#1 WattysId2019 -28 Agustus 2019
#1TeenRomance - 15 Juli 2019
#1 lovestory - 19 Maret 2019
#1 teen - 22 Nov 2018
#1 wattysid - 10 April 2019
#5 teenfiction - 7 september 2018
#3 fiction - 26 feb 2019
📌BELUM DI REVISI. MAAF KALAU BANYAK TYPO📌
Aku m...
Tiba-tiba Alex menghampiri karyawati yang bergosip ria itu.
"Kalian semua yang bergosip disitu. Kalian semua saya pecat! Iya 5 diantara kalian saya pecat." Kata Alex membuat para karyawati itu panik dan takut.
"Max cepat urus itu!" Kata Alex. Max pun mengangguk mengerti.
"Saya tidak butuh karyawan yang banyak bicara. Jika kalian membicarakan gadisku ini" Alex mengangkat tangan yang sedang menggenggam tangan Nina.
"Kalian akan bernasib sama dengan 5 mantan karyawati itu. Bahkan bisa lebih menderita!" Setelah mengucap kan Alex dan Nina pergi menuju lift khusus..
"Lo gak harus pecat mereka, kasian Lex." Bisik Nina.
"Aku gak suka ada yang menghina kamu! Jika mereka lelaki aku akan membunuh nya langsung." Kata Alex membuat Nina bergidik ngeri .
Melihat wajah Nina tegang. Alex berkata.
"Aku bercanda honey." Alex mencolek hidung Nina dengan tertawa.
Gila gue pikir beneran main bunuh-bunuh aja dia.
Ruangan kerja Alex.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kamu tunggu disini aja ya honey jangan kemana-kemana. Kamu bisa main i-pad aku atau laptop aku. Kalau kamu mau makan tinggal telepon aja ya. Disitu udah ada nomor telepon nya kok. Aku ga akan lama dan ini dompet aku kamu bisa pegang. " Ucap panjang Alex memberitahu Nina.
"Oiya kalau ada apa-apa kamu telepon aku. Oke?!" Alex mengecup kening Nina.
"Lo tuh sering banget cium jidat gue deh Lex." Alex hanya tertawa lalu keluar menuju ruang meeting.
Kini Sudah 2 jam Nina ditinggal ole Alex meeting, sekarang sudah jam 1 siang. Nina pun sudah makan tapi hanya memakan cemilan saja. Dia lelah dan bosan menunggu Alex datang.
Nina yang sudah tidak tahan akan kantuk nya pun tertidur di sofa. Sudah 15 menit Nina tertidur baru lah Alex datang dengan wajah kusutnya selesai meeting. Dia ingin bertemu Nina.
Ketika melihat wajah Nina meskipun sedang tertidur membuat oksigen Alex lancar untuk dihirup. Alex benar - benar tidak bisa jauh dari Nina. Nina oksigen Alex, dan Alex butuh oksigen itu setiap hari dan setiap waktu. Dia tidak bisa berjauhan dengan Nina.
Melihat Nina sedang tidur, Alex kembali melihat ruangan kerja nya yang berantakan. Kulit buah dimana-mana, sampah berserakan, remot TV dilantai dengan Tv yang masih menyalah, botol minum yang tidak tertutup dan bahkan sepatu Nina pun ikut terlepas.
"Kau apakan ruangan kerja ku wahai gadis ku." Alex mencubit gemas pipi Nina. Nina yang sedang tidur pun bergerak karena sentuhan dari Alex. Dia hanya mengubah posisi nya saja. Itu membuat Alex tersenyum-senyum.
Alex pun menggendong Nina. Nina semakin menyembunyikan wajah nya di dada bidang Alex seperti merasa nyaman. Alex pun membawa Nina pulang.
***
Alex pergi ke minibar nya dengan tersenyum. Semua pelayan ikut senang karena majikannya kini berbeda. Lebih banyak tersenyum. Max pun menyadarinya nya.
"Tuan, apakah anda sedang berbahagia?" Tanya Max.
"Apa lo terlihat seperti itu Max? "
"Iya Tuan. Semenjak kehadiran nona Nina. Tuan selalu tersenyum"
"Dia sumber kebahagiaan gue sekarang Max, gue udah menunggu nya lama. Bahkan semua udah gue atur bukan? Kepindahan nya ke Jakarta. Dan memberi tugas pekerjaan di luar kota kepada Wiyoko (Papa Nina). Itu semua gue lakukan agar gue bisa bersama dengan gadis gue ini." Ucap Alex dengan meminum wine nya.