1

27.6K 2.1K 204
                                    

Hallo!^^

Aku gak tau ini bagus atau engga, tapi aku akan berbagi dengan kalian. Aku penggemar FF Fantasy, tapi kurang asupan. Jadilah aku mencoba buat sendiri meskipun imajinasiku belum terlalu memadai :')

FF ini pernah diikutkan sebuah event di salah satu OA line. Tapi ini sudah direvisi dan kalau banyak yang suka akan diperpanjang karena aslinya hanya empat part.


Semoga kalian suka!^^



~°~°~



Hidupku tidak pernah tenang. Sedetik pun tidak. Aku selalu merasa diawasi oleh sesuatu yang tidak terlihat. Atau mungkin, seseorang yang mampu menyamarkan dirinya dengan baik Bahkanketika aku tidur, aku selalu merasa seseorang duduk di jendela kamarku yangbesar. Menatapku lekat-lekat seakan aku adalah hal yang tidak boleh dilewatkansedetik pun. Tetapi, ketika aku membuka mata, tidak pernah ada siapa pun disana. Bahkan jendela kamarku tertutup rapat seperti tidak pernah tersentuh.

Di siang hari, aku lebih tidak bisa tenang. Aku bisa merasakan emosi yang terpancar dari orang-orang di sekitarku. Kemarahan, kebencian, kasih sayang, cinta, berkabung, kepedihan ... aku merasakan semuanya. Lalu, ketika aku bersentuhan dengan mereka, aku dapat membaca pikiran mereka untuk beberapa saat.

Ini aneh ... tapiaku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Aku tidak tahu ini ilusi ataubenar-benar terjadi. Dan yang pasti, aku tidak tahu ini anugerah atau kutukan.Aku tidak pernah menemukan jawabannya. Tidak ada yang pernah bisa memberikanjawabannya. Aku tidak pernah menemukan jawabannya. Tidak ada yang pernah bisa memberikan jawabannya.

Tidak ... bukan itu. Tidak ada yang bisa kutanyai.

Aku hidup dengan ayahku hingga aku menginjak usia sepuluh tahun. Setelah itu ayahku meninggal dunia karena penyakitnya. Sedangkan ibu .... Ibuku menghilang tanpa jejak saat aku berusia lima tahun. Aku mampu mengingat senyuman terakhirnya dengan jelas dan bagaimana beberapa bagian tubuhnya mengalami perubahan yang signifikan. Hal yang tak pernah kuketahui jawabannya sampai saat ini adalah kenapa ayahku tak pernah berusaha mencarinya.

Setelah itu aku tinggal sendirian tanpa seorang pun merawatku. Aku melakukan segalanya sendirian sejak kecil. Meski begitu, aku tak pernah hidup sulit. Selalu ada uang dengan jumlah besar yang tertinggal di atas meja kamarku setiap awal bulan. Aku tidak tahu dari mana asalnya, tapi aku berharap kalau itu ibu.



.
.

.
.


Aku melangkahkan kaki dengan tergesa di pagi itu. Aku terlambat berangkat ke sekolah.

Aku menoleh ke arah jam tangan yang melingkari lenganku dengan indah. Sudah pukul tujuh lewat lima menit. Aku mendesah keras. Aku tidak akan sampai tepat waktu jika hanya berjalan kaki. Aku harus berlari. Tapi, jika aku berlari aku bisa bersentuhan dengan banyak orang di jalan dan itu sama sekali bukan pilihan yang baik.

Astaga, merepotkan!

Aku mendecak pelan sebelum akhirnya mempercepat langkahku. Aku berlari. Mau tak mau aku membiarkan tanganku bersentuhan dengan banyak orang yang tak sengaja kusentuh jika masih ingin selamat ketika tiba di sekolah.




"Dasar anak tidak tahu diri! Berani-beraninya dia membentak ibunya sendiri!"


"Ahh, tidak ... hari ini lembur lagi."


Half Blood [Seventeen Imagine Series]Where stories live. Discover now