Chapter 16

11.2K 1.5K 166
                                    

INTIP MULMED DI ATAS YA
SEMOGA SUKA DAN NGGAK NYESEL BACA💦

Jika di pikir, perjuangan memang penting dalam sebuah hubungan. Tapi, ada yang lebih penting lagi, yaitu kejujuran dan kesetian. Itu adalah hal yang paling mahal, maka dari itu tak bisa di lalukan orang murahan!

UNCLE MARIO


Mario langsung mendorong pintu kamar Mesya dengan berani. Pasalnya sejak tadi ia memanggil gadis itu tak kunjung keluar dan pintunya di tahan dari dalam. Gadis itu juga terdengar berteriak 'berhenti' sungguh Mario sangat pusing di buatnya. Apalagi jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Mamanya pasti sudah menunggu untuk janji makan malam mereka.

"Mesya!"

"Stop!"

"Astaga, bunuh saja saya!" Mario mencoba menekan kembali knop pintunya, tenaga Mesya lumayan kuat untuk menahan dorongannya. Setelah melihat ada celah untuk masuk, ia langsung mendorong pintu itu kuat.

Brak....

"Jangan bergerak!" teriak Mesya.

"Bodo amat! Sekarang cepat-"
Mata Mario membelalak tak percaya dengan penampilan Mesya malam ini. Gaun yang ia belikan kemarin sangat pas membalut lekuk tubuh Mesya yang ramping, rambutnya tergerai dan di buat bergelombang, bibirnya berwarna pink, alisnya di cetak dengan rapih. Mario memandangi gadisnya dari bawah sampai atas kepalanya, bahkan ia tidak mendapat celah mencela Mesya dan membuat gadis itu marah saat ini. Semuanya sempurna, dan Mario sangat menyukai bentuk kaki Mesya yang kecil dan putih mulus.

"Terpesona kan sama Dedek ucul? Udah di bilangin jangan masuk, kelepek-kepelek kan?"

Bukan hanya terpesona tapi Mario juga bisa gila jika terus melihat Mesya berpenampilan seperti ini. Terlihat dewasa, walaupun tata kramanya masih buruk. Bayangkan saja, sudah memakai gaun cantik berwarna biru muda pun gadis ini masih mengajaknya perang dan bisa menahan pintu kamarnya dengan kekuatan Samson.

Mario kembali menatap ujung kaki Mesya, ini adalah area favorit Mario. Warna cat kuku Mesya juga sangat kontras dengan warna kulit kakinya yang putih. Merah maroon, perpaduan yang pas sekali, Mesya sangat pandai memoles wajahnya dengan make-up tipis.

"Damn!" umpat Mario dalam hatinya. Giginya mengeletuk dengan mata mengerjap berulang kali, hasratnya untuk menarik Mesya ke ranjang begitu menggebu-gebu saat ini. Mario membuang napas."Sudah memakai gaun pun kekuatan Samson kamu masih terasa."

Mesya memandangi Mario setelah berdecak pinggang, lalu membiarkan pria itu benar-benar masuk ke dalam kamarnya. "Sepatunya nggak pas di kaki Dedek."

"Oh ya?" Mario duduk di samping Mesya dan mengambil sepatunya. "Tiga delapan, saya rasa pas. Kaki kamu kan kecil." ujarnya.

"Beli sepatu itu bukan pakai perasaan tapi pakai ukuran, Om!"

"Iya, saya tau. Tapi penjaga tokonya bilang-"

"Lo lebih percaya penjaga toko itu dari pada gue? Ya udah, pacarannya sama dia aja jangan sama gue!"

Untuk kali ini Mario hanya mampu menampilkan senyuman kecut. Ia masih harus berusaha menahan emosi demi menyelamatkan dunia dari kehancuran.

UNCLE MARIO (SUDAH DICETAK BOOK1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang