[21] : Rahasia Perkamen Suci Lacnos

5.6K 1.1K 72
                                    

Kali ini, mereka tidak masuk ke ruangan Cedrik yang biasanya. Cedrik membawa keduanya melewati sebuah pintu yang tersembunyi di balik lukisan besar di dinding bata pada pojok kanan dekat pintu ganda ruang kerja Cedrik. 

Begitu keduanya masuk, mereka dibuat terpana dengan bagian dalam ruangan itu. Bisa dibilang, ruangan itu terlihat seperti sebuah kamar, dan memang sepertinya keduanya menduga bahwa itu adalah kamar Cedrik. Dekorasi bergaya eropa pertengahan, wangi rempah bercampur dengan lavender menyebar di ruangan itu.

Cedrik melepas jubahnya, menggantungnya di dalam lemari pakaian besar di sebelah cermin yang menempel di dinding berwarna krem.
“Duduklah.” Cedrik mempersilakan.
Arsen dan Ken duduk di sofa hitam empuk. Ken masih sibuk mengamati seisi ruangan.

“Ini kamar tidurku, kalau kalian penasaran.” Cedrik seperti bisa menebak apa yang berada dibenak dua serigala muda itu.

“Sangat indah, Master.” Puji Ken tulus.

Cedrik tersenyum menanggapi, “Terima kasih.”

Namun bagi Arsen, sekarang bukan saatnya untuk mengagumi itu semua. Ada hal yang lebih penting lagi yang harus mereka bicarakan sekarang.

“Master, tentang Hades..”

“Hades tidak akan mudah dikalahkan.” Cedrik memotong ucapan Arsen,

“Ayahku sendiri sudah membuktikannya.” Cedrik menghela napas, “dan Hades tidak akan melepaskan kalian sebelum dia mendapatkan apa yang dia inginkan.”

“Kami tidak akan memberikan perkamen itu padanya!” Ken bersuara.

“Tentu saja, aku tidak menyuruh kalian untuk memberikan benda itu pada Hades kan?”

Tentu saja tidak, Ken tahu lelaki yang menjadi pemimpin di kastil itu tidak akan membuat mereka menyerahkan benda berharga sukunya pada Hades. Lantas Ken melirik pada Arsen, Arsen mengangguk setelah membaca pikiran Ken.

“Kami akan segera pergi dari Constantine.” Arsen mengambil keputusan, “Hades hanya mengincar kami berdua dan perkamen yang kami miliki. Kalau kami pergi dari sini, maka Constantine akan tetap aman.”

“Kami tidak bisa membuat Hades melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan pada Lacnos.” Ken menambahkan, “Kami berdua sudah menganggap Constantine sebagai rumah kedua kami, kami tidak mau kehilangan rumah lagi.”

Cedrik bisa menangkap ketulusan di mata Arsen dan Ken, “Kalian ingat apa yang aku katakana saat pertama kali kalian berdua datang kemari?” tanya Cedrik, sepasang mata dua seriga muda itu mengerjap, Cedrik kembali tersenyum, “selama kalian berada di sini, kalian berada dalam perlindunganku. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti kalian, juga semua yang berada di kastil ini, juga Constantine. Jadi, jangan coba-coba pergi dari sini tanpa sepengetahuanku.” Senyum Cedrik berganti dengan tatapan tajam. “Kalian boleh kembali ke menara kalian.”

Setelahnya, Arsen dan Ken mengucapkan terima kasih lalu melangkah pergi dari kamar Cedrik. Lukisan itu kembali tertutup, siapa sangka lukisan seorang pria berkumis lebat sedang menunggang sapi itu adalah jalan masuk ke kamar Cedrik.

Ini sudah hampir tengah malam, dan aula utama sudah sangat sepi, jelas saja mungkin seisi kastil masih terkejut dengan kedatangan Hades bahkan Vegethor sekalipun tidak menampakan dirinya.

Baru saja mereka berdua menekan tombol lift di pintu kedua, sebuah tangan menepuk bahu Arsen dan Ken tiba-tiba, membuat kedua pemuda itu terkejut dengan waspada langsung menoleh ke belakang

“River?”

“Kalian masih hutang penjelasan pada kami.”

Mereka bertiga saling bersitatap. Arsen mendesah pasrah, “Sebelum itu, ada sesuatu yang harus kami ambil dari kamar kami dulu.”

Constantine #1 : Perkamen Suci Lacnos ✔Where stories live. Discover now