[5] : Perkamen Suci

7.9K 1.4K 173
                                    

"Aro,  Putera Zeus

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.


"Aro,  Putera Zeus."

Lagi,  suara Cedrik terdengar dari luar kamar Aro dan Rex. 

Keenam pemuda di dalam sana tengah panik,  bingung harus bagaimana.  Haruskah mereka semua menyerahkan diri?  Lalu bersama - sama di lempar ke kandang medved?  Atau bersembunyi? 

"Bagaimana ini?" desis Axel.  Dia tidak mau kena hukuman Cedrik lagi.

Aro mengambil napas,  "Tenang, aku akan menemuinya.  Mungkin Master Cedrik hanya ingin menyampaikan pesan dari ayahku." Aro berusaha menenangkan yang lain,  meskipun hatinya sendiri sedikit ciut. 

Aro menghembuskan napas,  membuka pintu kamarnya. Keluar,  lalu menutupnya kembali.  Secepat yang dia bisa,  agar Cedrik tidak sempat melihat ke dalam.  Aro tersenyum kikuk melihat Masternya berdiri dengan kedua tangan di berada di belakang tububnya.  Tersenyum seperti biasa,  tidak ada tatapan mengintimidasi atau yang lainnya.

"Oh,  selamat malam Master Cedrik. Ada perlu apa anda berkunjung kemari, tengah malam seperti ini?" Aro berusaha setenang mungkin.

Cedrik tersenyum,  "Selamat malam Aro, maaf kalau menganggu waktu istirahatmu. Aku ke sini untuk bertemu dengan orang yang sekarang berada dalam kamarmu." jawab Cedrik.

Mata Aro melebar,  menggigit bibirnya dalam. Bagaimana bisa Cedrik tahu ada orang lain di dalam kamarnya?  Tamatlah riwayatnya kali ini,  dia tidak akan terkejut kalau besok trisula ayahnya terbang ke atasnya dan menyeretnya untuk mendapat hukuman di gunung Olympus.  Baiklah,  Aro terlalu berlebihan kali ini. Bahkan sudah lama Zeus tidak mengunjunginya,  anak ayahnya terlalu banyak,  dan Aro adalah satu dari sekian anaknya yang tersebar di dunia.

"Aro?  Bolehkah?" pertanyaan Cedrik kembali membuat kesadaran Aro pulih. 

Aro mengangguk pelan,  tangannya mendorong ke dalam gagang pintu kamarnya,  "silakan masuk,  Master."

Cedrik masuk ke dalam,  diikuti Aro di belakangnya yang menunduk dalam.  Tak berani melihat.  Sementara itu,  kelima orang yang tertangkap basah di sana,  berdiri mematung,  diam - diam berdoa dalam hati agar mereka diberi pengampunan hari ini.

Oh,  terkutuklah Aro dengan segala ide gilanya ini! 

"Oriver."

River tersentak,  dia memandang Cedrik yang menatap tepat ke arahnya.  Tak sadar, dia meneguk ludahnya sendiri. 

"Kau sering sekali mengumpat dalam hati ya?  Itu tidak baik." Cedrik tersenyum penuh arti pada Oriver yang sudah meringsek mundur. Memepetkan tubuh pada Axel. "Oh,  dan sepertinya kalian baru saja mengadakan pesta di sini?" Cedrik mengalihkan pandangan pada botol anggur yang gagal disembunyikan oleh mereka karena terlalu panik,  "pesta penyambutan?" Cedrik menoleh pada Ken dan Arsen yang sedang menatap karpet bercorak yang menutupi lantai pualam kamar itu. 

Constantine #1 : Perkamen Suci Lacnos ✔Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα