See ya~

1.7K 178 17
                                    

Hanya satu keinginanku. Pergi, dan melupakan semua tentang dia. Iya, dia yang sudah membuatku jatuh terlalu dalam, pada suatu perasaan yang melibatkan hati untuk menjadi pemeran utamanya.

Flashback

Saat itu, aku sedang di kantin sekolah, sepulang sekolah...

"Y/n-ah!" dia memanggilku, dan berlari kecil menghampiriku.

"Jihoon-ah, kau tidak les?" tanyaku.

"Les, tapi nanti. Sekarang waktunya istirahat."

"Oh, selamat beristirahat. Aku pulang duluan ne" kataku sambil melambaikan tangan padanya.

"Y/n tunggu!" aku berhenti, menengok kearahnya.

"Biar kuantarkan kau sampai halte depan"

"Tidak usah, aku bisa berjalan sendiri. Lebih baik kau gunakan waktu istirahatmu dengan baik jihoon"

"Pokoknya aku memaksa" katanya lalu ia menggenggam tanganku sampai di halte depan sekolah.

~~

"Jihoon, ini sudah sampai, kenapa kau terus menggenggam tanganku eoh? Bagaimana kalau bus ku datang?"

"Iya, nanti kulepas kalau bus mu sudah benar-benar datang"

_flashback end_

Ini yang membuatku takut. Kami memang berteman dari kecil. Tapi kami sudah bukan anak kecil lagi sekarang.

Dia selalu berbuat manis padaku yang membuat aku takut, kalau aku akan menyukai temanku sendiri.

Bukan karena takut kalau perasaanku tak dibalas, tapi hubungan orang tua kami sudah sangat dekat seperti saudara. Dan aku tau, orang tuanya jihoon sudah menjodohkannya dengan gadis lain. Tapi jihoon tidak mengetahui itu.

***

Hari demi hari berlalu. Dan seperti yang kuduga, perasaan ini dengan tak sopannya datang padaku.

Sudah 2 hari aku tak berangkat sekolah. Bukan karena sakit, tapi karena aku yang mencoba menghindarinya.

'Im in trauma its got me sick. Stuckin trauma noraena bureollae..." ponselku berdering.

'CimolPendek' ID itu yang muncul di layar ponselku.

Bahkan dia sudah ratusan kali menghubungiku, tapi tak kuangkat.

"Y/n! " ibu memanggilku.

"Ne eomma!" akupun keluar dari kamarku dan menghampiri ibuku di ruang tamu.

"Kenapa eomma?" tanyaku.

"Jihoon datang. Temuilah dia, ajak dia bicara. Jangan terus menghindarinya seperti ini y/n" 

Ibuku memang sudah tau permasalahannya.

"Hmm, baiklah"

Aku melangkah gontai menuju ruang tamu. Aku melihatnya duduk didepan televisi, dan menggonta ganti channelnya. Dan itu membuat jantungku berdetak kencang lagi.

"Emm, ji jihoon"

Aku mencoba memanggilnya. Ia menoleh lalu berdiri, dan dengan cepat dia memelukku.
*myHearteu :'(

"Y/n, kenapa kau tak mengangkat telponku eoh? Kau sakit apa? Kenapa kau tidak masuk sekolah?" katanya.

Bahkan sekarang dia memelukku lebih erat. Aku masih terdiam, tak berkutik.

-',✎ EVERYDAY WOOZIミ  [Lee Jihoon Imagine]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang