Jangan Takut Gagal

104 5 0
                                    

Jangan takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua.

(Hamka)

Gagal, kegagalan? Berapa kali kita akan rasakan? Kamu mau tahu jawabannya? Seumur hidup. Ya, itulah kenyataannya. Kita tidak bisa menghindari itu apalagi berlari jauh darinya. Kenapa kegagalan bisa terus ada? Jawabannya sederhana, karena kita terus hidup dan bergerak. Dan, tentu karena kita terus belajar banyak hal.

Mau kamu bersembunyi di tempat terpencil, atau mengelak ribuan kali pun, jika kamu sudah gagal, ya, gagal. Terima itu. Kegagalan tetap kita perlukan dalam hidup, percayalah itu.

Kalau kamu masih bingung dan tidak mengerti konsep ini, seperti petunjuk di bab sebelumnya. Belajarlah untuk merubah sudut pandang, tingkatkan pemahaman sudut pandangmu terhadap suatu hal.

Bagaimana? Sudah paham? Aku anggap iya. Begini, kegagalan bukanlah hal yang patut kita benci, tangisi, atau sesali. Kegagalan adalah hal yang perlu kita mengerti. Alih-alih langsung memberi respon secara reaktif seperti itu, lebih baik duduk sebentar, tarik napas panjang dan dalam, baru nanti kamu akan paham.

Ya, aku mengerti betul bagaimana pahit dan perihnya rasa kegagalan itu. Bagaimana rasa itu mempengaruhi kualitas hidup kita secara drastis. Seperti dihantui rasa takut, bersalah, kesal, semua perasaan tak mengenakkan datang secara tiba-tiba dengan pikiran negatif yang turut membantu mengacaukannya di sana.

Akhirnya, kita merasa putus asa, stres, depresi dan tersesat. Berlebihankah? Jika kita memandangnya dari sisi 'korban' mungkin tidak berlebihan. Apalagi misalnya, kita sudah berusaha sekuat tenaga, mengorbankan banyak hal di sana, dan dalam jangka waktu yang panjang pula.

Tapi, kita di sini bukan untuk itu. Kita di sini bukan untuk beramai-ramai merasa menjadi korban realitas. Tidak, kita tidak akan pernah mau untuk begitu. Mereka—para manusia hebat dan kuat, adalah sekumpulan manusia yang menolak menjadi korban dari realitas.

Ya, seperti dalam kasus ini misalnya, mereka tidak akan putus asa begitu menemukan banyak kegagalan dalam hidup. Mereka menjadikan diri mereka dengan penuh kesadaran sebagai seorang pelaku, bukan korban.

Mereka paham betul prinsip sebab-akibat, termasuk dalam seluruh aspek kehidupan yang sedang terjadi saat ini. Kegagalan adalah bagian terpenting yang tidak akan pernah terpisahkan dari usaha menuju kesuksesan. Layaknya ada siang ada malam, tentu ada sukses ada gagal. Ini jauh lebih baik, karena tandanya kita sudah mencoba. Kita sudah berusaha dan berjuang.

Orang-orang yang tak merasakan kegagalan adalah orang-orang yang kehilangan ruh dan jiwa kehidupan yang dinamis. Meraka cenderung takut menghadapi kegagalan, dan ketika kegagalan datang mereka buru-buru bersembunyi di dalam topeng seorang korban.

Mereka hidup, memang ada, terlihat dengan jelas. Tapi, mereka seperti mati, ketika kamu lihat jiwa mereka yang terabaikan. Kamu mungkin ingin menolongnya, namun, selama mereka tidak mau untuk melepas status korban dalam diri mereka, mereka tidak akan pernah tertolong. Bahkan, oleh siapapun. Yang perlu kamu tahu dengan jelas, setiap manusia yang hadir di dalam kehidupan kita.

Entah itu yang tinggal menetap atau datang sekejap, kedua-duanya memang memberimu bantuan. Karena memang begitulah fungsi manusia sebenarnya, ada untuk saling membantu. Tapi, perihal menyelamatkan? Sungguh, itu adalah tugasmu seorang.

Hanya dirimu sendirilah yang bisa menyelematkanmu, bukan siapa-siapa. Jadi, ayolah! Kita dobrak perasaan tak mengenakkan itu, dan hancurkan semua emosi dan perasaan negatif, keluarkan semuanya.

Ini Semua Tentangmu | TELAH TERBITWhere stories live. Discover now