"Insyaa Allah bulan depan. Do'akan saja tidak ada halangan dan lancar ya, Ris."

Obrolan berlanjut. Harris merasa bersalah. Sengaja jarang menelpon Ibunya, karena tidak ingin membuatnya sedih. Ibu pasti kecewa mendengar retaknya rumah tangga Harris dan Erika.

"Tadi Erika telpon Ibu, Ris. Wah, Ibu jadi tambah kangen kalian. Ibu bahagia lihat Marsya sudah  besar. Gemees pengen gendong cucu Ibu. Kalo libur, ajak keluargamu pulang ya, nak?"

"Insyaa Allah, Bu. Harris minta do'amya ya Bu. Biar bisa mudik ke Palembang. Harris juga mohon maaf jika ada salah sama Ibu." jawab Harris dengan nada suara memohon.

"Kamu baik-baik saja, kah? Perasaan Ibu akhir-akhir ini sering tidak enak. Ibu kepikiran Kamu terus, nak." tanya Ibu penuh kecemasan.

"Harris baik-baik saja, Bu. Tidak perlu risau. Mohon do'anya saja, semoga Harris selalu sehat dan selalu dilindungi Allah ya, Bu." jawab Harris mencoba menenangkan ibunya.

Setelah mengakhiri percakapan, Harris merasa lega. Sepertinya Erika tidak menceritakan masalah rumah tangga pada Ibu. Jadi penasaran, apa ya yang dibicarakan Ibu dan Erika?

Harris adalah anak yang patuh pada Ibunya. Apalagi semenjak Ayahnya berpulang saat ia masih SMP. Harris menyaksikan bagaimana Ibunya sangat bersedih atas kepergian Ayah. Untungnya Ayah pergi masih  meninggalkan warisan. Setidaknya ada rumah, kebun dan sedikit tabungan.

Harris anak pertama dari tiga bersaudara. Kedua adiknya perempuan, kini masih kuliah di Palembang. Sejak SMA Harris sudah terbiasa bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Dan setelah bekerja, Harris ikut membantu biaya kuliah adik-adiknya.

Alhamdulillah Ibu punya keahlian memasak. Jadi Ibunya Harris membuka usaha catering di rumahnya. Lumayan maju. Hasilnya bisa memenuhi kebutuhan di rumah. Dan yang terpenting, Ibu jadi punya kesibukan. Jadi bisa mengalihkan kesedihannya.

###

Harris sulit untuk tidur. Di apartemennya, ia mulai berpikir tentang bagaimana cara memberitahu Erika bahwa ia menerima penugasannya ke Singapura.

Harris sadar, tidak selamanya ia bisa mengendalikan keadaan. Masalah demi masalah yang hadir saat ini, tidak mudah untuk diselesaikan. Namun bukan sifat Harris jika harus pasrah, diam dan menunggu saja.

Karena Ibu menelpon, Harris jadi teringat mertuanya di Jogja. Sudah lama sekali Harris tidak menjenguk mereka. Terakhir empat bulan lalu, Erika dan Marsya pamit pulang ke Jogja. Harris tidak ikut karena sedang dinas luar kota.

Sebelum berangkat ke Singapura, Harris ingin menemui mertuanya di Jogja. Dengan harapan mereka bisa membantu membujuk Erika untuk mencabut gugatan cerainya.

Harris kembali bersemangat. Masih ada harapan, pikirnya dalam hati. Lalu ia bergegas menuju meja kerja. Ia ingin segera menyelesaikan beberapa laporan, untuk serah terima jabatan General Manager.

Waktu terasa berlalu begitu cepat. Tidak terasa sudah pukul dua pagi. Namun mata masih sulit untuk dipejamkan.

Akhirnya Harris online dan berselancar di dunia maya. Berbeda dari biasanya, kali ini ia membaca banyak artikel tentang rumah tangga, permasalahan dan cara mengatasinya.

Entah dapat ide dari mana, tiba-tiba ia terpikir untuk mengirimkan buket bunga untuk Erika. Sudah lama sekali hal ini tidak dilakukannya. Harris sadar, setelah menikah banyak kebiasaan baik yang dilupakannya.

Erika suka sekali white rose.  Harris searching toko bunga online di Jakarta. Sambil senyum-senyum sendiri ia melihat contoh bucket bunga yang di pajang di wall Florist online shop.

Hati Harris ikut berbunga-bunga. Ia membayangkan Erika akan senang mendapat kiriman bunga darinya.

Dan ia sudah mendapatkan satu contoh bucket yang cantik. Mawar pitih yang belum terlalu mekar, dengan daun hujau yang masih segar.  Erika biasanya tidak suka bucket yang terlalu ramai dengan campuran bunga lainnya. Istrinya suka bunga mawar  saja. Katanya tampak natural dan klasik.

Tidak di tunda-tunda lagi ia pun memesannya. Dan berharap pagi-pagi sekali sudah mendapat respon dari tokonya.

Membayangkan bisa segera ke Jogja dan  white rose di tangan Erika, Harris merasa sedikit tenang. Dan ia pun mulai bisa istirahat. Kini ia mulai menyadari, bahwa sangat membutuhkan Erika. Bukan hanya sebagai istri, namun juga sebagai pelengkap jiwanya.

Bangun pagi, Harris langsung mengecek handphone. Senangnya, karena sudah ada balasan dari toko bunga. Ia pun mulai menuliskan alamat kantor Erika. Tak lupa, ia minta dituliskan kata-kata romantis di kartu.

Setelah transfer, Harris memastikan lagi pesanannya. Ia meminta jangan di campur dengan bunga lainnya. White rose only.

===============================

Seperti ini bunga yang dipesan oleh Harris untuk Erika.

Seperti ini bunga yang dipesan oleh Harris untuk Erika

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


================================

Heart Breakerحيث تعيش القصص. اكتشف الآن