan tulis.

"Baik pak" balas Nadira pelan.

Mereka sekarang sedang diluar, ya mereka di luar berdiri dengan tatapan Nadira yang tajam melirik orang yang berada di sampingnya, rasanya ingin sekali menggorok orang yang ada di sampingnya itu, tapi ia urungkan karena memang Nadira tidak sekejam itu. Sedangkan laki-laki yang ditatap hanya memasang wajah santainya tanpa memperdulikan tatapan tajam perempuan yang berada di sampingnya ini. Lalu laki-laki itu meninggalkan perempuan disampingnya dan pergi ke kamar mandi sedangkan Nadira hanya mengelus-elus dadanya sambil menguatkan hatinya agar tetap sabar.

"Gue ke kamar mandi." Kata Kevin sambil berlalu meninggalkan Nadira.

"Terus? Ngapain lo ngomong sama gue?" Teriak Nadira kencang sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"Kali aja lo mau ikut." Balas Kevin sambil memasang muka smirknya.

"IH NAJIS DASAR TIANG!" Balas Nadira tak kalah kencangnya.

Dan ternyata ada yang terganggu karena teriakannya.

"Kenapa kamu teriak-teriak? Kamu kira ini hutan? Kamu itu dihukum bukannya merefleksikan diri kamu, kamu malah teriak-teriak gak jelas. Mana teman kamu yang satunya itu?" Kata Pak Yono yang keluar karena merasa terganggu dan langsung memarahi Nadira.

"Di..dia k..e toilet pakk" Jawab Nadira gugup sambil menundukkan kepalanya.

"Yasudah, awas kamu teriak-teriak lagi." Balas Gurunya itu sambil melihatnya tajam lalu berlalu kembali ke kelas.

"Dasar tiang nyebelin!" batin Nadira sambil memasang muka cemberutnya.

Sebenarnya Kevin tidak ke toilet tapi itu hanya alibi nya karena Kevin haus. Lalu Kevin langsung menuju kantin. Ia memesan es teh lalu duduk disana sambil membayangkan wajah Nadira yang memerah karena catatan nya diambil Kevin dan pucat pasi karena catatannya masih kurang, menurutnya itu sangat lucu. Sebenarnya tadi Kevin yang hendak mengumpulkan catatannya langsung kembali ke tempat duduknya dan menyimpan kembali catatannya ketika melihat wajah pucat Nadira.

Kevin duduk di kantin sampai bel berbunyi yang akhirnya ia masuk kembali ke dalam kelas dan melanjutkan pelajaran hingga selesai.

-----

a/n

Haiii lagii, part 1 udah di publish nih!

Jangan lupa vote dan comment nya yaaa

Te amo <3

Salam cinta, casey

FEELWhere stories live. Discover now