Chapter 10

11.7K 1.5K 178
                                    

click mulmed

Happy reading

Instagram:
@anhapertiwi94
_______________

Mario menutup laptopnya, ia berjalan menuju jendela kamarnya, ponselnya ia genggam erat-erat saat kembali berdering. Entah sudah berapa kali ia sengaja mengabaikan panggilan dari Mesya sejak kemarin sore. Sejujurnya Mario tidak kuat, ia tidak mampu menahan dirinya untuk tidak menerima panggilan itu, tapi sekali lagi ia akan mencobanya demi Kesya.


Mario memejamkan matanya, menatap datar kolam renang di bawahnya. Ia sengaja berdiri di samping jendela,agar angin bisa menerpa wajanya, berharap rasa rindunya untuk Mesya akan segera hilang. Bukan maksud menyakiti, dari pada nanti akan ada banyak hati yang terluka, lebih baik ia tidak memulai dan menanggapi.

Mario kembali melihat ponselnya saat kembali berdering, kali ini bukan nama Mesya yang tertera, tetapi nama Kesya. Lalu kemudian ia menghusap layarnya dan menjawab."Aku di sini."

"Jadi ke rumahku? Dad sudah menunggu, ini hari sabtu loh, kan udah janji."

Mario mengehela berat sebelum menjawab, "Sekarang meluncur, tunggu aku. Mau apa? Biar sekali aku belikan." seperti biasa Mario selalu bisa membuat Kesya tersenyum, usaha gadis itu tidak akan pernah sia-sia meminta tolong pada staff Daddynya untuk membantunya menghubungi Mario, karena kekasihnya ini akan selalu bersikap manis seperti ini.

"Mau Cinta kamu, mau sayang kamu, mau setianya kamu."

"Oke." setelah itu Mario mengakhiri panggilan dari Kesya, ia sudah tidak mampu berpura-pura lebih lanjut lagi. Mario membuka lemari gantinya, mengganti pakaiannya. Setelan jeans dan kemeja bermotif kotak-kotak menjadi pilihannya, ini sudah sore jadi mungkin di peternakan tidak begitu panas. Pria itu mengambil sepatu botnya dan memakainya, gerakan tangannya berhenti saat melihat barang milik Mesya tersimpan rapih di atas meja riasnya. Jepit rambut, hanya barang ini yang di bawa Mesya dari kossannya, hanya barang kecil ini yang selalu Mesya tanyakan jika tidak ada.

Mario kembali memakai sepatunya, lalu kemudian pergi. Hari ini ia akan menepati janjinya pada Kesya, sebelum sang Mama datang besok sore dan mengacaukan semuanya.

_______

Mata Kesya berbinar saat beberapa orang kepercayaannya berbisik, mengatakan Mario sudah datang dan sedang berjalan mendekatinya yang sedang duduk di atas rerumputan. Sedangkan El dan Cila nampak begitu asik berkuda, mengitari pertenakan. Mereka masih terlihat mesra sampai detik ini.

"Jus buah kesukaan kamu, aku buat sendiri. Tanpa gula," Mario meletakkan barang bawaanya dan duduk di samping Kesya setelah mengecup sekilas pipi gadis itu hingga merona.

"Kamu wangi sekali."

Mario terkekeh, ia memang banyak menyemprotkan parfum tadi pada tubuhnya."Aku habis mandi, jadi harus wangi." jelasnya.

"Oh, aku kira kamu wangi karena mau ketemu aku, ternyata tidak."

"Salah satunya itu, sayang." Mario mengambil tangan Kesya dan di genggamnya beberapa saat, sebelum pria berbadan kekar dan berambut hitam kecoklatan itu menghampirinya dengan menggandeng seorang wanita yang masih cantik di usianya yang tidak lagi muda.

UNCLE MARIO (SUDAH DICETAK BOOK1)Where stories live. Discover now