Ketahuan

12 3 0
                                    

Rasa sayang itu tidak harus dipertunjukkan ke orang lain secara langsung.
Cukup kita rasakan saja. Maka kamu akan mengerti.
_________________

Sesuai perintah Ibunya. Nadin memantau adik-adiknya itu di kamar mereka. Nadin melihat adik-adiknya sudah tertidur pulas. Nadin berlalu pergi meninggalkan kamar adiknya dan menuju kamarnya.

Setelah Nadin pergi, tiga adiknya, Nina, Lea dan Leo bangun. Ternyata mereka bertiga hanya pura-pura tidur saja saat mereka tau Nadin akan masuk ke dalam kamar mereka.

"Aku mau ke bawah dulu ya, udah nggak tahan nih," kata Lea.

"Ya, udah. Cepetan sana," kata Leo.

"Tapi aku takut," lirih Lea.

"Takut kenapa? Kan masih ada Ibu sama Ka Nadin di bawah," kata Nina.

"Udah buruan sana," usir Leo.

"Ya udah deh. Tungguin aku tapi ya," kata Lea.

Lea turun ke bawah dengan tergesa-gesa. Di penghujung tangga, Lea sempat mendengar perkataan Ibunya yang meminta Kakaknya, Nadin, agar memeriksa mereka bertiga di kamar, sudah tidur atau belum.

Mendengar itu, Lea langsung kembali ke kamarnya dan memberitahukan Nina dan Leo agar berpura-pura tidur karena Nadin akan ke kamar mereka.

Nina, Lea dan Leo langsung naik ke tempat tidur mereka masing-masing dan langsung berpura-pura tidur. Tak lama setelah itu kamar mereka dibuka oleh Nadin. Hanya sebentar, Nadin menutup kembali pintu kamar dan pergi ke kamarnya.

"Untung aja kamu denger pembicaraan Ibu sama Ka Nadin Lea. Kalau enggak kita nggak bisa main sekarang," kata Nina.

"Iya sih ... tapi aku pengen pipis sekarang nih," lirih Lea.

"Udah, Lea. Kamu turun ke bawah aja, aku temenin," kata Leo.

"Ayo deh. Cepetan,"

Lea berlarian ke bawah karna sudah tidak tahan.

"Hati-hati Lea nanti jatuh. Ibu marah," kata Leo.

"Iya...."

Setelah itu Lea langsung masuk ke toilet. Sedangkan Leo menunggu Lea di dekat meja makan. Tak lama menunggu, Lea akhirnya keluar.

"Udah?" tanya Leo.

"Udah."

"Ayo balik. Entar Ibu denger," kata Leo.

"Iya."

Mereka berdua pergi menuju ke kamar mereka dengan langkah pelan. Tiba di kamar, Lea dan Leo dikejutkan oleh Nadin yang ternyata ada di kamar mereka dan sedang duduk di kasurnya Nina. Nadin menatap mereka berdua. Lea yang tidak berani memandangi Nadin hanya menunduk. Akhirnya Leo yang menjelaskan.

"Lea mau pipis. Dia minta aku temani," kata Leo.

Nadin masih menatap mereka berdua yang masih berdiri di ambang pintu kamar. Dia berdiri dan berjalan ke arah Lea dan Leo. Nina yang tadi berpura-pura tidur lagi, membuka matanya sedikit saat merasakan pergerakan pada tempat tudurnya. Nina melihat kakaknya melangkah ke arah dua adiknya, Lea dan Leo.

Lea dan Leo takut saat Nadin semakin mendekati mereka. Terutama Lea, dia semakin menunduk saja. Berbeda dengan Leo yang hanya bersikap biasa tetapi sebenarnya juga merasakan ketakutan yang sama.

Setibanya Nadin di depan Lea dan Leo. Dia hanya mengusap kepala kedua adiknya itu, lalu tangan mereka berdua ditarik pelan menuju tempat tidur mereka masing-masing. Setelah itu Nadin menyelimuti Lea dan Leo secara bergantian. Sebelum keluar Nadin mematikan lampu kamar mereka. Barulah Nadin menutup pintu kamar adik-adiknya.

Merasa Kakak mereka sudah tidak ada. Nina, Lea dan Leo berbicara kembali. Mereka sengaja tidak menyalakan lampu, takutnya nanti Kakak atau Ibunya yang akan masuk kembali memantau mereka.

"Kenapa Ka Nadin ada di sini Ka Nina?" tanya Lea.

Lea dan Leo memang diminta oleh Ibu mereka untuk memanggil Nina dengan sebutan Kakak. Meski pun umur mereka hanya berbeda beberapa bulan saja.

"Aku juga nggak tau. Tadi pas aku nunggu kalian, Ka Nadin masuk lagi. Ka Nadin ngeliat aku belum tidur. Setelah itu dia minta aku tidur," kata Nina.

"Kayanya Ka Nadin tau kita belum tidur deh tadi," kata Lea.

"Kok bisa tau?" tanya Nina.

"Aku juga nggak tau," jawab Lea.

"Ka Nadin balik lagi karna kelupaan matiin lampu di kamar kita. Makanya balik lagi ke sini," kata Leo.

Setelah mengatakan itu Leo memilih tidur.

"Bener kata Leo. Tadi kak Nadin nggak matiin lampu kamar kita," kata Nina.

"Udah, buruan tidur. Nanti Ibu sama Ka Nadin marah kalau tau kita belum tidur," kata Leo.

Mereka bertiga akhirnya berlayar menuju pulau impian dan melupakan rencana awal mereka yang ingin bermain bersama.

_______

Nadin sudah sampai di kamarnya. Tiba-tiba saja dia teringat kalau dirinya lupa mematikan lampu kamar adiknya. Nadin kembali menuju kamar adiknya, dan ternyata dia melihat Nina yang masih bermain. Nadin ingin bertanya pada Nina kenapa tidak tidur, tapi rasanya mustahil bagi Nadin. Karna itu, Nadin membawa Nina ke tempat tidurnya agar dia tidur. Nina terlihat tegang saat Nadin langsung menariknya ke tempat tidur. Namun, Nadin berusaha membuat Nina nyaman dengan mengelus-elus kepala Nina dengan pelan dan perlahan-lahan.

Nina sebenarnya khawatir pada dua adiknya juga, Lea dan Leo yang sampai sekarang belum kembali ke kamar. Nina tau kalau Kakak mereka tidak akan pernah membentak mereka bertiga. Tapi tetap saja ada konsekuensi lain jika Kakaknya itu marah.

Dua adiknya yang lain tiba di kamar. Nadin memandangi kedua adiknya yang masih terkejut di depan pintu kamar. Nadin sebenarnya ingin bertanya pada dua adiknya itu yang baru saja kembali ke kamar. Tapi dia mengesampingkan keinginannya itu, dan memilih mendekati adik-adiknya yang terlihat ketakutan padanya. Mereka terlihat seperti sedang tertangkap basah karna berusaha kabur.

Saat di depan kedua adiknya itu, Nadin hanya mengelus kepala mereka dan menarik mereka berdua pelan menuju tempat tidur mereka masing-masing. Nadin menyelimuti Lea lebih dahulu dan baru lah Leo. Setelah itu, Nadin mematikan lampu dan berjalan keluar kamar.

Nadin sebenarnya tau kalau adik-adiknya itu belum tidur saat pertama kali dia masuk ke kamar adik-adiknya. Dia melihat kaki adiknya, Lea, bergerak-gerak gelisah. Nadin mengerti kalau mereka semua, adik-adiknya itu, hanya berpura-pura tidur. Tapi Nadin membiarkannya saja dan memilih pergi ke kamarnya. Karena dia yakin, jika adik-adiknya itu lelah, pasti juga akan tidur dengan sendirinya.

Nadin bersikap seperti itu bukan karena dia tidak menyayangi adik-adiknya. Tetapi, Nadin hanya ingin mengerti apa yang adik-adiknya mau. Nadin sangat menyayangi tiga adiknya itu melebihi rasa sayang pada dirinya sendiri. Menurut Nadin, tiga adiknya itu sudah menjadi bagian hidupnya yang paling penting. Nadin bahkan rela melakukan apapun demi adiknya.

Sesudah mengurus ketiga adiknya itu, Nadin kembali ke kamarnya dan beristirahat. Dia melupakan sejenak kejadian akhir-akhir ini yang masih belum terpecahkan. Tidak lama setelah itu, Nadin tertidur karena terlalu lelah akbat aktivitasnya hari ini.

_________

Up lagii. Semoga ada yang nunggu dan baca.

Silahkan baca dan di vote terus kasih komentar ya..

Salam Sayang ♡
Yessysan

Cahaya AsyaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu