09

2.3K 134 0
                                    

Hari senin seluruh siswa-siswi kelas 11 SMA Citra Bangsa sudah masuk seperti biasa, mereka sudah istirahat selama dua hari kemarin. Saat ini semua murid sedang berada di lapangan upacara untuk melaksanakan upacara bendera seperti biasa.

Kepala sekolah sedang memberikan amanat di pertengahan upacara, namun Nata, wanita itu sudah tidak mendengarkan apa yang Kepala sekolahnya itu bicarakan. Kepalanya pusing karena tadi pagi ia terlambat bangun dan tidak sempat sarapan, Selen sudah menawarkan untuk mengundurkan diri dari barisan, namun Nata memang wanita kepala batu. Ia tidak mendengarkan apa yang Selen bilang. Sampai akhirnya Nata tumbang, beruntung Selen baris di belakangnya, jadi Nata tidak sampai jatuh ke lapangan.

"Eh! Ini mana si PMR? Woy! Cepetan." Selen berteriak cukup kencang kepada anggota PMR yang sedang sibuk mencari tandu, karena yang sedang jaga PMR kebetulan para wanita, maka itu mereka membutuhkan tandu agar mempermudah.

Teriakan Selen mengundang perhatian anak murid lain, tak terkecuali Rery. Ia terkejut melihat Selen jongkok dengan kepala Nata dipaha gadis itu. Awalnya Rery ragu, karena tidak ada yang membantu mereka, mungkin takut jika Nata sadar nanti ia akan marah karena tahu ada yang menyentuh dirinya dengan cara menggantung, nanti. Mengingat Nata begitu dingin. Pria mana yang berani mendekat? Sedangkan yang wanita, mereka cukup kapok karena rata-rata mereka semua sudah pernah kena bentak Nata.

Cukup lama ragu, Daylon menyenggol lengan Rery, kemudian Daylon menganggukan kepala seolah meyakinkan saudara nya itu untuk mengikuti kata hatinya. Tak menunggu lebih lama lagi, Rery lari dan menghampiri mereka.

"Ada yang pingsan bukannya di bantuin malah pada ngeliatin!" suara dingin bercampur marah terdengar jelas ditelinga saat Rery mengucapkan kalimat itu. Dan yang Rery ucapkan barusan mampu membuat mereka semua berbalik badan ke depan, berhubung Nata baris di belakang karena telat, maka murid yang lain pun menengok kebelakang untuk melihat.

Rery mengangkat tubuh Nata, membawanya ke UKS untuk meminta pertolongan. Saat di perjalanan menuju UKS, anggota PMR baru datang dan membawa tandu, ternyata tandu itu masih tertinggal di ruang UKS dan lupa dikeluarkan tadi.

"Rery, Nata nya taruh disini aja." Leia salah satu anggota PMR itu menyodorkan tandu yang ia dan teman-teman nya bawa kepada Rery.

Dan Rery hanya menatap Leia dengan tatapan datar dengan Nata yang masih ia gendong. Kemudian berjalan menuju UKS membiarkan mereka bengong dengan yang Rery lakukan. Rery mengabaikan mereka begitu saja.

"Cepet buka!" perintah dingin itu ia tujukan kepada Leia, karena ia yang berada dekat pintu setelah mengikuti Rery menuju UKS.

"I-iya," Leia hanya menuruti saja.

Setelah meletakkan Nata di atas kasur, kemudian mengambil kursi yang berada di dekat jendela lalu membawanya ke samping kasur Nata. Yang Rery lakukan hanya diam, menatap dari dekat gadis bermata elang yang sedang terpejam itu, manis. Sedangkan para anggota PMR tidak ada yang berani masuk, hanya siaga di depan pintu, mereka tidak mau kena semprot Rery.

***

Saat sadar dari pingsan nya, yang Nata lihat hanya si anggota PMR, Leia.

"Eh?" Rery masuk dengan membawa kantung plastik berisi makanan yang ia baru beli di kantin.

"Gue keluar dulu, ya?" Leia beranjak dari tempat duduk nya dan di balas Nata hanya dengan berdehem, Leia melewati Rery yang masih berdiri didekat pintu.

"Udah sadar?!" Rery melangkah maju.

"Kaya yang lo lihat." Nata mencoba bangun.

"Ini gue beliin roti sama susu." lalu Rery menyodorkan plastik yang ia pegang.

RERY.Where stories live. Discover now