PROLOG

552 69 8
                                    

.

Happy reading

.

Di sebuah hutan yang sangat gelap yang dihuni berbagai jenis pohon-pohon raksasa berdaun lebar yang menyebabkan tidak adanya celah untuk sang surya menyinari dasar hutan. Tidak ada satupun hewan yang hidup di hutan ini, bukan karena tidak adanya sumber mata air, bukan juga karena kurangnya persediaan makanan. Air dan makanan di hutan ini justru sangat melimpah ruah. Hanya saja karena semua penghuni hutan ini telah bermigrasi atau mungkin telah menjadi santapan yang lezat bagi penghuni baru hutan ini. Yaa.. mungkin saja.

Penghuni baru yang telah menempati hutan tersebut selama hampir 17 tahun. Bukan dari jenis hewan apalagi tumbuhan, melainkan sesosok makhluk mengerikan yang sering meminta korban kepada desa yang masih mengklaim hutan ini sebagai wilayahnya.

Di tengah-tengah hutan tersebut, berdiri sebuah kuil kuno yang masih kokoh. Kuil yang kini dihuni oleh sosok itu bersama tiga pengikutnya dan seekor hewan peliharaannya. Satu-satunya hewan yang menghuni hutan itu.

"Berapa lama lagi kita akan menunggu, My Lord?" tanya salah seorang pengikutnya yang memiliki tubuh besar dengan rambut berwarna orange. Pengikut yang merupakan orang kepercayaan sang penghuni baru hutan tersebut.

"Tidak lama lagi. Dia akan kemari dengan sendirinya. Mereka tidak akan bisa menyembunyikannya dariku," jawab sang Lord dengan mata yang menerawang jauh. Diantara segelapan, bibirnya menyeringai penuh kepuasan tatkala apa yang dikehendakinya akan segera terwujud.

"My Lord, apakah Anda sudah yakin jika manusia itu yang My Lord cari?" tanya seorang pengikut lain yang memiliki rambut sewarna darah dan satu-satunya pengikut yang bergender wanita.

"Tentu, jika bukan untuk apa aku ada disini dan menunggu selama 17 tahun," jawabnya lagi tanpa keraguan.

"Aku telah menunggunya untuk lahir selama separuh umurku. Dan saat takdirku lahir, aku pun kembali lahir di dunia ini. Terbebas dari belenggu buatan keluargaku yang mengurungku. Tidak mungkin salah. Pasti dia. Orang yang telah diramalkan oleh para leluhurku," sambung sang Lord.

Sosok itu tinggal di hutan gelap ini memang karena ada alasannya. Alasan yang mengharuskannya untuk kembali muncul dari dunia setelah berabad-abad lamanya menghilang. Alasan untuk membawa seseorang yang telah diramalkan oleh leluhur sosok tersebut. Seseorang yang akan menjadi pendamping sang sosok. Bukan pendamping biasa, melainkan pendamping seorang penguasa.

"My Lord, bagaimana jika mereka tetap tidak ingin menyerahkan manusia itu?" tanya pengikut lainnya yang memiliki rambut perak dengan gigi yang berbentuk segitiga runcing.

"Manusia itu egois. Mereka akan melakukan apapun untuk melindungi nyawa mereka sendiri. Bahkan jika itu harus memakan korban kerabat dekatnya. Mereka tidak peduli," jelas sang Lord.

"Lalu, apakah itu berarti mereka akan mengorbankannya demi kepentingan mereka sendiri?"

"Ya, bagi mereka kehilangan satu nyawa bukan apa-apa daripada kehilangan ratusan nyawa," ujar sang Lord.

"Dan inilah yang aku suka dari manusia."

#NA_SM#

Kyoto, kota besar yang tak pernah tidur. Selalu saja menjadi tempat yang ramai baik siang maupun malam. Lalu lalang kendaraan selalu terjadi seakan-akan tak pernah ada habisnya. Tidak pernah berhenti. Sambung menyambung, menggantikan kendaraan yang lainnya.

Malam ini, bulan bersinar dengan terang. Berlatar belakang langit hitam dengan milyaran bintang yang menyebar menjadi pemandangan yang sangat menakjubkan. Di sebuah rumah mewah dengan puluhan mobil-mobil dan motor-motor mewah yang terparkir dengan apik di halaman berumput yang luasnya sebanding dengan lapangan sepak bola tengah mengadakan suatu acara. Di dalam rumah tersebut terdengar suara musik dengan volume yang tidak tanggung-tanggung kerasnya. Jangan lupakan kerlap-kerlip lampu yang meramaikan suasana di rumah mewah itu. Makanan dan minuman berkelas pun tak lupa untuk disuguhkan.

FOLLOW YOUWhere stories live. Discover now