I'm Okay

2.3K 238 17
                                    

" Oy, Yuta! Turunlah kebawah saat ini juga atau Mama akan mencabik wajahmu dasar anak bodoh!"

Teriakan itu membuatku jengah di pagi hari. Nyonya besar- ups, maksudku Mamaku dengan kejam selalu berteriak layaknya melihat tsunami hanya untuk membangunkanku. Demi Tuhan aku sudah bangun! Aku hanya sedang merapihkan penampilanku dengan seragam sekolah yang kini kukenakan.

" Yuta turun sekarang atau Mama akan benar-benar murka!"

Tuhan, berilah aku kesabaran menghadapi Mamaku yang super hebat ini!

Dengan segera, aku turun kebawah dan mendapati Mamaku yang tengah berkacak pinggang. Di meja makan, Papa dengan santainya malah minum kopi seakan teriakan Mama bukan apa-apa untuknya.

Apa Papa sebenarnya setengah tuli ya? Um, maksudku, teriakan Mama bahkan mampu menggetarkan pintu kamarku. Namun Papa yang duduk disampingnya, bahkan tidak terpengaruh sedikitpun.

Inikah yang orang sebut dengan the power of love?

" Yutaaaa!! Kenapa sekarang kau malah melamun ditangga seperti itu?! Bawa bekalmu sekarang dan segeralah berangkat bodoh! Kau bisa telat nanti!"

" Demi Tuhan Mamaku sayang.... Aku sedari tadi sudah bangun Mama cantik... Ah, bekalku. Aku berangkat ya Ma, Pa. Kupingku bisa pecah jika terus berada di dekat Mama dengan teriakan supernya" ujarku panjang lebar lalu dengan cepat memakai sepatuku agar terhindar dari gempa yang sebentar lagi terjadi.

" YUTA!!! KAU BENAR-BENAR MENYEBALKAN!"

Tuh kan, apa kubilang. Untung rumahku memiliki halaman sehingga teriakan Mama tidak akan menganggu tentangga yang lain.

Dengan semangat aku segera lari kesekolah. Tidak jauh, hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumahku. Sebenarnya Mama benar, aku sudah sangat telat hari ini. Dengan segera aku menghela nafas berat saat melihat gerbang besar sekolahku sudah tertutup rapat.

Aku bisa dibunuh Mama jika ketahuan bolos lagi. Dengan gesit aku segera mengambil jalan memutar untuk menuju gerbang rahasia milikku.

Yang maksudnya gerbang rahasia itu, lubang kecil diantara semak-semak yang terhubung dengan sekolahku ya.... Hehe

Hah, aku mendesah lega saat akhirnya keluar dari semak menyebalkan itu. Aku baru saja akan melesat pergi sebelum tiba-tiba kepalaku terhantam bola yang begitu tepat mengenai wajahku sampai kotor.

Tuhan... Tidak cukupkah kamu membuatku sial hari ini? Ah, hidungku sakit sekali.

" Kupikir bolanya jatuh disekitar tempat ini...."

Aku terbengong heran melihat seorang lelaki(?) cantik menggerakan tangannya bebas untuk mencari bola yang menghantam wajahku tersebut.

Eh, dia benar-benar lelaki kan? Wajahnya terlihat seperti dia berasal dari dunia lain.

Sayang..... Matanya tertutup rapat oleh perban yang melingkari wajahnya.

" Eh?"

Tanpa sadar sepertinya lelaki itu malah menyentuh telapak tanganku yang -dengan bodohnya- masih dalam posisi menungging sekeluarnya aku dari semak tersebut.

Ah..... Tangannya bahkan terasa sangat halus.

" Maaf, apa kau melihat bola yang jatuh didekat tempat ini?" tanyanya sopan. Dari seragamnya..... Dia adalah siswa dari kelas khusus. Mimpi apa aku semalam bisa bertemu dengan salah satu dari mereka?

Kelas khusus maksudku itu, ada kelas superior yang memiliki bangunan kelas sendiri yang berupa rumah kaca yang luas. Mereka bebas menentukan jadwalnya sendiri, dan hampir tidak tersentuh oleh siswa reguler seperti kami. Ya.... Mereka memiliki segalanya sendiri.

[END] Angel or Devil : RewriteWhere stories live. Discover now