Day 5: Wang Ziyi

541 89 34
                                    

happy 300++ reads <3 <3 <3


Rasanya, tidak ada satu orang pun di kelasmu yang menyukai Wang Ziyi.

Termasuk kamu.



Untukmu pribadi, Wang Ziyi tidak lebih daripada sekadar teman sekelas, dengan label nakal yang kamu berikan padanya. Entah apa gunanya ia terdaftar di sekolah, kalau setiap hari kerjanya hanya membolos dan memilih untuk nongkrong di kantin. Ia tak peduli dengan tugas-tugasnya, pekerjaan rumahnya, bahkan ujiannya. Ia hanya muncul saat ujian, lalu mendapat nilai merah setelahnya.

Kehidupan Ziyi sangat berbanding denganmu yang memang merupakan si juara satu angkatan. Kamu memang rajin belajar. Tak ada satu pun tugasmu yang tidak terselesaikan. Nilai-nilaimu hampir selalu sempurna. Intinya, kamu adalah panutan teman-temanmu.



Kamu sangat tidak habis pikir dengan eksistensi manusia-manusia seperti Wang Ziyi, yang sekolah-tak-sekolah. Ziyi hanya muncul di pelajaran olahraga—bermain basket hingga badannya mandi keringat. Selebihnya, kamu lebih memilih untuk tidak peduli.



Mungkin karena minimnya presensi Ziyi di kelas, menyebabkan interaksi kalian pun sangat sedikit. Selama tiga tahun terdaftar di kelas yang sama, interaksi kalian tidak lebih dari sekadar meminjam gunting, atau dia meminta untuk melemparkan bola basket ke arahnya, atau kamu yang menegurnya ketus karena ia—sengaja atau tidak—menginjak ransel putihmu.



Kamu tidak menyukainya, dan tampaknya ia juga tak menyukaimu.

Dan sepertinya interaksi kalian akan berlanjut seperti ini.



.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.



Kamu baru saja keluar dari bioskop bersama salah satu sahabatmu begitu sebuah kabar buruk muncul di grup kelas. Ibu Wang Ziyi meninggal dunia. Serangan jantung. Sebagai teman sekelas, kamu dan sahabatmu memutuskan untuk pergi ke rumah Ziyi saat itu juga.



Rumah Ziyi penuh orang. Banyak pelayat yang datang. Kamu beserta sahabatmu bertemu dengan ayah Ziyi, kemudian mengucapkan bela sungkawa. Kalian pun memberikan penghormatan terakhir pada almarhumah ibu Ziyi.

Setelah itu, kalian bergabung dengan teman-teman sekelas yang lain yang kalian temukan di sana.



Kamu menyadari sesuatu. Sejak beberapa saat yang lalu kamu berada di rumah ini, kamu belum ada sekali pun melihat batang hidung Ziyi.

Sebenarnya, kamu antara peduli dan tidak peduli. Kamu pun bertanya-tanya mengapa kamu sampai mencari anak menyebalkan tersebut. Tetapi, entahlah. Hati kecilmu mengatakan bahwa kamu harus mencari dirinya.



Kamu akhirnya meminta izin pada teman-temanmu untuk keluar sejenak, dengan alasan mencari udara segar. Dengan langkah pelan, kamu mulai menyusuri halaman rumah Ziyi. Mencoba mencari sosoknya di tengah cahaya malam yang minim.

20 Days 🔹 Idol ProducerWhere stories live. Discover now