1.Rencana

6.2K 387 24
                                    

Hay ku up😂
Cerita yg lain lagi masa proses kok dan maaf kalau kurang panjang😂
Semua Yang ada d cerita ini bener" ide aku dan untuk nama gunungnya itu aku ngasal loh yaa😂
Happy Reading😊
Hati" typo bertebaran😂
-----------------------------------------------------------
Pagi yang cerah di suatu kampus ternama di kota Jakarta, banyak mahasiswa dan mahasiswi yang berlalu-lalang di koridor kampus.

"Woy cepetan!! Mau liat nilai kita kagak!! Cepetan woy!!" teriak seorang laki-laki.

Membuat ketiga temannya yang berada di belakang mendengus kesal, dasar malu-maluin, batin mereka bertiga.

"Woy Cakka!!! Utang bayar dulu anjerrrr!!" teriak perempuan tomboy.

Pemuda yang dipanggil Cakka mengerutkan dahinya bingung, "kapan gue punya utang sama lo?" tanya Cakka.

"Sabar Ag, kebiasaan dia kalau ditanya utang sok pura-pura lupa," celetuk Iel.

Jtakk

Cakka meringis sambil mengelus puncak kepalanya, "sakit Ag."

"Biar lo gak lupa," datar Agni.

Sedangkan Rio, Alvin dan Iel hanya melihat Cakka dengan menahan tawa.

"Woy!! Liat nilai di mading yuk?!" teriak seorang gadis berpipi chubby.

Cakka, Alvin, Rio, Iel dan Agni menoleh ke arah gadis tersebut, mereka menggelengkan kepalanya heran melihat tingkah gadis itu. Gadis berpipi chubby sampai di depan mereka berlima dengan napas terengah-engah.

"Liat nilai yuk?!" ajaknya.

"Via please deh kita ini beda jurusan, yakali nilainya disatuin satu lembar gitu," ujar Agni.

"Lo kaya gak tau aja mading kampus kita, lo mutilasi tubuh Cakka terus lo pajang semua tubuhnya di mading, muat kok," ujar Via.

Cakka mengerjapkan matanya, "siapa yang mau mutilasi gue?" tanyanya.

"Gue Cak," celetuk Rio.

"Ya ampun Rio, lo jahat banget sama gue. Masa lo tega mau mutilasi tubuh gue, nanti kalau lo kangen orang ganteng kaya gue gimana?! Terus nanti kalau lo galau siapa yang hibur lo kalau bukan gue." Cakka terus menyerocos tanpa henti.

"Ayok udah," Via langsung menarik tangan Agni untuk mengikutinya, Cakka, Rio, Alvin dan Iel langsung mengikuti langkah Via dan Agni. Sesampainya di depan mading, mereka langsung melihat nama mereka di jurusan masing-masing.

Via melihat namanya di jurusan designer, Agni melihat namanya di jurusan Psikologi, Alvin melihat namanya di jurusan kedokteran, Iel melihat namanya di jurusan hukum, Cakka melihat nama mereka di jurusan musik, sedangkan Rio melihat namanya di jurusan manajemen.
Mading yang terletak di gedung utama itu sangat besar, semua macam pengumuman dari berbagai gedung fakultas muat di tampung oleh mading itu.

"Kok nama gue gak ada yaa?!" heran Rio. Ia maju selangkah mendekati mading, ia memeriksa lagi nama-nama yang ada di jurusan manajemen. Siapa tau ada yang terlewat, pikirnya.

Tiba-tiba saja pandangannya terhalangi oleh rambut hitam sebahu milik seorang gadis, Rio memutar bola matanya malas saat tau siapa orang yang menghalangi pandangannya.

Rio menoyor kepala gadis tersebut, membuat gadis itu membalikkan badannya dan memicingkan mata ke arah Rio.

"Ngapain noyor-noyor kepala gue?!" kesal gadis itu.

"Ngapain rambut lo nyepam di depan muka gue?!" balas Rio.

"Kenapa? Rambut gue kan wangi dan anti kutu-kutu club," ujar Ify -gadis itu-.

Catastrophe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang