Tidak seperti umur 17 tahun.

Dia sangat tampan .

Dia membawa wanita .

Mungkin hanya wanita simpanan.

Boss kita kan tampan dan kaya raya .

Tiba-tiba Alex menghampiri karyawati yang bergosip ria itu.

"Kalian semua yang bergosip disitu. Kalian semua saya pecat! Iya 5 diantara kalian saya pecat." Kata Alex membuat para karyawati itu panik dan takut.

"Max cepat urus itu!" Kata Alex. Max pun mengangguk mengerti.

"Saya tidak butuh karyawan yang banyak bicara. Jika kalian membicarakan gadisku ini" Alex mengangkat tangan yang sedang menggenggam tangan Nina.

"Kalian akan bernasib sama dengan 5 mantan karyawati itu. Bahkan bisa lebih menderita!" Setelah mengucap kan Alex dan Nina pergi menuju lift khusus..

"Lo gak harus pecat mereka, kasian Lex." Bisik Nina.

"Aku gak suka ada yang menghina kamu! Jika mereka lelaki aku akan membunuh nya langsung." Kata Alex membuat Nina bergidik ngeri .

Melihat wajah Nina tegang. Alex berkata.

"Aku bercanda honey." Alex mencolek hidung Nina dengan tertawa.

Gila gue pikir beneran main bunuh-bunuh aja dia.

Ruangan kerja Alex.

"Kamu tunggu disini aja ya honey jangan kemana-kemana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu tunggu disini aja ya honey jangan kemana-kemana. Kamu bisa main i-pad aku atau laptop aku. Kalau kamu mau makan tinggal telepon aja ya. Disitu udah ada nomor telepon nya kok. Aku ga akan lama dan ini dompet aku kamu bisa pegang. " Ucap panjang Alex memberitahu Nina.

"Oiya kalau ada apa-apa kamu telepon aku. Oke?!" Alex mengecup kening Nina.

"Lo tuh sering banget cium jidat gue deh Lex." Alex hanya tertawa lalu keluar menuju ruang meeting.

Kini Sudah 2 jam Nina ditinggal ole Alex meeting, sekarang sudah jam 1 siang. Nina pun sudah makan tapi hanya memakan cemilan saja. Dia lelah dan bosan menunggu Alex datang.

Nina yang sudah tidak tahan akan kantuk nya pun tertidur di sofa. Sudah 15 menit Nina tertidur baru lah Alex datang dengan wajah kusutnya selesai meeting. Dia ingin bertemu Nina.

Ketika melihat wajah Nina meskipun sedang tertidur membuat oksigen Alex lancar untuk dihirup. Alex benar - benar tidak bisa jauh dari Nina. Nina oksigen Alex, dan Alex butuh oksigen itu setiap hari dan setiap waktu. Dia tidak bisa berjauhan dengan Nina.

Melihat Nina sedang tidur, Alex kembali melihat ruangan kerja nya yang berantakan. Kulit buah dimana-mana, sampah berserakan, remot TV dilantai dengan Tv yang masih menyalah, botol minum yang tidak tertutup dan bahkan sepatu Nina pun ikut terlepas.

"Kau apakan ruangan kerja ku wahai gadis ku." Alex mencubit gemas pipi Nina. Nina yang sedang tidur pun bergerak karena sentuhan dari Alex. Dia hanya mengubah posisi nya saja. Itu membuat Alex tersenyum-senyum.

Alex pun menggendong Nina. Nina semakin menyembunyikan wajah nya di dada bidang Alex seperti merasa nyaman. Alex pun membawa Nina pulang.

***

Alex pergi ke minibar nya dengan tersenyum. Semua pelayan ikut senang karena majikannya kini berbeda. Lebih banyak tersenyum. Max pun menyadarinya nya.

"Tuan, apakah anda sedang berbahagia?" Tanya Max.

"Apa lo terlihat seperti itu Max? "

"Iya Tuan. Semenjak kehadiran nona Nina. Tuan selalu tersenyum"

"Dia sumber kebahagiaan gue sekarang Max, gue udah menunggu nya lama. Bahkan semua udah gue atur bukan? Kepindahan nya ke Jakarta. Dan memberi tugas pekerjaan di luar kota kepada Wiyoko (Papa Nina). Itu semua gue lakukan agar gue bisa bersama dengan gadis gue ini." Ucap Alex dengan meminum wine nya.

"Aaaaaaaaaaa, tidak!! Jangan ku mohon jangan. Tidakkkkkk... Tolong... Aaaaaa. Tolonggg.... Jangan!!!!" Teriak Nina.

Alex dan Max mendengar teriakan itu pun berlari menuju kamar Nina. Dibukanya kamar Nina di kegelapan dia melihat Nina sedang bermipi buruk.

"Lo boleh pergi Max, ini urusan gue." Ucap Alex. Alex mendekat ke arah Nina.

"Honey.. Hei... Hei.. Bangun itu hanya mimpi buruk" Alex mengelap peluh di wajah Nina.

"Jangan lakukan itu sama gue, gue mohon.. Pergi.. Pergi...!!!!!" Teriak Nina.

Dengan cepat Alex memeluk tubuh Nina. Nina pun terbangun dengan nafas yang memburu.

"Itu hanya mimpi buruk Honey. Semuanya akan baik-baik saja" Kata Alex menenangkan Nina.

"Di-dia... A-aku hikss takut. Di-dia hikss.. Hiksss" Ucap Nina terbata-bata.

"Dia?" Alex melepas pelukan nya dan memegang kedua bahu Nina.

"Dia siapa honey? Apa yang dia lakukan kepadamu!? Apa dia jahat?" Tanya Alex.

Nina hanya menunduk tidak mungkin dia memberitahu soal "Dia" kepada Alex. Meskipun Alex mengklaim bahwa dia pacarnya. Tapi Nina belum menerimanya.

"Baiklah kalau kamu belum siap cerita. Sekarang kamu mau lanjut tidur atau mau makans esuatu?." Tanya Alex lembut.

"Susu coklat." Kata Nina dengan sesegukan.

"Aku telepon pelayan untuk menyiapkan nya honey." Kata Alex.

"Makasih Alex..." Jawab Nina pelan.

Nina pun menatap Alex.

"Kenapa kamu liatin  aku? Apa aku terlihat tampan, hem?" Tanya Alex.

"Jangan ge-er lo." Kemudian Nina berbaring kembali. Mengatur napas nya yang sebelum nya dia bernafas cepat karena mimpi itu.

Alex pun mengelus kepala Nina dan menaikan selimut sampai perut Nina.

"Tetaplah di samping ku honey, jangan menangis dan jangan terluka. Itu hanya akan menyakitiku."




To Be Continue

My Possessive BoyfriendWhere stories live. Discover now