Meet Again

5.3K 405 11
                                    

" Baiklah Luciel. Biar aku jelaskan dari awal. Emmm..... Sejauh yang kami amati kamu memang Luciel, teman kami di masa lalu sebelum kita berpisah karena suatu hal. Tanda lahir yang kamu miliki dengan Luciel yang kami kenal sama persis, jadi tidak salah lagi kamu adalah Luciel. Namaku Yuka dan kakak kembarku namanya Yuras. Kamu berada di sekolah milik seseorang yang kami kenal, dan kami juga tinggal disini. Mulai sekarang kamu juga akan tinggal disini sesuai persetujuan Paman Louis, pemilik sekolah ini. Apa kamu bisa menerimanya?" tanya Yuka sambil memandang khawatir wanita -ehem- pria manis yang menggnguk pelan sebagai jawaban. Sudah sebulan dia dirawat oleh mereka, sehingga perlahan lelaki itu mulai terbiasa dengan keadaan disekitarnya.

" Dan kamu bilang kamu ingin sekolah bersama Yuka dan Yuras kan? Aku bisa melakukannya untukmu" tawar lelaki berwajah ramah itu, Louis, sambil mengusap pelan rambut Luciel.

Lagi-lagi Luciel mengangguk. Dia tahu Yuka san Yuras bergantian tidak sekolah hanya karena menjaganya sebulan ini. Jadi, jika hanya pergi ke sekolah rasanya bukan masalah besar untuk Luciel. Dia juga mulai terbiasa dengan tongkat yang kini selalu ia bawa dan papan hapus yang melingkar erat di lehernya.

Tidak disangka, selama sebulan ini mereka mengajari Luciel anak itu ternyata dapat dengan mudah menyerap semua pelajaran. Bahkan, Luciel sudah hafal tata letak ruangan dan huruf ataupun benda yang berada disekitarnya. Lebih menakjubkannya lagi, Luciel mampu membaca buku biasa hanya dengan merabanya. Tidak masuk akal memang, tapi tangannya yang memang sensitif mampu membaca guratan tinta yang terdapat dalam tulisan, membacanya dan mendapat ilmu layaknya anak biasa.

Louis tersenyum kecil. Anak didepannya ini memang sangat manis. Dia mengambil setelan seragam yabg telah ia siapkan dan menaruhnya ditangan Luciel, membiarkn pemuda itu meraba seragam barunya.
Yuka bangkit dengan semangat untuk mengganti pakaian Luciel  yang segera dihentikan Yuras dengan pegangan tangan.

" Biarkan aku yang mengganti pakaiannya. Kita kan sama-sama lelaki" peringat Yuras sambil menggiring Luciel ke kamar mandi. Sudah merupakan rutinitas setiap hari bagi mereka untuk memandikan lelaki manis itu.

Ya.... Sebenarnya hanya Yuras yang memandikan Luciel, sementara Yuka yang mendadaninya.

" Kak! Lihat apa yang kuperbuat ada Lulu! Dia terlihat saagat manis kan?" ujar Yuka semangat menunjukan Luciel yang telah ia dandani dengan semangat. Sebenarnya yang ia lakukan hanyalah mengepang rambut Luciel namun akhirnya?

Baiklah. Luciel kini tengah memakai kemeja putih pendek yng dibalut oleh vest dan celana panjang merah untuk bawahannya. Rambutnya yang panjang Yuka kepang karena mereka memang tidak tega memotong rambut yang begitu indah seperti milik Luciel. Pipinya merona dan bibirnya merah delima, masih sama persis seperti sosoknya 300 tahun yang lalu.

Ya, Luciel memang telah tertidur selama 300 tahun. Ditunggu kebangkitannya oleh Liffus yang masih belum menyadari keberadaan Luciel.

" Argh! Andai saja kakak nengijinkanku untuk menakaikan Luciel rok. Dia bahkan tidak terlihat seperti lelaki kak! Sejak dulu dia memang tidak pernah berubah!" jerit Yuka frustasi, sementara Yuras hanya mengabaikannya. Lelaki itu masih fokus memandaagu wajah Luciel yang merona hebat.

Srek

Srek

Pandangan mereka kini ditujukan pada Luciel yang sibuk menulis sesuatu di papan hapusnya.

'Bisakah kalian memberitahu bagaimana penampilanku?' Tulis Luciel malu-malu. Dia takut penampilannya tidak cukup bagus untuk sekolah nanti. Bukannya gengsi, Luciel hanya tidak ingin melihat Yuka atau Yuras malu saat berjalan dengannya nanti.

" Wajahmu putih seperti salju dan hidungmu mancung sempurna. Bibirmu merah layaknya mawar dan rambutmu hitam layaknya malam. Yuka baru selesai mengepang rambutmu kebelakang. Wajahmu sempurna Luciel" kali ini giliran Yuras yang bicara. Louis yang masih ada disana bahkan terkejut mendengar Yuras yang terkenal dingin memuji seseorang selain adiknya sejauh itu.

[END] Angel or Devil : RewriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang