bab 2

2.9K 219 0
                                    

Perkataan Bang Ferdy terus Berputar di kepalaku." Bang Ferdy benar Bapak udah tua, aku harus buat Bapak bahagia dengan melihat aku menikah."pikir ku.

"Aku juga ingin menikah!"ucap ku dalam hati.

"Duaaaarrrrrr...!!"lamunan ku buyar karena Juwi mengejutkan ku.

Aku menghembuskan napas ku sambil mengelus dada, karena kaget dengat ulah Juwi.

"Kamu buat aku kaget, kalau aku jantungan gimana ?" ucap ku masih kaget.

"Makanya jangan ngelamun Maya sayang, ini udah jam dua belas, kamu gak makan siang?" ucap juwi memegang kedua pundak ku dari belakang.

"Udah jam dua belas siang ?"ucap ku kaget
Juwi menggeleng gelengkan kepalanya.

Aku merapikan meja. Dan mengambil dompet dari dari dalam tas, dan berjalan menuju kantin bersama Juwi.

"Maya kamu kenapa ? dari tadi aku perhatikan kamu lebih banyak melamun, kamu ada masalah May?"

Sebelum aku menjawab pertanyaan Juwi
Aku meneguk minumanku yang baru di antar pelayan kantin."Di bilang masalah juga gak Wi, lebih tepat beban pikiran," sahut ku sambil mengaduk nasi goreng yang ada di depanku. Sesekali ku tiup agar tidak terlalu panas  saat masuk ke mulut ku.

Ku lihat juwi tidak menyentuh makanannya yang sama dengan ku.

"Kalau boleh tahu, kamu punya beban pikiran apa May?Ka Merlyn menyakiti hati kamu lagi?" tanya Juwi bertubi tubi.

Aku menggeleng, sambil terus melahap makananku hingga hampir habis. sementara makanan Juwi, utuh tanpa tersentuh.

"Makanan kamu kok belum di makan Wi? makanan aku udah hampir abis," ucap ku pada juwi yang melihatku dengan wajah penasaran.

"Bilang dulu, kamu punya beban pikiran apa May?"

"Hemmmm ... biasa lah Wi, masalah pasangan hidup. Belakangan ini Bang Ferdy makin gencar menyuruh aku menikah, sampai-sampai Bang Ferdy ingin mengenalkan aku lagi dengan temannya."

Memang dari beberapa teman Bang Ferdy yang udah kenalin gak ada yang memikat hati kamu May?"

"Gak ada Wi."

Sebelum masuk kantor juwi menarik ku.

"Nanti pulang kantor, temenin aku kerumah teman aku ya May.?"

"Oke,"sahut ku.

Kami pun kembali ke meja masing masing.

Sepulang kantor, Juwi membawa ku dengan sepeda motor, menuju rumah temannya.

Juwi memarkirkan sepeda motornya di depan rumah besar yang berwarna hijau, dan ada taman di depannya.

"Bagus sekali, rumah teman mu Wi."

"Iya,  sekedar informasi, dia seorang dokter May!"

"Kamu mau konsultasi ?atau kamu lagi sakit Wi?" tanya khawatir.

Juwi tersenyum kearah ku."Gak lah May aku sehat kok, aku cuma silahturahmi aja May, biasanya aku sama Qila,
main main kesini, karena teman aku juga punya anak perempuan, namanya Laura." jelas juwi.

Juwi menekan bel yang ada di samping pintu.

Seseorang wanita muda membuka pintu. "Heyyyyyy...! Ka Juwi," sambutnya senang,  kelihatan kalau mereka memang dekat.

"Hallo,Wulan sayang! "Sapa juwi.

"Masuk Mba,"ucap Wulan melebar kan pintu rumah.

"Iya," sahut Juwi menarikku masuk.

"Itu teman kamu Wi?" tanya Maya pelan setelah mereka duduk di sofa ruang tamu.

"Bukan, itu Wulan adiknya."

"Owhhh,"sahutku tanpa suara.

Laura keluar dari kamar, dan mendatangi Wulan yang sedang membuat minuman.

"Ada tamu tante?"tanya Laura pada Wulan,
wulan membungkukkan badannya kearah Laura.

"Di depan ada Tante Juwi!"seru Wulan semangat.

"Yeeeeeeeeeeee!"seru Laura senang, sambil berlari menuju ruang tamu.

"Tante juwi !"teriak Laura dan berlari memeluk Juwi.

Laura melihat kearah ku, tatapan sangat teduh, dia berdiri di hadapanku dia sangat cantik memakai bandana berwarna pink yang senada dengan bajunya.
Aku tersenyum kearahnya.

"MAMA....!ucapnya, dan memelukku sangat erat. Walau aku sangat terkejut, aku membalas pelukan, dan membelai rambut panjangnya.

                                    🎈🎈


# BECAUSELAURA

BECAUSE LAURA (Complete)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz