Sweet Smile 2

57 10 0
                                    

"Sekian materi dari saya hari ini. Untuk tugasnya silahkan pelajari bab selanjutnya."

"Baik, Bu."

Bu Mita kemudian keluar kelas setelah menutup mata pelajarannya hari ini. Semuanya segera berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah meronta-ronta minta makan.

"Vi, ke kantin yuk!" ajak Dila.
"Yuk!"
"Kalian nggak ke kantin?" tanya Dila pada Rahma dan Nafsha.
"Ini juga mau ke kantin. Barengan yuk!" jawab Nafsha.

****

Via POV
Setibanya di kantin, aku dan teman-temanku celingak-celinguk mencari meja yang kosong.

Tak sengaja aku menemukan Kak Arbi dan teman-temannya dan kebetulan masih ada kursi kosong di meja tempat Kak Arbi dan teman-temannya.

"Dil, Ma, Sha, duduk sana aja, yuk!" kataku sambil menunjuk meja Kak Arbi.

"Lo serius, Vi?" tanya Nafsha setelah mengetahui kemana arah tanganku.

"Kenapa enggak?"

Aku berjalan menuju meja Kak Arbi. Teman-temanku mematung di tempat dan memandang kaget ke arahku. Aku pun hanya tersenyum menanggapi reaksi mereka. Memang sih, di sekolah ini belum ada yang tahu kalau aku adiknya Kak Arbi.

"Hai, Kak! Boleh ikut duduk di sini?" senyumku mengembang ketika mengetahui Kak Arbi yang menatapku bingung.

"Eh... Iya boleh. Duduk aja." kata teman Kak Arbi yang entah siapa namanya.

Aku tersenyum mendengar jawaban dari salah satu teman Kak Arbi. Aku lambaikan tanganku ke arah teman-temanku yang masih setia berdiri di tempatnya tadi.

Dengan ragu-ragu mereka melangkah ke arahku dan duduk bergabung dengan teman-teman Kak Arbi.

"Kalian mau pesen apa?" tanya Nafsha.

"Hm... Aku siomaynya satu sama jeruk angetnya satu aja, Sha," jawabku.

"Aku bakso sama es teh aja," kata Rahma.

"Aku samain aja kayak Via, Sha," kata Dila.

"Oke. Gue pesenin dulu."

Setelah kepergian Nafsha, suasana menjadi hening. Via yang sudah tidak tahan dengan suasana seperti ini mulai memecah keheningan diantara mereka.

"Eh Kak, sorry kita udah ganggu kalian ya?" tanyaku. Ya walaupun ganggu, gue gak akan perduli sih.

"Nggak kok. Kalian santai aja," Kali ini Kak Arbi yang menjawab dengan menampakkan deretan gigi putihnya.

Dila dan Rahma yang baru melihat senyum Kak Arbi, langsung terpesona dan mungkin sekarang hati mereka sedang meleleh karena senyum Kak Arbi. Aku memutar bola mata malas melihat pemandangan tersebut.

"Lo murid baru?" tanya seseorang yang nametag nya bertuliskan Arsad Irsandi, padaku.

"Iya, Kak. Baru masuk hari ini," kataku seraya tersenyum manis ke arahnya.

"Manis banget sih senyumnya. Cantik lagi," Kata teman Kak Arbi yang lain.

"Woy, Gil! Lihat yang bening-bening aja langsung tanggap. Coba lihat soal dari Pak Surya, kicep lo," kata Kak Arsad. Kak Arsad dan Kak Arbi tertawa lepas melihat ekspresi temannya yang kalau gak salah namanya Gilbran.

"Diem napa? Nggak bisa apa lihat temannya seneng dikit?" kata Kak Gilbran. Mukanya yang sudah ditekuk membuat Kak Arbi dan Kak Arsad tertawa terpingkal-pingkal. Sampai-sampai mereka memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.

Sweet SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang