Media II.

963 50 0
                                    

Hari ini di sekolah seperti biasanya melewati jam-jam pelajaran dengan seksama, "treettt" bunyi bel menandakan jam istirahat telah tiba.

"Alhamdulillah penat banget rasa otak ku." Keluh Arisya.
"Jajan yuk guys." Ajak ayu yang sudah berdiri.
"Ayuk." Jawab Risna bersemangat.
"Nil, Fa ikut gak?" Tanya Ayu pada Nilam dan Aufa.
"Aku nggak ah, aku lagi pengen muroja'ah aja." Jawab Aufa.
"Nilam lagi puasa." Sambung Nilam. Akhirnya mereka bertiga pergi kekantin meninggalkan Nilam dan Aufa.
"Fa, anti jadi muroja'ah?" Tanya Zihan yang menghampiri Aufa.
"Jadi insyaallah." Jawab Aufa.
"Tapi ana muroja'ah sama Nilam saja. Antum kalau mau istirahat, istirahat saja." Sambung Aufa.
"Nggak apa kok ana mau ikutan muroja'ah saja." Jawab Zihan yang langsung mengambil kursi dan bersiap dengan Al-Qur'annya.
"Eh... tunggu-tunggu ikutan dong!" Tegah Farid yang berlari kearah mereka bertiga.
"Cepetan sini!" Kata Zihan, Farid datang dan langsung mengambil kursi untuk ia duduk dan mulai membuka Al-Qur'an nya.
"Ayuk dimulai. Dari antum, Zihan." Ajak Nilam. Mereka pun muroja'ah bersama.

"Treeett, treett, treett." Bel berbunyi tanda para siswa dan siswi di harapkan berkumpul di lapangan sekolah. Semua siswa dan siswi pun berkumpul di lapangan.

"Assalamualaikum wr. wb.
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillahirabbil alamin.
Allahhuma sholi'ala muhammad wa'ala ali sayidina muhammad, wa'ala alihi wa shobihi ajma'in, amma ba'du." Buka kepala sekolah.
"Wa'alaikumussalam wr.wb." Jawab semua yang mendengarkan pengumuman itu.
"Pada kesempatan hari ini saya akan memberikan beberapa informasi. Yang pertama, alhamdulillah karena sekolah kita menjadi sekolah percontohan untuk sekolah uks. Yang kedua sehubung akan diadakan UAM bagi siswa/i kelas IX maka dari itu untuk siswa/i kelas VII dan VIII kami harapkan dapat belajar di rumah masing-masing selama seminggu ke depan." Itulah isi pengumuman dari kepala sekolah. Para siswa/i kelas VII dan VIII pun bersorak ria, bertepuk tangan, loncat-loncat gembira tak tertahankan.
"Tenang semuanya tenang." Kata kepala sekolah yang sudah bising dengan keributan itu.
"Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan, untuk siswa/i silahkan masuk ke kelas masing-masing. Wassalamualaikum wr.wb." Salam kepala sekolah sekaligus menutup pengumuman siang itu.
"Wa'alaikumussalam wr. wb." Jawab para siswa dan siswi serempak, mereka pun kembali ke kelas masing-masing. Begitu juga dengan Aufa dan teman-teman.

"Kamu mau liburan kemana Sya?" Tanya Risna pada Arisya.
"Belum tau." Jawab Arisya.
Tak lama guru mata pelajaran pun masuk, mereka pun kembali ke alam pelajaran lagi hingga jam pulang tiba.

***

"Assalamualaikum." Salam Aufa ketika sudah sampai rumah.
"Wa'alaikumussalam." Jawab ibunya. Yang disambut dengan Aufa yang mencium punggung tangan ibunya. Setelahnya Aufa pergi kekamarnya untuk berganti pakaian dan beristirahat tentunya.

Aufa yang sudah berganti pakaian kini menatap layar hpnya. Melihat-lihat, barang kali ada pesan masuk dari Luqman pikirnya. Seketika ia melihat status yang Luqman buat.
"Jalan kaki lagi." Kira-kira itulah yang ada di status Luqman.
Aufa pun tertarik untuk mengomentari status Luqman itu, dan benar saja ia mulai mengetik di layar hpnya..
"Assalamualaikum. Kenapa jalan?" Isi pesan Aufa.
"Wa'alaikumussalam. Gak ada yang jemput tadi." Balas Luqman.
"Ooo... Tumben gak pake sepeda?" Tanya Aufa.
"Nggak tadi diantar." Balas Luqman.
"Hm... gitu." Balas Aufa.
"Oh iya ana nanti selama seminggu mau keluar kota, jadi mungkin ana jarang aktif soalnya ada abang ana." Kata Luqman memberi tahu Aufa agar nanti Aufa tidak bingung jika Luqman tak membalas atupun tak memberi kabar pada Aufa. Karna Luqman tau Aufa adalah wanita yang kecurigaan nya tingkat tinggi.
"Oh iya, ada apa mau keluar kota?" Tanya Aufa ingin sekali tahu apa yang akan di lakukan oleh Luqman di luar kota.
"Ada acara keluarga." Balas Luqman.

Allahu Akbar...Allahu Akbar...
Adzan ashar telah di kumandangkan Aufa pun melakukan rutinitasnya secara otomatis. Ya jika shalat kita jadikan kewajiban itu akan terasa sangat berat, tapi jika shalat kita jadikan sebagai kebutuhan maka tak akan ada rasa berat sama sekali.

***

Hari-hari libur Aufa lewati sama seperti hari minggu biasanya. Berbenah rumah, membantu ibunya, bermain bersama Radit (lebih tepatnya nemanin), kalau udah selesai semua tiduran, main hp, nonton tv, dll. Sejujurnya beberapa hari ini rutinitas Aufa bertambah yaitu menunggu kabar dari Luqman, dia takut jika harus chat duluan.Tapi hari ini teman-teman Aufa mau main kerumahnya melepas rindu gitu. Jadi sedikit kesibukan itu bisa buat Aufa gak kayak anak ayam kehilangan induknya gitu ribut sendiri.

"Assalamualaikum, Aufa." Salam mereka ramai sekali.
"Wa'alaikumussalam." Jawab Aufa dengan penuh senyum menyambut kedatangan mereka.
"Hua.... Rindu tau." Kata Risna yang memeluk Aufa.
"Haha baru juga gak ketemu 5 hari Ris." Tawa Aufa.
"Ris, mana buahnya tadi?" Tanya Ayu.
"Yu ni yu ada di motor ku sebagian." Sahut Arisya sambil memegang kantung buah.
"Sini aku bantu." Sambut Aufa.
Mereka pun sudah berhampar di depan rumah Aufa.
"Ini ceritanya mau ngapain sih?" Tanya Aufa.
"Ngerujak." Jawab Arisya, Risna, Ayu bersama-sama.
"Oooo." Jawab Aufa ber-Ooo Ria.
"Potong-potong lah yu buahnya." Suruh Arisya.
"Siap." Jawab Ayu, dengan tangan yang membentuk hormat.
"Assalamualaikum." Salam Nilam yang baru datang.
"Wa'alaikumussalam." Jawab mereka dengan penuh senyum.
"Akhirnya datang juga, kok lama sih Nil datangnya?" Tanya Arisya.
"Itu tadi aku bantu umi ku dulu." Jawab Nilam.
"Nilam bantu Risna aja buat sambalnya. Sya, kamu temenin aku kedapur aja ya kita bikin air minumnya." Suruh Aufa yang di jawab dengan anggukan Nilam dan Arisya.
Arisya dan Aufa pun menuju dapur rumah Aufa untuk membuat air es.

Setelah semua siap mereka pun menyantap rujak ala-ala mereka itu dengan penuh canda dan tawa, mereka bercerita-cerita tentang banyak hal. Dari cerita liburan 5 hari ini sampai liburan semester mau kemana aja mereka ceritain.
Tak resmi rasanya jika tak mengambil gambar sebagai memory tentang hari ini, iya kan? Setelah makan rujak berakhir mereka pun berfoto-foto ria sampai di jalan depan rumah Aufa pun mereka jadikan spot untuk foto.
"Fa yuk foto berdua." Ajak Nilam.
"Ayuk, sini aku yang pegang hp nya." Jawab Aufa yang langsung memegang hp nya dan berpose secantik-cantiknya (dimatanya).
"Cekrek, cekrek, cekrek." Berkali-kali mereka mengambil gambar. Hingga langit senja pun mulai menghampiri.

"Eh... Udah sore ni, pulang yuk." Ajak Risna yang melirik langit senja.
"Ayuk." Jawab mereka yang lain.
"Ok deh Fa, kami pulang dulu ya nanti kita main-main lagi. Sampe ketemu di hari senin." Pamit Risna.
"Daah... Fa. Assalamualaikum." Salam mereka bergantian.
"Wa'alaikumussalam." Jawab Aufa penuh senyum hangatnya.

Sehabis teman-temannya pulang Aufa langsung pergi mandi, untungnya teman-temannya selalu pengertian sebelum pulang mereka sudah berkemas terlebih dahulu jadi Aufa tak kerepotan lagi.
Seperti biasa setelah selesai shalat isya, ketika sebelum tidur Aufa menatap layar hp nya dan memasang fotonya tadi sore di beranda sosmednya. Dan tak disangka...

"Gak pake kaos kaki ya?" Yakin orang itu dari seberang hp nya.
"Hehe... iya, kelihatan ya." Balas Aufa.
"Iya kelihatan, pake lah kaos kakinya." Suruh orang itu dengan lembut.
"Ok." Balas Aufa lagi sudah teramat pasrah.
"Piye kabare mbak?" Tanya orang itu lagi.
"Alhamdulillah kabarku apik kok mas. Kapan muleh mas?" Jawab dan tanya Aufa.
"Sesok, insyaallah. Wes lancar yo ngomong jowo ne😂" jawab orang itu terkekeh.
"Haha... yo ngene lah iso sitik-sitik." Balas Aufa yang sedikit malu, karna Aufa emang kurang lancar berbahasa jawa.
"Yo wes tak pamit yo, wes mbengi iki, turu o nong. Assalamualaikum." Pamit orang itu.
"Iyo mas, iyo-iyo mas iyo. Wa'alaikumussalam." Balas Aufa.
Aufa sangat merasa bahagia malam itu, terlihat jelas sekali di raut wajahnya yang tersenyum tak hentinya. Sudah lama sekali rasanya tak berkomunikasi, tapi alhamdulillah meskipun begitu masih tetap baik dan terjaga kok.
"Alhamdulillah tenang." Ucap Aufa dan langsung berbaring dan bergulat dengan mimpinya.






Maaf jika banyak typo dan jika membosankan.
Maaf baru bisa update.
Jangan lupa vote & komen ya 😊
Syukran.

Mengikhlaskan Sebuah Rasa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang