OUR LIFE -- 11. KALAH MABAR

1.5K 104 9
                                    

08.00 WIB
G'Apart, Bandung.

"BANG

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"BANG.. BANG!!"

BRAK... BRAK... BRAK!!

"BANG OIII!!! LAHH BANG... LO GA MATIKAN? WOYY... BANG!!" teriak Zikra keras sambil menggedor pintu kamar Gibran. Masalahnya ini sudah siang. Dan ini juga hari pertama mereka untuk bekerja sebagai CEO.

Sedangkan didalam kamar bernuansa maskulin dan berbau harum parfum Bvlgari Extreme terlihat tenang dan damai.

Tepatnya di kasur dengan ukuran king size terdapat gundukan yang ditutupi oleh selimut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tepatnya di kasur dengan ukuran king size terdapat gundukan yang ditutupi oleh selimut. Suara gebrakan dari pintu memang terdengar namun si pemilik kamar enggan untuk keluar.

"BANG!!! LO GA MATI, KAN?" teriakan yang terdengar oleh telinga Gibran. Ia menggeliat kecil. Lengannya mengambil salah satu bantal dan menutupi telinganya yang sedikit terkontaminasi.

Beberapa saat suara itu tidak terdengar. Gibran menyingkirkan bantalnya dan duduk disisi ranjang. Kepalanya benar-benar berat. Ia bangkit dan melangkahkan kakinya guna melihat Zikra masih hidup atau tidak. Pasalnya ia sangat diam dan sepi.

Semoga saja Zikra masih bernafas. Tapi kalo ga bernafas juga Gibran ga masalah.

Klek.

Kunci pintu Gibran terbuka dan BRAKKKK!!

"auhh bang aduhhh.." Ringis Zikra yang sudah tengkurap Indah dilantai dingin kamar Gibran. Gibran menatap aneh adik gilanya yang sebelas duabelas dengannya.

Zikra bangkit menahan sakit didadanya. "Kok lo buka pintu ga permisi lagi sih? Tadinya gue mao dobrak nih pintu." Ucap Zikra memegangi perutnya.

"Yee.. Gue kira lo udah mati. Ayo ulangin lagi biar mati sekalian." Ucap Gibran sangat santai menuju dapur guna mencari sarapan.

"Lo mau kemana, bang?" Tanya Zikra yang masih berdiri memegangi dadanya. Untung aja dia gamati tadi.

"Mau makan, laper!" Ucap enteng Gibran. Tanpa aba-aba Zikra mengekor Gibran sampai ke dapur dan mereka mendapati seorang ibu paruh baya sedang menyiapkan nasi goreng beserta antek-anteknya.

AFAF2 : OUR LIFE | ✔Where stories live. Discover now