Gone Cold

2K 291 28
                                    

Hello!

Welcome to the fict prompt #11

Thank you to @chrnoir who submitted this prompt. I don't really think this is what you want. I wasn't sure if you wanted it in an AU or Canon vers, so I played safe, but re-reading your prompt I guess you meant an AU -- (huhu I'm sorry 😭) I hope you can enjoy the story.

Also thanks to all of the admin here, Sorry I'm taking so long to send the fic here.

.

.

.

by. beebless

.

.

Suara petir yang saling bersahutan membuat lelaki itu terjaga dari tidurnya. Lelaki yang masih bergelung di balik selimut hangat itu meringkuk, memeluk dirinya sendiri. Ia menggigit bibir bawahnya, merasakan dingin yang perlahan ia rasakan. Hawa dingin yang entah kenapa bisa masuk sampai kamar appartementnya, menusuk hingga relung dadanya.

Lelaki itu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya hingga dada, kemudian dengan perlahan bangkit dari tidurnya. Sempat duduk untuk beberapa saat sebelum ia melangkah gontai menuju jendela besar di sisi tempat tidur. Menyingkap gorden yang menghalangi pandangan matanya untuk menyaksikan kesunyian kota Seoul yang sedang diguyur hujan malam ini.

Matanya menerawang jauh ke luar sana, melewati tetesan hujan yang masih setia turun di balik jendela.

Kosong.

Hampa.

Semua terasa berbeda.

Lelaki itu memejamkan mata sejenak. Menarik nafas berat beberapa saat. Merasakan desiran aneh di dadanya. Seharusnya ia tidak seperti ini. Pada malam yang diguyur hujan sebelum-sebelumnya. Ia tidak pernah merasa kedinginan. Akan selalu ada sepasang lengan yang selalu setia mendekapnya. Memberinya kehangatan dan rasa nyaman. Yang selalu ia rindukan.

"Dia tidak datang." Gumamnya pada diri sendiri saat matanya memandang jam yang tergantung di dinding kamar. Setelahnya tatapan mata sendu tersebut beralih pada ranjang miliknya yang terletak di tengah ruangan. Dulu, ranjang berukuran King Size itu biasa ia tiduri berdua dengannya.

Sekali lagi pemuda itu menghela nafas berat. Sebelum akhirnya ia melangkahkan kaki kembali menuju ranjang miliknya. Mengelus perlahan bantal kosong yang terletak tepat disamping miliknya. Dadanya menjadi sesak. Perasaannya campur aduk.

"Dia hanya sibuk. Daniel hanya sibuk dengan pekerjaannya." Lelaki tersebut mencoba menepis pikiran pikiran negatif tentang kekasihnya yang selalu menghampiri dirinya di saat seperti ini, "everything will be fine, Seongwoo." Ucapnya sekali lagi sebelum akhirnya ia membaringkan kembali tubuhnya dan menutupinya dengan selimut tebal yang ia harapkan bisa menggantikan sepasang lengan kokoh yang biasanya mendekap dikala malam hujan seperti sekarang.

Malam semakin larut. Jam yang tergantung di sisi kamar sudah menunjukkan pukul dua lebih enam menit. Tapi kekasihnya tidak kunjung pulang. Seongwoo mencoba memejamkan mata kembali. Ditemani detikan jam dan suara hujan di luar sana yang mengisi sepi ruangan kamar miliknya. Mencoba melupakan sedikit rasa kecewa yang diam diam menyelinap masuk ke relung dadanya.

Tapi Seongwoo tetap manusia biasa. Rasa kecewa yang dengan mati-matian sudah ia tahan, tidak dapat terbendungkan lagi kali ini. Setetes air bening mengalir tiba-tiba dari matanya yang terpejam. Bersama dengan dingin angin yang menerpa tubuhnya dan hujan yang menghantam hatinya, ia mencoba mengikhlaskan hubungan dengan sang kekasih yang semakin lama menjadi semakin dingin.

"1K Followers" Event [OngNiel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang