8

7.9K 1.2K 149
                                    

Update lagi nih yuhu~

Siapa yang nungguin? Adakah yang penasaran siapa cowo yang kemaren disiram Vernon? Dia pemanis. Dan emang beneran manis :')


Happy reading!^^



~°~°~



Aku mendengus keras di tengah-tengah keheningan yang menguasai ruangan berukuran tiga kali tiga meter yang tampak seperti perpustakaan. Harusnya aku menemui seseorang yang kata Vernon harus kutemui. Tapi aku justru terjebak di antara Vernon dan pria tinggi berambut hitam yang sempat disiram Vernon. Ia terus bergerak dengan gelisah. Seperti berpikir keras untuk keluar dari situasi mencekam dan menghindari tatapan mengerikan yang terus diberikan Vernon padanya.

Ohh ayolah .... Ada apa ini?

"Bisakah salah satu dari kalian mengatakan sesuatu?"

"Hai ... aku Mingyu, senang bertemu denganmu." Pria tinggi itu akhirnya berbicara. TAPI BUKAN ITU YANG INGIN KUKETAHUI!

Sabar, Im (y/n), sabar. Kau biasa menghadapi Vernon yang seenaknya. Pria ini pasti tidak ada apa-apanya.

"Baiklah, Mingyu," ujarku lalu melirik Vernon, "dia kenapa?"

Mingyu tersenyum lebar. Memperlihatkan gigi taringnya yang panjang. Aku jadi curiga kalau dia ini vampir, bukan darah murni.

"Tidak tahu. Dia tiba-tiba marah," ujar Mingyu seraya mengedikkan bahunya.

Vernon membulatkan matanya. Ia bersiap menyemprot Mingyu dengan kata-kata. Namun, Mingyu yang duduk di hadapanku itu melompat dan bersembunyi di balik punggungku sebelum itu terjadi. Astaga ... apa-apaan ini?

"Aku hanya ingin membantumu! Kenapa kau marah-marah?!" seru Mingyu panik.

Vernon terlihat ingin protes. Namun, ia mengatup kembali bibirnya ketika matanya melirikku. Ia mendecak, lalu memalingkan wajahnya.

Aku berusaha keras menyingkirkan tangan Mingyu yang berada di bahuku lalu berbalik untuk melihatnya. "Bisakah kau menjelaskannya? Ayolah ... biarkan aku membantu. Aku tidak tahan berada di situasi seperti ini."

"Beberapa waktu lalu Vernon bilang bahwa ia akan menjemput seseorang yang selalu ia temui di malam hari. Ia bilang ia mencintainya dan sudah lama menahan diri untuk tidak menyentuhnya. Dia memintaku menyiapkan keperluan untuk itu. Ya sudah, kuminta saja kekasihku menyiapkan pakaian untuk itu."

"Bodoh! Kenapa kau mengartikannya secara harfiah? Bukan menyentuh itu yang kumaksud!" seru Vernon yang duduk di depan sisi kiriku.

Aku yang mendengarkan itu ikut membulatkan mataku. "Hey ... jadi kau yang membuatku mengenakan gaun tipis dan pendek itu?"

"Astaga, sudah kubilang ini salah paham," ujarnya mencoba membela diri. "Suruh siapa dia bicara singkat, padat, dan kurang jelas?"

"Vernon ...." Aku kembali membalikkan tubuhku untuk menatap Vernon. Aku melipat tanganku di depan dada dan menatapnya nyalang. "Kau bilang kau tidak punya teman. Lalu, Mingyu itu siapa hah?"

"Tidak penting," jawabnya asal.

"Tidak penting tapi kaumintai tolong?" tanyaku jengkel.

Mingyu menusuk-nusuk bahuku. "Dia memang seperti itu. Dia sering menyulitkanku tapi tidak mau mengakuiku sebagai teman."

"Kau yang sering menyulitkanku!"

"Hey! Bisakah kalian tenang?" leraiku lalu memijat pelipisku yang mulai terasa berdenyut. "Astaga, kenapa aku bisa terjebak dalam situasi bodoh seperti ini?"



Half Blood [Seventeen Imagine Series]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ