Part 1 | Jalinan Alur

29.5K 3K 413
                                    

Sebagus apa pun tulisanmu, tetap saja ada orang-orang yang tidak suka. Sebaik apa pun dirimu, tetap saja ada orang-orang yang membencimu.




***






***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










fiksi@grahitamedia.com

Yth. Faya Azzura Lovelya
di tempat

Penerbit Grahita Media telah menerima naskah kamu yang berjudul "There's No Good Papa" melalui website. Terima kasih atas kesediaan kamu mengirim naskah ke redaksi. Setelah mempelajarinya, redaksi memutuskan bahwa naskah kamu belum memenuhi kelayakan terbit Grahita Media.

Form penilaian naskah terlampir. Semoga kita dapat bekerja sama di masa mendatang. Tetap semangat berkarya dan ciptakan inspirasi menakjubkan lainnya.

Salam literasi,
Redaksi Grahita Media










PENOLAKAN kesebelas. Faya mengembuskan napas berat.

Lagi-lagi, masa penat menunggu kepastian seleksi naskah selama tiga bulan berakhir menyedihkan. Obsesinya tembus penerbit mayor Grahita Media tidak kesampaian.

"Udahlah, Fay. Lo tuh emang enggak berbakat nulis, deh." Sindi mengaduk jus jeruknya setelah mengintip surel di kotak masuk Faya. Kepalanya menggeleng miris. "Mending lo tekunin hobi lain aja. Jahit kek, nyulam kek, atau apa yang lebih berguna daripada halu enggak jelas. Kan, lumayan tuh bisa bikinin Aryan hadiah handmade."

Kata-kata pedas Sindi kian melempar cita-cita Faya ke tong sampah. Realistis sajalah. Andai Faya berbakat, pasti tidak butuh waktu lama bagi para pembaca untuk me-notice karyanya. Lah, kenyataannya? Yang baca hanya sebiji dua biji dan gagal tembus penerbit pula.

Ekor mata Faya melirik Sindi. "Enggak berbakat, ya, Sin...."

Kacamatanya melorot saat tertunduk dalam. Pop up notifikasi di ponsel sedikit meredakan kekecewaannya. Beberapa chat dari Aryan dan sisanya sederet pemberitahuan.

Sambil mengecek satu per satu, Faya bergumam pelan, "Hm, tapi lo tahu sendiri impian gue. Aryan juga ngerti kok. Dia support gue banget-banget."




Aryan 🖤
Masih sibuk, ya, Fay? Jangan lupa makan tepat waktu. Lagi musim flu, nih. Banyakin minum air putih ya biar imunitas lo kejaga.






Seakan mengamini pernyataannya, chat dari Aryan muncul. Faya tersenyum.

"Alah, itu mah di depan lo, Fay! Emangnya lo tahu gimana isi hati Aryan?" Ruang tamu bergaya vintage dengan lukisan monokrom itu terasa menyempit. Sindi beringsut bangkit dari sofa. "Mana ada, sih, cowok yang tahan dicuekin pacarnya lama-lama? Biksu kali, ah! Gue aja heran. Bisa-bisanya Aryan sabar ngadepin kesemena-menaan lo."

Revisweet [PROSES PENERBITAN]Where stories live. Discover now