Snow Piece

3.1K 321 139
                                    

Author: Ariski

Prompt by

Selamat menikmati cerita ini dan semoga kalian menyukainya \(>v^)/

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat menikmati cerita ini dan semoga kalian menyukainya \(>v^)/

p.s cerita ini sedikit panjang, semoga tidak membosankan~

~*~


TERPAAN angin di musim dingin membuat pria dengan bahu lebar itu tersenyum pelan, manik matanya memandang hamparan salju luas dan pepohonan yang kehilangan dedaunannya. Hanya ada warna putih dan hitam sejauh mata memandang. Pria itu lalu memejamkan matanya sejenak sebelum menghembuskan napasnya dengan kasar, seolah sedang menahan rasa sakit yang begitu kuat saat ini. Tentu saja, pria itu sedang kesakitan, dirinya sedang sekarat.

"Seongwu-hyung, aku merindukanmu...," gumamnya pelan.

Kang Daniel. Pria itu adalah Kang Daniel, pria yang sedang memandang hamparan salju yang sangat disukainya dengan pandangan terluka itu adalah Daniel. Pria yang dahulu begitu menyukai julukan 'pria musim dingin' itu kini terlihat seperti kehilangan cahayanya, hanya bisa berdiri di beranda rumah miliknya. Hari ini adalah hari di mana Kota Gangwon-do baru saja melewati malam badai musim salju yang cukup mengerikan.

Saat merasa sudah cukup memandangi tumpukan salju tebal di bagian belakang rumahnya, akhirnya Daniel masuk ke dalam rumah yang telah ditinggalinya selama tujuh tahun. Langkah kakinya membawanya pada salah satu pintu di mana Putranya sedang tertidur di balik selimutnya, anak berumur lima tahun itu terlihat begitu nyaman bergulung di balik selimut. Daniel tersenyum kecil saat dirinya bisa melihat bingkai wajah anaknya yang terlihat sempurna, manik matanya masih terpejam, namun hal itu membuat bulu matanya yang lentik terlihat jelas, hidung mungil namun berukuran pas dan bibir tipis berwarna kemerahan dengan kulit pucat, membuat Putranya terlihat seperti perwujudan dari si putri pemakan apel beracun.

"Kuanlinie? Hei sayang. Ayo bangun!" ucap Daniel pelan sambil mengelus lengan Kuanlin, anaknya.

Manik mata hitam Kuanlin terbuka dan langsung menatap wajah Ayahnya yang tersenyum tipis ke arahnya yang masih mencoba mengumpulkan nyawanya saat ini. Kuanlin terduduk dengan mata yang setengah terbuka, dirinya memandang wajah sang Ayah dengan wajah menggantuk dan Kuanlin lalu mengulurkan tangannya meminta agar Daniel menggendongnya. Daniel tentu saja langsung membawa Kuanlin dalam dekapannya dan mengecup pipi chubby Kuanlin.

"Ingin sarapan apa hari ini?" tanya Daniel pada Kuanlin yang mengucek matanya.

"Sandwich tuna? Appa! Appa! Salju!" seru Kuanlin kecil sambil menunjuk jendela besar yang mengelilingi ruang tengah rumah mereka.

Kuanlin memberontak dalam gendongan Daniel dan berlari ke arah jendela kaca yang ada dan menempelkan wajahnya di sana sambil mengamati butiran salju yang turun dengan pelan. Daniel ikut bergabung di sisi putra semata wayangnya itu sambil tertawa melihat betapa antusiasnya Kuanlin untuk bermain di halaman belakang mereka yang telah menjadi padang salju.

"1K Followers" Event [OngNiel]Where stories live. Discover now