3⃣5⃣

3.6K 725 197
                                    

"Jangan pergi, hyunngg. Menginap saja di siniiii.." Hyungseob bergelayutan pada lengan Woojin yang sedang merapikan dasinya.

Sudah jam 7 malam, Woojin harus pulang untuk menyiapkan barang bawaannya bertugas lusa nanti. Tapi kekasihnya yang mungil ini berkali-kali merengek dan kembali menarik dasi Woojin yang sudah rapi hingga terlepas lagi. Sejujurnya kalau bisa, dia ingin menginap.

"Tapi aku memakai pakaian dinas, sayang. Tidak mungkin tidur dalam keadaan seperti ini." Woojin melepas tangan Hyungseob yang mulai menarik dasinya lagi dengan lembut.

"Aku akan meminjamkan bajuku padamu, jadi menginap saja ya?" Matanya mengerjap memohon dengan lucu, sangat menggemaskan. Woojin sampai tidak tega menolak permintaan kelinci mungilnya, tapi mau bagaimana lagi?

"Ukuran kita berbeda, bunny. Aku janji akan datang pagi-pagi besok." Tangannya menahan jemari Hyungseob yang mulai menggerayangi dadanya untuk menarik dasinya yang sudah rapi kesekian kalinya.

"Tidak mauuuu, pokoknya menginap, menginap, menginap. Hyung bilang hyung akan pergi dua hari lagi, aku tidak mau menyia-nyiakan waktuuu." Rengeknya sambil menghentakan kaki beberapa kali.

Woojin menangkup wajah Hyungseob agar bisa menatapnya, "aku harus pulang, sayang. Ada banyak yang harus disiapkan untuk bertugas nanti, lagipula tidak mungkin aku tidur dengan pakaian dinas."

Hyungseob memanyunkan bibirnya, "tapi lusa nanti hyung akan pergi dan entah kapan kau pulang.."

"Aku hanya ingin bersama hyung lebih lama.." lanjutnya mencicit kecil.

Pria itu tidak bisa berbuat apa-apa, karena kenyataannya ia juga ingin lebih lama melewati waktu bersama kekasihnya. Sepertinya tidak masalah menunda packing demi menemani Hyungseob. Toh pemberangkatannya masih dua hari lagi, dia juga bisa menyuruh Jihoon yang menganggur di apartement.

"Baiklah, aku menginap malam ini. Tapi besok aku benar-benar harus pulang, jadi jangan menahanku lagi, setuju?"

Hyungseob langsung mengangguk dengan senyuman lebarnya, "setuju!! Ayo kita ke kamar!!" Si mungil langsung menarik lengan Woojin sebelum pria itu siap, membuat kakinya harus terantuk sofa tapi tidak dipedulikan kelinci manis itu.





"Hyung, hyung ingin yang mana? Ini? Atau ini? Tapi apa ini ukurannya pas untukmu? Sepertinya tidak, kalau begitu yang putih itu bagaimana? Eh, tapi jangan, itu juga kekecilan bagiku. Kalau begitu yang coklat saja ya? Memangnya muat? Sepertinya tidak juga... Ish, kenapa hyung besar sekali sih?"

Hyungseob merungut sebal di depan lemarinya, ia mengeluarkan beberapa baju yang sekiranya muat ditubuh Woojin, tapi tidak ada satupun bajunya yang pas di pria itu. Mengingat tubuh proporsinya yang jangkung sementara Hyungseob memiliki tubuh yang mungil.

Tangan Woojin terulur meraih pinggang ramping yang kini sudah terbalut piyama dan memeluknya dengan lembut, ia menumpukan dagunya pada bahu sempit si mungil. "Tidak perlu repot-repot, dear. Aku tetap memakai seragamku saja." Ujarnya di akhiri mengecup pipi Hyungseob.

Hyungseob semakin merungut, "tapi seragam hyung tajam."

"Tentu saja aku akan melepas jas dan dasiku, sayang." Woojin terkekeh pelan.

Hyungseob menundukkan kepalanya dan menarik-narik ujung lengan kemeja biru pada kedua tangan yang melingkar dipinggangnya. "Yang ini tidak hyung lepas?"

Woojin ikut melirik kebawah melihat hal yang dimaksud Hyungseob, "maksudmu kemejaku?"

Kelinci manis itu mengangguk.

"Kau ingin aku tidur tanpa memakai baju, hm?"

Dengan masih memainkan lengan kemeja Woojin, Hyungseob berucap, "Jihoon hyung bilang kalau hyung tidak memakai baju itu adalah kesempatan terbesarku."

[√] Blind Date; JinSeobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang