Mine

3.7K 379 7
                                    

" Nah, untuk sekarang diamlah disini sebentar ya sayang..... Kakak akan panggilkan Ayah agar dia tahu bahwa Luciel baik-baik saja. Umm.... Jika kamu butuh apapun katakanlah hal itu pada boneka ditanganmu ini. Mungkin sulit untuk dimengerti tapi dia adalah servantmu sejak kamu masih kecil. Jadi, tolong diam disini sampai kakak kembali mengerti?" ujar Liffus beruntun sambil menyerahkan Millie, nama boneka Luciel yang dulu untuk dipegang oleh anak manis itu. Luciel bahkan tidak menolak, dia hanya mengangguk pelan dan diam saja saat Liffus mendudukannya di tempat empuk yang Luciel tebak adalah ranjang. Dia masih diam saat terdengar suara pintu ditutup dan keheningan mulai menyapanya.

Siapa sebenarnya kakaknya ini? Kenapa mereka bisa sampai di tempat lain dalam waktu sesingkat tadi? Kenapa kakaknya malah menyerahkan boneka besar pada Luciel yang Liffus sebut sebagai servantnya?

Atau mungkin pertanyaan yang paling utama, siapa dia sebenarnya? Kenapa dia bisa ditemukan di danau dan kenapa kakanya baru datang sekarang? Apa yang sebenarnya terjadi disini? Luciel bahkan terlalu lelah untuk merasakan semuanya dalam satu hari.

" Pangeran!"

Luciel terlonjak kaget saat seseorang tiba-tiba membuatnya tersadar dari lamunan karena pelukan lelaki itu yang tiba-tiba. Lelaki itu berwajah bahagia, penuh dengan rasa lega walaupun Luciel tidak dapat melihat ekspresinya.

Suara ini berbeda dengan suara kakaknya sebelumnya. Jadi.... Besar kemungkinan orang yang memeluk Luviel bukan kakaknya...... Kan?

" Eh? Ini saya Pangeran. Gin, pelayan.... Umm... Temanmu?" Gin berucap yakin tak yakin saat Luciel masih diam. Dulu Luciel bilang Gin adalah temannya saat ia belum tahu siapa Gin sebenarnya. Tapi, mereka belum banyak bicara setelah Luciel kembali ke kerajaan waktu itu. Tepat pada saat dimana Luciel menghilang untuk 300 tahun lamanya.

Mengingatnya Gin jadi kembali merasa bersalah.

Tapi tunggu. Gin melepaskan pelukannya saat melihat Luciel tidak bereaksi sama sekali. Anak itu tampaknya tengah berpikir, sebelum dengan ragu menyentuhkan tangannya pada permukaan wajah Gin.
Untuk sesaat Gin tidak mampu memproses lagi apa yang dilakukan Luciel. Sebelum pikirannya tersadar walaupum enggan untuk menerima kesimpulan yang ia dapatkan.

" Apa..... Pangeran tidak mampu melihat saya?" tanya Gin ragu-ragu. Gin hanya tahu dari salah seorang pelayan bahwa dia tidak sengaja melihat Pangeran Liffus kembali membawa Luciel yang ditidurkan dikamarnya. Tanpa menunggu Harris atau Liffus kembali, Gin berinisiatif untuk masuk dan menemui Luciel. Dia adalah pelayan setia Luciel, jadi ia bebas masuk untuk menemui Tuannya itu.

Luciel mengganguk pelan. Papan dan pulpennya tidak bisa ia temukan menggantung di lehernya. Sehingga sekarang Luciel hanya bisa membalas perkataan Gin dengan anggukan atau gelengan.

" Dia juga tidak mampu berbicara Gin. Sekarang menyingkirlah, biarkan Harris memeriksa apa yang salah dengan tubuhnya."

Lucel sedikit menoleh tanpa arah saat telinganya menangkap suara orang yang mengaku sebagai kakaknya datang dengan beberapa derap langkah lain. Dimana dua dari mereka berjalan mendekat dan berhenti didepan Luciel.

" Bagaimana kabarmu sayang? Ayah sudah mendengar semuanya dari kakakmu. Maaf jika kami telat menjemputmu" sebuah tangan dingin menyentuh pipi hangat Luciel. Membuat anak manis itu sedikit mendongkak, merasakan deru nafas teratur dari lelaki bersuara berat didepannya.

Seseorang juga menyentuh rambut Luciel dengan lembut. Kali ini Luciel mengenali baunya. Dia adalah kakaknya.

" Dia Ayah kita Luciel. Lucifer Raja Iblis sekaligus penguasa Hellain"

Luciel hanya membuka mulutnya sedikit lalu membiarkannya menutup kembali. Tampaknya dia masih bingung harus mengatakan apa, sebelum akhirnya membungkuk kaku sedikit dan tersenyum kecil. Luciel tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan didepan seseorang yang tidak ia kenal ini.

[END] Angel or Devil : RewriteWhere stories live. Discover now