"Aku pergi dulu ya Fa, papa udah manggil," ucapnya. Meski berat hati, Ghibran harus tetap pergi dan meninggalkan Nafa.

*FlashBack off*

Ketika kejadian empat tahun silam itu tereka ulang, air mata Nafa berjatuhan diiringi senyumnya yang mengembang.

"Gue senang lo kembali." batin Nafa "Ada banyak hal yang pengen gue ceritain ke lo, terutama tentang sahabat lo, Ghazi, yang buat gue cukup rapuh,"

Nafa lalu mengusap beberapa tetes air mata yang membasahi pipinya sambil memasukkan boneka panda dan foto-foto tadi ke dalam kotak berwarna biru langit.

♥♥♥

Nongkrong di warung gorengan sebelum pulang ke rumah adalah kebiasaan yang sering Ghazi, Ravin, dan Gito lakukan. Namun kali ini agak sedikit berbeda, karena sekarang juga ada Ghibran yang gabung bareng mereka.

"Eh Zi, lo kenal Nafa nggak? Yang anak kelas XI IPA 1," tanya Ghibran yang mampu membuat Ghazi terkejut mendengar nama itu "Nafa itu dulu satu SD sama kita, dia seangkatan gue. Lo kenal nggak? tapi kalo nggak tau juga nggak papa. Gue nggak nyangka aja dia tambah cantik setelah hampir empat tahun nggak ketemu," lanjut Ghibran sambil sesekali senyum-senyum membayangkan wajah imut Nafa ketika masih SD.

Ghazi yang mendapat pertanyaan demikian dari adik kelasnya itu hanya diam, juga terkejut, dan tak berniat sedikitpun untuk menjawab.

Ravin dan Gito yang juga berada di sana dan mendengar pernyataan dari Ghibran hanya bisa diam melongo ketika mendengar kenyataan bahwa adik kelasnya itu telah menanyakan suatu hal yang fatal pada Ghazi.

Suasana hati Ghazi saat ini kurang baik, terutama masalah Nafa, dan sekarang Ghibran malah mengungkit-ungkitnya. Ghazi memang diam tak menjawab, namun raut wajahnya seketika berubah setelah mendengar nama Nafa tadi.

"Etdah, itu gorengan di kacangin aja? Pada kagak mau makan apa?" tanya Gito mengalihkan pembicaraan.

Mendengar itu, Ghibran langsung mengambil bakwan yang terletak di depannya dan langsung memasukkannya ke mulut.

"Iye, ini gue makan satu," ucap Ghibran sambil mengunyah.

Kemudian Ghazi dan Ravin juga ikutan memakan gorengan itu.

"Lo berdua gimana, kenal ngga sama Nafa?" tanya Ghibran lagi, namun kali ini pertanyaan itu ditujukan pada Ravin dan Gito.

Karena tak ingin berbohong, Ravin menjawab yang sebenarnya "Kenal, kenapa emang?"

"Seriusan lo kenal? Kok bisa?" tanya Ghibran.

"Gua kan satu sekolah sama dia, pinter!" jawab Ravin sambil mengambil gorengan lagi.

Drrtttt...

Handfone Ghibran berdering, ia lalu menekan tombol hijau di layar ponselnya.

"Halo, ada apa Fa?" ucap Ghibran pada orang di seberang telfon.

"Lo lagi di mana, jalan yuk, gue mau cerita banyak hal sama lo,"

"Oke, lo tunggu di rumah, bentar lagi gue nyampe," jawab Ghibran lalu memutuskan sambungan telfonnya.

"Gue duluan ya, sory nggak bisa bareng," ucap Ghibran lagi.

HESITATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang