15

2.4K 115 19
                                    

Hari-hari setelah malam itu, Nata dan Rery menjadi semakin dekat. Tidak ada hari tanpa di lewati berdua, kecuali jika mereka sedang ada tugas yang tidak bisa ditunda.

Nata semakin menunjukkan perubahan, begitu pun dengan Rery. Seperti hari ini, Nata yang sedang belajar bersama teman-teman nya di rumah Selen. Disana cukup ramai, sekitar delapan orang sedang membaca pelajaran yang sudah dipelajari. Hal ini mereka lakukan karena ulangan kenaikan kelas yang akan mereka hadapi minggu depan. Tidak terasa memang, begitupun dengan kedekatan Nata dan Rery. Sepertinya baru kemarin Nata membeku seperti es yang berada di kutub utara, tapi kini Rery mampu mencairkan es itu dengan caranya sendiri, cara manis walau tidak puitis.

"Ta, ponsel lo bunyi tuh!" Avee yang sedang menghafal itu cukup terganggu dengan nada dering yang berasal dari ponsel Nata yang sedang di charger.

Nata bangkit untuk mengambil dan mengangkat panggilan dari ponsel hitamnya. Sesuai dugaan Nata, nama Mama nya tertera disana.

"Belum selesai belajar nya, Ta?" tanya Elmeera.

"Bentar lagi, Ma. Kenapa?"

"Engga, Mama mau ajak Nata ke Mall. Mumpung butik lumayan sepi."

"Yaudah Mama jemput aku aja ke rumah Selen. Ini juga lagi pada beres-beres mau udahan." Nata melihat teman-teman nya yang sedang memasukkan buku ke dalam tas, mungkin mereka sudah mulai merasa lelah karena sudah lebih dari dua jam yang lalu mata mereka terus terfokus pada tulisan yang berusaha dihafal.

"Iya sayang" telepon sudah tertutup dan Nata memasukkannya kedalam saku celana.

"Tante Mira?" Selen yang sedang menuangkan air ke dalam gelas itu bertanya kepada Nata.

"Iya, dia mau jemput jadi lo gak usah anter gue." Nata tersenyum senang, karena mama nya jarang sekali mengajaknya pergi.

"Kirain Rery yang nelfon, kemana tuh anak? Tumben biasanya udah ribet nanya kabar lo."

"Dia lagi ke Bandung, Papa nya buka cabang restoran yang ada di Jakarta" Selen hanya mengangguk menanggapi jawaban Nata.

***

Tinn Tinn

Setelah hampir satu jam Nata dan Selen menunggu suara klakson mobil yang Nata yakini berasal dari mobil Freed Elmeera terdengar juga, Nata yang hanya tinggal berdua dengan Selen dirumah gadis itu pun keluar dengan menggendong tas nya, menghampiri Elmeera yang sudah menunggu.

"Gue masuk ke mobil ya, bye." Nata melambaikan tangannya diikuti dengan Selen melakukan hal yang sama, lalu mobil putih itu pun melaju.

***

"Mah kita nonton yuk?! Terus abis itu aku mau beli sesuatu" ajak Nata antusias.

"Ayo!! Emang film yang lagi seru apa?" tanya Elmeera yang tidak kalah antusias.

"Kata temen aku yang lagi seru itu film... "

BRUKK

Tubuh bagian depan Nata terasa sedikit panas, rupanya seseorang yang membawa segelas kopi menabrak tubuh Nata, kaget dan hangat yang Nata rasakan. Elmeera segera menengok ke arah anak bungsunya itu.

"Ya ampun sayang." Elmeera melihat orang yang menabrak Nata yang ternyata seorang gadis itu dengan ekspresi marah.

"Kamu kalo jalan hati-hati ya! Kenapa malah nabrak anak saya? Kamu emang gak liat ada dia, hah?" Nata mencoba menahan Mama-nya itu, walau nada bicara Elmeera tidak berteriak setidaknya Nata tetap canggung berada di keadaan seperti ini.

"Mah udah gak papa, dia juga kan ga sengaja." Nata menatap gadis di depannya ini yang juga sedang menatap dirinya dengan tatapan bersalah.

"Udah gak papa saya bisa ganti baju kok nanti. Kamu pergi aja, maafin Mama saya ya dia ngomelin kamu." ucap Nata dengan diikuti senyum tipis.

Gadis itu tidak menanggapi ucapan Nata dan berlalu pergi begitu saja, Nata cukup heran apalagi Elmeera sehingga ia mengatai anak itu tidak tahu diri.

"Yaudah ayo Ma, kita cari baju ya soalnya lengket terus kotor juga."

"Ayo sayang."

Setelah mengganti bajunya, mood Nata sudah hilang untuk berjalan-jalan, ia meminta untuk pulang kepada Elmeera.

***

"Ihh kamu tahu dari siapa? Pasti Mama kan yang kasih tahu kamu" Nata yang sedang melakukan video call itu memajukan bibirnya pertanda bahwa ia sedang ngambek. Sedangkan Rery, pria itu tertawa melihat ekspresi Nata yang menggemaskan di telepon genggam nya, dan itu membuat Rery tidak sabar untuk bertemu gadis itu.

"Iya Tante Mira yang kasih tahu aku, katanya biar aku hibur kamu."

"Tapi aku serius, Ta. Kamu gak ada yang luka, kan? Soalnya itu minuman panas." lanjut Rery yang kembali cemas

"Aku juga serius, Ry. Aku gak papa, emang sih tadi rada merah tapi udah aku kasih obat, jadinya udah gak papa." Nata tersenyum meyakinkan Rery.

"Yaudah nanti sore aku udah pulang, aku kesana ya! Kamu mau apa?" tanya Rery

"Emmm? Engga deh aku gak mau apa-apa, kamu nepatin janji aja udah cukup." jawab Nata diikuti dengan senyum lebarnya.

"Yaudah istirahat ya.. "

***

Dugg..

Tangan Nata seperti menyenggol sesuatu yang berada di atas kasurnya, seingat gadis itu ia ketiduran dan sendirian.

Nata segera membuka mata dan terkejut dengan apa yang ada disampingnya. Cepat-cepat ia melihat jam yang ada di nakas samping kasur, sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Nata mengambil kotak yang tadi terkena tangannya, tidak terlalu besar dan berhasil membuat Nata penasaran. Seingat gadis itu ia tidak memesan apapun kepada Mama-nya.

Saat ingin membuka kotak biru langit itu, ada selembar surat yang mengalihkan perhatian Nata. Kira-kira isinya begini;

"Dari jam 5 aku dateng dan disini ngeliatin kamu tidur, aku kira kamu gak akan lama tidurnya, ternyata sampai jam 9 kamu belum bangun juga. Jadi aku putusin buat pulang.
Jangan lupa buka kado nya.
Besok aku jemput.
Jangan dandan cantik-cantik, soalnya udah cantik. :p "

Hati gadis mana yang tidak gemetar saat bangun tidur menemukan hadiah dari orang yang sudah tidak perlu ditebak lagi. Rery, meski setiap kosa kata yang pria itu tulis tidak puitis namun bagi Nata yang membacanya tetap terasa manis.

Segera Nata menyudahi rasa ingin tahu nya dengan membuka kotak itu, dan hanya butuh sepersekian detik senyum lebar Nata tercipta dari bibirnya. Itu adalah jam tangan yang sudah cukup lama Nata inginkan, yang niatnya tadi siang akan ia beli dengan uang yang ia kumpulkan, karena harganya yang cukup mahal sehingga ia tidak enak hati memintanya kepada Elmeera. Entah Rery mengetahuinya dari mana.

Dan kemudian Nata ingat bahwa ia pernah bercerita kepada Selen dan sekarang gadis itu menjadi tersangka untuk Nata tanyakan nantinya. Oke itu urusan nanti dan sekarang yang menjadi urusan Nata adalah ia segera mengambil ponsel nya dan mencari kontak Rery disana, bukan ingin menelpon, Nata hanya ingin mengirim pesan singkat yang berisi ucapan tidak sabar untuk bertemu Rery besok. Sebab Nata sudah tahu Rery tidak akan mengangkat telfonnya jika ingin mengucapkan terima kasih.

Pria itu malas jika Nata mengucapkan terima kasih hanya lewat ponsel, ia ingin Nata secara langsung mengucapkan nya, kata Rery rasa yang ia rasakan ketika Nata mengucapkan di telepon itu beda, soalnya Rery tidak bisa langsung menikmati senyum merekah Nata dari dekat.

Rery memang beda, dengan sikapnya yang tak pernah Nata duga.

#ReryNata

RERY.Where stories live. Discover now