*11*

9 0 0
                                    

Rey menghampiri Ranti yang sedang asik ngobrol dengan Rani.
"Ranti, gue mau ngomong sesuatu," kata Rey gugup.
"Mau ngomong apa?" Tanya Ranti.
Mendengar pertanyaan Ranti, Rey hanya melirik Rani.
"Gue duluan ya, Ti. Kebetulan gue ada janji sama Galang," kata Rani seolah tahu apa yang di maksud Rey dengan isyaratnya.
"Oh..okay," jawab Ranti.
Setelah Rani beranjak pergi, Rey langsung duduk di samping Ranti.
"Tadi loe mau ngomong, apa?" Ranti mengulang pertanyaannya.
"Ran," Rey menghela nafas sebelum meneruskan ucapannya.
"Gue... suka sama loe," ucap Rey cepat.
"Hah!" Ranti tersentak kaget.
"Gue tahu, ini terlalu cepat. Tapi, gue gak tahan buat mendam ini terus, Ran. Sorry," kata Rey.
"Loe gak salah kok, Rey. Seorang cowok bisa menyukai seorang cewek itu gak salah kok, tapi loe paham kan. Apa yang gue pikirin sekarang?" Tanya Ranti.
"Ya.. gue paham. Loe belum bisa move on dari Rahmat," jawab Rey dengan nada kecewa.
"Sekali lagi maaf, Rey," kata Ranti sebelum ia pergi meninggalkan cafe.
      Rey menghampiri Galang dan Rani. Dengan muka murungnya.
"Gimana Rey? Berhasil?" Tanya Galang.
"Ranti ternyata masih belum bisa move on, dari Rahmat," jawab Rey lesu.
"Loe yang sabar ya, Rey. Tapi memang benar, Ranti butuh waktu buat lupain masa lalunya," kata Rani.
Melihat kawannya sedang patah hati. Galang langsung menghiburnya.
"Ya udahlah sob, loe berdo'a aja. Moga Ranti cepat move on," hibur Galang.
Rey hanya mengangguk. Lalu ia meninggalkan Galang dan Rani, masuk ke dalam ruangannya.
"Kasihan ya.. Rey," kata Rani.
"Itu mah masih mending, dari pada aku. Dapetin hati kamu aja, aku rela hampir terjun dari atas gedung," Galang mengungkit masa lalunya.
"Ya salah situ, sendiri. Buktiin cinta gak usah sampe harus terjun dari atas gedung," ejek Rani sebelum ia pergi.
      Di ruangan Rey. Rey hanya diam sambil merenung.
"Sampai kapan sih, gue mesti nunggu?" Gumamnya.

nothing is impossibleWhere stories live. Discover now