Kau tahu, aku sibuk memikirkan betapa beraninya Luciel memotong perkataan Ayahnya yang seram.

Ayah Lucifer menghela nafas berat. Ini bukan salahku kan? Sepertinya suasana disini menjadi sedikit berat.

" Pergilah. Kalian semua temani Luciel dan kembalilah sebelum malam" final Ayah Luciel yang dibalas pelukan hangat dari anaknya, Luciel tentu saja.


-


-


" Yuta, apa kita sudah sampai?" tanya Luciel antusias setelah dibantu turun oleh Liffus yang memegang tangannya erat. Yuta hanya bisa meringgis sebagai jawaban, lupa dengan siapa dia berteman sekarang.

Tiga mobil mewah berjejer didepan rumah Yuta yang sederhana namun nyaman, mengundang beberapa tetangga untuk datang mengerubungi mereka sambil sesekali berteriak atau memfoto diam-diam. Mungkin mereka pikir kelompok Liffus adalah artis yang nyasar ke daerah mereka, tidak salah juga melihat wajah mereka yang tampan dengan dua perempuan cantik.

Eh, satu perempuan cantik maksudnya😂

Luciel menolehkan kepalanya bingung mendengar suara ramai disekitarnya. Ia tidak tahu rumah Yuta akan seramai ini, walaupun bagi Luciel itu bukan hal yang buruk mengingat selama ini dirinya tidak diijinkana berbicara dengan sembarang orang.

" Eh? Ada apa dengan semua keramaian in- YUTA! OH TUHAN DENGAN SIAPA KAU SEKARANG!"

Yuta menutup kupingnya erat-erat mendengar suara Mamanya yang melengking nyaring. Semua keramaian ini sudah cukup membuatnya pusing, jadi dengan cepat Yuta menarik tangan Luciel dan meminta mereka semua untuk masuk kedalam rumahnya. Yuta tidak aneh melihat tatapan bingung dari Liffus yang kadang terbentur barang, salahkan tubuhnya yang tinggi dan tidak terbiasa masuk ke rumah dengan ruangan sesempit ini.

Well, maafkan saja jika semua orang tidak memiliki rumah semegah punyamu Liffus😒

" Wah... Tante baru tahu bahwa Yuta memiliki teman sekeren kalian.... Ah, mari duduk, Tante akan siapkan cemilan dulu"

Gin mengganguk sopan mewakili semua orang. Dari mereka semua, mungkin hanya dia yang benar-benar paham bagaimana cara menghormati orang lain.

Terutama manusia.

Luciel menelusuri ruang tengah rumah Yuta dengan semangat. Walaupun agak kesulitan juga karena baginya kamar Yuta memang terlalu kecil.

Walaupun nyatanya itu bukan kamar melainkan ruang paling besar dalam rumah Yuta.

Sadar atau tidak, kedua saudara itu ternyata memiliki pemikiran sama yang cukup menyebalkan 😑.

Tanpa sengaja tangan Luciel bersentuhan langsung dengan foto keluarga yang terpasang disana. Luciel dapat merasakan kehangatan saat memegangnya. Tidak, ia bahkan tahu bahwa rumah ini penuh dengan kehangatan.

Dengan seseorang yang dikenal sebagai Mama.

" Nah, ayo anak-anak. Maaf jika Tante hanya bisa menyajikan ini hehe" canda Mama Yuta canggung. Gin menunduk sopan, membantu wanita itu untuk menyiapkan makanan bersama dengan Yuka.

" Masakan Mama selalu enak, tidak perlu khawatir!" hibur Yuta senang, yang didengar aneh di telinga Luciel.

Pikirannya sibuk tentang siapa Mama ini bagi manusia. Gin bilang dia adalah pasangan Papa atau Ayah. Lalu, dimana Mama miliknya?

" Luciel?"

Panggilan Yuta sontak mengembalikan Luciel ke kenyataan. Ia mengangkat dagunya, mencoba mencari asal suara Yuta.

" Kau.... Baik?" tanya Yuta heran. Pasalnya, lelaki yang biasanya ceria itu kini hanya diam memandang kosong entah kemana.

Mereka yang sedang asik mengobrolpun terdiam. Liffus yang terus memperhatikan Luciel tahu ada sesuatu yang tengah dipikirkan adik manisnya, segera menarik tangannya untuk bangkit.

" Kipikir Luciel lelah. Kami akan kembali" titah Liffus tegas. Yuta hanya mengangguk walaupun ragu. Apa ada sesuatu yang salah disini?

" Luciel, apa aku-"

Luciel segera menggeleng, mencoba memberikan senyuman terbaiknya untuk semua orang.

" Tidak. Kak Liffus benar, aku mungkin hanya kelelahan. Maaf ya Yuta, mungkin sebaiknya aku memang kembali" ujar Luciel menyesal. Sekarang Yuta baru mengangguk mengerti, walaupun tampaknya belum percaya sepenuhnya pada Luciel.

Mereka segera kembali, mengundang tatapan aneh dari Mama Yuta yang baru saja kembali sambil membawa jus.

" Eh? Kenapa mereka pulang begitu cepat? Aish, Mama sudah membuatkan jus padahal" omel wanita itu kesal.

Yuta hanya tersenyum kecil pada Mamanya yang merajuk. Kasian juga Mamanya, pikir Yuta.

" Kalau begitu biar Yuta saja yang meminum semuanya. Yuta kuat Ma" tawar Yuta semangat. Mamanya melotot, " Dasar kau anak gembul!"



-


-


Mobil yang melaju itu begitu hening. Luciel hanya diam di tempatnya, membuat Liffus yang berada di dekatnya khawatir setengah mati.

Pangeran Iblis itu sudah menyangka, tidak ada hal yang baik jika iblis seperti mereka terlaku dekat dengan manusia.

Apalagi, manusia itu hanya Liffus pakai untuk-

" Kakak, kenapa disini rasanya sesak?" tanya Luciel sambil memegang dadanya. Suaranya terdengar begitu lirih.

" Rumah itu hangat. Tapi..... Luciel merasa sesak" ungkap Luciel lagi. Suaranya mulai terdengar bergetar, Liffus tahu apa penyebabnya, namun tidak tega untuk mengatakan kebenarannya.

Tangan besar itu menarik Luciel kedalam pelukannya, menciumi wajahnya untuk memberi ketenangan.

Sementara Luciel menangis dalam diam. Entah karena apa, ia juga bingung.

Akhir-akhir ini emosinya memang kurang terkendali, membuat dirinya sendiri bingung dengan keadaanya.

" Jangan meminta kakak mengabulkan keinginanmu yang itu lagi. Kakak tidak suka melihatmu menangis"

Tangan dingin itu masih asik mengusap rambut Luciel yang halus layaknya kapas.

" Kita ini Iblis Luciel. Kita tidak pernah bisa dekat dengan manusia. Kehangatan mereka berbeda dengan kehangatan milik kita. Jangan paksakan dirimu lagi seperti ini mengerti?"

Luciel mengangguk singkat. Menenggelamkan dirinya pada pelukan sang kakak.

Benar juga. Luciel itu monster, iblis yang berbeda dari Yuta yang seorang manusia.

Kebersamaannya akhir-akhir ini membuanya lupa. Luciel seharusnya sadar ia berbeda.

Cup

Liffus mengangkat dagu Luciel dan menciumnya lama, memberikan kenyamanan ala dirinya sendiri.

Melumat, membuat Luciel kewalahan dan lupa akan segalanya.

Bahkan cinta mereka salah di mata manusia. Itu sudah memperjelas semuanya bukan?

Mereka itu iblis, tidak peduli dimana mereka berpijak sekarang.



Update lagi~

Maaf ya kalau kurang memuaskan..... Rasanya susah banget buat ngelanjutin cerita yang ini😅

Tapi tenang, pasti saya lanjut kok,

Mungkin😌

Jadi jangan lupa vote dan comment ya..... See you in next chapter~

[END] Angel or Devil : RewriteKde žijí příběhy. Začni objevovat