Prolog

4 1 0
                                    

Kak, kenapa bernapas sulit sekali?

Rasanya, aku bisa saja berjalan lurus melawan ombak yang menderu kakiku ini. Aku bisa melihat sebagian diriku mulai tertutupi air laut, sedikit demi sedikit, hingga tidak sehelai rambut pun tampak di permukaan.

Aku meringis membayangkan betapa kesalnya kau ketika tahu aku mengakhiri hidup seperti itu. 

Tapi kak, sungguh, bernapas sulit sekali. 

Sebelum lautan menenggelamkanku, aku sudah ditenggelamkan penyesalan, kak. Tidak ada lagi udara buatku di luar sana. Hanya lautan menembus horizon dan matahari setengah matang menjadi tempat ceritaku, kak. 

Tetes air mata tiba - tiba jatuh. Dan, kak, terima kasih sudah membuatku kembali meneteskan air mata. 

Kau menyadarkanku bahwa masih ada sesuatu yang bisa ditangisi. Sesuatu yang masih dapat diperbaiki. 

"Am," 

Suara berat itu membuatku menoleh ke belakang. "Apa?"

"Saatnya pergi."

Aku mengangguk. 

Saatnya berpisah, kak. Aku harus pergi. Tidak akan lama, tenang saja. 

Ketika aku terputus dari rantai penyesalan, mari kita bertemu lagi. 


Am, lima tahun di masa depan. 


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 08, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AmWhere stories live. Discover now