New Friend

2.3K 242 11
                                    

Satu minggu Luciel berbaring di tempat tidur, akhirnya baru hari ini dia memutuskan untuk berangkat ke sekolah lagi.

Kakinya sudah sembuh secara keseluruhan berkat mantra penyembuh yang diberikan keduanya, sehingga tidak ada alasan lagi bagi Luciel untuk tetap mengurung diri di kamar seperti kemarin-kemarin.

Luciel bertingkah baik-baik saja depan si kembar, walaupun sebenarnya hatinya masih merasa kosong atas ketidakhadiran sang kakak di sisinya.

Ia sadar dirinya tengah jatuh cinta, jatuh cinta pada seorang kakak yang seharusnya tidak pernah ia lakukan.

Yuras dan Yuka sebenarnya tidak mengijinkan, namun Luciel pikir dia harus menebus kesalahan kakaknya dan kembali bersekolah.

Melihat keras kepalanya Luciel, keduanya mengalah dan berinisiatif memberi Luciel ponsel yang berisi nomor mereka berdua jika saja Luciel membutuhkan bantuan.

Penggynaannya memang khusus untuk orang yang tidak bisa melihat, sehingga tidak butuh waktu lama hingga Luciel hafal cara kerja ponsel barunya.

Dan kali ini sama saja, karena Luciel takut lebih merepotkan Yuka dan Yuras yang memang sebenarnya sangat sibuk sebagai pengurus OSIS, dia memutuskan untuk berangkat sendiri walaupun jantungnya berdegup kencang takut jikalau ada lagi orang yang akan memukulnya.

Duak

Luciel beringsut mundur saat tanpa sengaja tubuh kecilnya menabrak seseorang. Dia lelaki, karena tanpa segaja dada mereka bersentuhan tadi.

Dengan panik Luciel mencoba mencari tongkat yang terlepas saat bertabrakan dengan orang itu. Dirinya takut orang itu merasa risih dan membentaknya seperti yang lain.

" Kau tidak apa-apa?"

Luciel menggerejap mendengarkan lantunan lembut itu. Tangannya baru saja dituntun untuk kembali memegang tongkat yang ia cari. Luciel mendongkak, mencoba menerka siapa yang baru saja menolongnya sekarang.

" Maaf karena aku telah menabrakmu. Sini, biar kubantu berdiri"

Lagi-lagi Luciel diam saja saat lelaki itu dengan lembut membangunkan Luciel dan duduknya dan sedikit membersihkan bajunya yang kotor.

" Ah, seharusnya aku yang minta maaf disini. Maaf jika aku telah menganggumu" teradar dengan kebodohhnnya, Luciel segera membungkuk dan meminta maaf.

Lelaki itu malah tertawa, mengelus pelan rambut hitam Luciel dan menghirup aroma yang keluar dari rambutnya.

" Jangan takut begitu kucing kecil. Aku murid baru disini. Namaju Viel, dari kelas seni menegah"

" Luciel. Sekelas denganmu kurasa" balas Luciel sambil sedikit tersenyum.

Kelas di sekolah ini memang tidak menggunakan sistem tingkat seperti sekolah pada umumnya. Para murid sendiri lah yang harus menentukan kelas mereka dan menamatkan apa yang mereka pilih.

Dan kebetulan, kelas yang Luciel ambil adalah kelas seni menengah. Walaupun tidak bisa melihat, setidaknya Luciel bisa merasaaan guratan gambar dan bermain musik dengan sangat indah.

Dan jangan lupakan nyanyiannya yang merdu. Bahkan mereka yang membenci Lucielpun hanya bisa terdiam saat lelaki itu sudah mulai bernyanyi.

" Kau akan ke kelas Lucy?"

Luciel menengok asal untuk mencari siapa yang Viel maksud dengan Lucy, sebelum tepukam ringan beserta kekehan kecil mendarat di pundaknya.

" Lucy itu kamu Luciel. Mulai sekarang aku akan memanggilmu Lucy, karena wajahmu mirip sekali demgan perempuan" canda Viel yang malah membuat Luciel menunduk sedih.

[END] Angel or Devil : RewriteWhere stories live. Discover now