A Home?

1.9K 239 14
                                    

Tok tok

Clek

" Yuta? Apa kau sudah bangun? Semua orang menunggumu untuk sarapan"

Mataku terbuka perlahan saat suara Yuka membangunkanku. Pakaiannya telah berganti menjadi gaun putih yang sangat cocok ditubuh putihnya. Yuka terlihat sangat cantik, sungguh. Seperti malaikat yang turun dari surga. Jika saja dia bukan pasangan Yuras, mungkin aku juga sudah suka padanya.

Suka ya? Hehe....

" Yuta? Kau baik?" Yuka lagi-lagi bertanya. Aku mengangguk yakin, bangkit dari zona amanku lalu membalas senyuman indahnya.

" Aku sudah bangun. Bisakah kalian beri aku waktu beberapa menit untuk menyiapkan diri" pintaku padanya. Dia mengangguk, keluar ruangan untuk memberiku sedikit privasi.

Selesai membersihkan diri dan berpakaian, aku turun untuk melihat bahwa Luciel dan Kakaknya tidak ada di meja makan.

" Luciel masih tidur jika kamu mau tahu. Adakah kegiatan yang ingin kau lakukan hari ini?"

Aku menggeleng cepat saat Harris bertanya padaku. Aku sungguh gugup makan semeja dengan Ayah Luciel dengan segala aura berwibawanya. Entahlah, aku hanya takut padanya.

" Aku akan pulang saja. Masih ada hal yang harus kulakukan" inginnya aku bilang bahwa Mama dan Papa pasti mengkhawatirkanku. Tapi, mengingat reaksi mereka saat aku menyebutkan kata Mama waktu itu, akan lebih baik jika aku mengubah alasannya.

Mereka semua mengangguk terima. Kami semua makan dalam keheningan sebelum suara langkah refleks membuatku menengok.

Disana ada Luciel dan Liffus. Dimana tampaknya Luciel kurang baik saat kulihat dia berada dalam gendongan kakaknya dengan wajah terlampau pucat.

Gin segera bangkit untuk menyiapkan tempat duduk bagi mereka berdua. Luciel didudukan dengan nyaman oleh Liffus, sementara Liffus juga duduk dibangkunya sendiri.

" Dia memaksa ingin makan bersama Ayah. Ini bukan ideku"

Mata Liffus terarah pada Ayah Luciel yang terus menatap tajam Liffus.

Suasana berubah hening. Bahkan anggota yang lain segera menyimpan alat makan mereka merasakan aura tidak enak dari kedua lelaki ini.

Akupun sama. Bahkan untuk menelan saja rasanya sulit di situasi seperti ini.

" Ayah...."

Suara lembut Luciel seakan menyadarkan mereka kembali. Ayah Luciel itu mengelus kepala Luciel pelan, mengkodekan beberapa pelayan untuk menyiapkan makan bagi Luciel.

" Makanlah lagi" perintah itu seperti membuat kami secara patuh kembali memakan sarapan kami. Suasana makan sangat sepi, mungkin ini tatakrama mereka.

Tidak seperti dirumahku. Ugh, mengingatnya saja sudah cukup untuk membuat kupingku sakit.

" Yuta mau pulang?"

Aku tahu Luciel bertanya padaku, jadi dengan cepat aku mengangguk yakin.

Ah bodohnya aku. Luciel masih menunggu jawabanku.

" Aku pulang Luciel. Kau tahu.... PR ku menumpuk di rumah" elakku halus. Luciel tampak mengangguk-ngangguk mengerti, namun terhenti saat digantikan senyumnya yang lebar.

" Aku ingin main ke rumahmu"

" Uhuk"

Dengan tidak elit aku tersedak makananku sendiri. Yang lainpun menujukan wajah yang tidak terlalu berbeda denganku. Tercengang, itulah yang aku tangkap.

" Luciel..."

" Kumohon Ayah... Aku... Tidak tahu sampai kapan aku bisa begini..."

Aku sedikit menaikan alisku heran dengan apa yang dimaksud oleh Luciel. Ya, sayang perhatianku tadi tidak terarah kesana.

[END] Angel or Devil : RewriteWhere stories live. Discover now